Sakura kini masih memeluk tubuhnya erat. Wajah gadis itu terlihat pucat, bahkan seluruh tubuhnya nampak menggigil hebat. Dengan perlahan Sakura beranjak dan berjalan kearah dapurnya.Gadis itu mengambil membuka laci dan mengambil obat penurun demam. Sakura pun langsung meminum obat itu dan mendudukan dirinya pads bangku.
Sakura hanya sendirian dirumah itu. Kedua orang tuanya meninggal saat dia masih kecil. Lalu ia dirawat oleh neneknya, namun saat ia berusia 19 tahun, neneknya pun meninggalkan dirinya untuk selamanya.
Mengingat hal itu semua membuat Sakura mengeluarkan air matanya. Gadis itu menangis saat semua orang yang dia sayangi pergi meninggalkannya sendirian di dunia ini. Sakura terisak kuat, menangisi kehidupannya yang begitu kesepian.
Lalu, dengan perlahan seseorang menyentuh wajahnya dengan lembut. Sakura mendongak dan mendapati Sasuke yang kini berada di hadapannya, tangan dingin itu mengusap air matanya.
"Tidak ada gunanya menangisi seseorang yang telah pergi, mereka tidak akan senang saat melihatnya.. Berbahagialah," kata Sasuke dengan lembut.
Sakura semakin menangis keras, gadis itu mencengkram baju Sasuke dengan kuat. Sasuke memeluk Sakura dan mengusap rambutnya dengan lembut. Pemuda itu membiarkan Sakura mencurahkan isi hatinya pada dirinya.
"Menangislah sepuasmu, dan setelah ini .. Jangan pernah menangis lagi."
~Keesokan Harinya~
Matahari mulai terbit dengan cerahnya. Banyak burung yang berkicau merdu pada pagi hari, banyak orang yang berlalu lalang untuk kerja.
Kecuali Sakura, gadis itu masih terbaring dengan menutup matanya di atas ranjang. Namun, tubuhnya tidak sepucat sebelumnya. Beberapa waktu kemudian kedua kelopak mata gadis itu bergerak dan terbuka perlahan.
Sakura menatap sekelilingnya, gadis itu perlahan beranjak duduk sehingga sesuatu terjatuh dari atas keningnya. Sakura menatap sebuah kain yang barusan terjatuh dari keningnya. Lalu ia menatap atas nakas dan mendapati wadah air di sana.
Lalu di samping itu pula terdapat sebuah nampan yang berisi bubur, air minum dan obat penurun panas. Tidak jauh dari sana terdapat sebuah kertas, Sakura mengambil kertas itu dan menatap sekelilingnya dengan bingung, gadis itu penasaran siapa yang mempersiapkan hal ini.
Sakura membuka lipatan kertas itu dan membacanya.
*Istirahatlah... Tetaplah semangat dan selalu jagalah kesehatanmu.*
Sakura tersenyum tipis saat membacanya, gadis itu bergumam pelan, "Terimakasih."
***
Kesehatan Sakura pun semakin membaik. Gadis itu mulai bisa beraktivitas seperti biasanya. Namun, ada sesuatu yang membuatnya khawatir.
Sudah 3 hari Sakura tidak memberi kabar tempat kerjanya. Gadis itu hanya bisa berdoa sgar dirinya tidak di pecat nanti. Sakura mempersiapkan dirinya untuk kembali bekerja, meski pun dalam hatinya merasa bahwa itu bukanlah yang mungkin.
Beberapa waktu berlalu, kini gadis itu sudah berada di depan pintu masuk restoran tempat kerjanya. Sakura meneguk air liurnya gugup, dengan perlahan gadis itu membuka pintu restoran.
"A-aku datang...." kata Sakura dengan takut-takut. Ia mendapati bos-nya yang menatap dirinya dengan tajam.
"Aku ingin mendengar alasanmu, kenapa tiga hari ini kau tidak masuk kerja?" tanya bosnya dengan tatapannya yang tajam.
Sakura menundukkan kepalanya takut, "Maafkan aku bos.. Aku sakit beberapa hari yang lalu."
"Setidaknya kau mengabari kami! Kau membuat kami kewalahan selama tiga hari ini! Maaf Sakura, seseorang telah melamar kerja di sini untuk menggantikanmu, kau tidak bisa bekerja lagi di sini."
Deg
Sakura terkejut, gadis itu menatap Hinata yang kini tengah menatapnya sedih. Lalu seseorang yang asing nampak sibuk melayani pelanggan, Sakura yakin bahwa dia adalah orang yang menggantikannya.
"Bisakah memberi saya kesempatan bos? Saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi," mohon Sakura kepada bos-nya itu.
