SESI upacara telah berakhir. Beruntung Qlaula tidak mendapatkan hukuman karena langsung disuruh baris oleh Pak Wibowo. Biasalah, anak kesayangan guru.
Sayangnya Qlaula tidak sempat menaruh tas di kelasnya, sehingga ranselnya Masi berada di pojokan lapangan upacara-tempat menaruh tas murid-murid yang terlambat.
Qlaula sangat malas membawa tas itu ke kelasnya. Terlebih lagi ia akan menjadi pusat perhatian karena telat. Sudut matanya mencari seseorang yang ia kira bisa untuk dijadikan babu sesaat.
"Loh, itu Arcel! Bisa kali nih," monolog Qlaula.Dengan cepat Qlaula menghampiri Arcel.
"Arceelll!!! Boleh minta tolong gak?"Sang pemilik nama pun menoleh ke arah sumber suara. "Hmm, minta tolong apa laa?"
"Tolong bawain tas gue ya ke kelas, tadi gue telat soalnya," jawab Qlaula sambil menunjuk ke arah tas di pinggir lapangan. Arcel hanya bisa tersenyum mendengar permintaan Qlaula.
"Tolong ya celll, Arcel kan baikk," rayu Qlaula sambil menunjukkan cengiran khasnya.
"Hahaha iyaa, iyaa ulaaa," Arcel menghampiri tas berwarna lilac itu dan memakainya menuju kelas mereka.
XI MIPA 1
Dikenal dengan kelas favorit, kelas unggulan, dan kelas yang mengerikan. Bagaimana tidak? Seluruh murid yang menempati kelas itu adalah orang orang pilihan dengan kepintaran yang tidak biasa. SMA Galaksi merapkan sistem filtrasi pada kelas XI dan XII.Qlaula dan Arcel berjalan beriringan memasuki kelas. Arcel yang sedang menggendong tas wanita dan menaruhnya di kursi Qlaula itu mendapatkan perhatian dari seisi kelas.
"Ulaa, gue taro sini yaa."
"Iyaa, makasih banyak ya Cell!"
Arcel membalas dengan senyuman. Senyuman yang mampu membuat banyak orang terpesona. Tapi tidak dengan Ula. Ia masih menerapkan prinsip menyukai cowo yg lebih pintar darinya itu.