Bos Sakura menggeleng, "Tidak bisa, maaf... Sepertinya kau harus mencari pekerjaan lain. Dan ini uang gajimu bulan ini... "
Bos Sakurq memberikan amplop yang berisi uang pada gadis itu. Sakura menerimanya dengan sedih, gadis itu menatap Hinata yang kini menatapnya juga, dengan susah payah Sakura tersenyum pada gadis itu.
Hinata menatap Sakura dengan sedih, gadis itu nampak ingin menangis kala melihat keadaan Sakura. Dalam hatinya ia terus mengucapkan maaf pada Sakura.
"Terimakasih, saya pamit dulu.. " lirih Sakura pada bosnya dan melangkah pergi dari restoran itu.
Sakura berjalan dengan pelan, matanya mulai berkaca-kaca. Tangannya langsung mengusap air matanya yang terjatuh dengan cepat.
"Aku harus bagaimana?" lirih Sakura dengan sedih, gadis itu bingung ingin mencari pekerjaan di mana?
Dikota tersebut sangatlah sulit untuk mencari pekerjaan. Bahkan Sakura membutuhkan usaha yang extra untuk mendapatkan pekerjaan sebelumnya. Namun, kini sia-sia, gadis itu telah dipecat dari sana dan kini tidak tahu harus kemana lagi.
Sakura mendudukan dirinya di taman, hari yang begitu cerah tidak mencerminkan hatinya yang kini diselimuti oleh kesedihan. Sakura mencoba menahan tangisnya, namun baginya sangat sulit untuk dia lakukan.
"Ambilah... "
Sakura mendongak saat seseorang menyodorkan tisu kepadanya. Perlahan matanya menatap wajah sang pemilik, gadis itu mendapati Sasuke yang tengah tersenyum tipis padanya.
"Te-terimaksih, dan maaf untuk beberapa hari yang lalu," lirih Sakura menerima pemberian Sasuke. Sasuke menganggukkan kepalanya, dan dengan santainya pemuda itu duduk di samping Sakura, "Hmm, tidak perlu minta maaf."
Sakura merasa canggung karena kehadiran Sasuke. Gadis itu hanya diam dalam keheningan, tidak berani membuka suara terlebih dahulu.
"Kau ingin Ice Cream?" tawar Sasuke pada gadis itu. Sakura sedikit tertegun, namun ia menganggukkan kepalanya. Jujur ia sudah lama tidak memakannya.
Sasuke tersenyum saat mendengar persetujuan Sakura, "Aku akan membelinya sebentar, kau tunggulah di sini."
Sakura kembali menganggukkan kepalanya patuh. Sasuke beranjak dan mendekati pedagang Ice Cream yang tidak jauh darinya. Mata gadis itu memperhatikan Sasuke yang begitu ramah pada orang-orang yang melewati dirinya.
"Ah... Jatuh cinta ya?" suara seseorang di dekat telinganya membuat Sakura merinding seketika. Sakura membalikkan badannya namun tidak mendapati siapa pun di sana.
"Siapa?" gumam Sakura dengan bingung, ia yakin bahwa barusan mendengar seseorang berbicara di depan telinganya.
"Ini untukmu," kata Sasuke yang baru saja datang sambil membawa Ice Cream ditangannya. Pemuda itu memberikan Sakura Ice Cream rasa Coklat.
"Terimakasih, kebetulan sekali aku menyukai rasa coklat," kata Sakura dan menjilati Ice Cream itu dengan lahap.
Sasuke terdiam mendengar ucapan Sakura. Sebelumnya ia hanya membeli Ice Cream itu secara bebas karena tidak mengetahui rasa kesukaan gadis itu, ia memutuskan untuk membeli rasa kesukaan cinta pertamanya pada masa lalu. Tidak pernah ia sangka bahwa kesukaan Sakura akan sama pada cinta pertamanya.
"Kau.. Kau menyukai warna hijau?
"Hmm? Bagaimana kau tahu?" bingung Sakura. Sasuke menggeleng, "Hanya menebak, makanlah."
Pernyataan dari Sakura membuat Sasuke benar-benar terdiam. Pemuda itu menatap Sakura yang kini tengah asik memakan Ice Creamnya. Senyum timbul diwajah tampannya, pemuda itu merasa bahagia meskipun kebahagiaan itu belum terlihat jelas di hatinya.
***
Lagi ngerjain ekonomi, tpi karena pada dasarnya otak dah standar jadi balik rebahan sambil buat ini, hahaha... Udah pusing ngerjain pr ekonomi, ngitung duit gede tapi duitnya gak ada :)
Si doi chat duluan tumben :v
KAMU SEDANG MEMBACA
|Sasusaku|Find You Again
RomansaTes! Tes! Setetes air mata jatuh bersamaan dengan darah yang jatuh ke lantai, seorang gadis itu tampak kecewa pada seorang pemuda yang kini menghunuskan pedang ke perutnya. "Kamu bodoh Sakura, bodoh sekali," kata pemuda itu sembari menekan dengan...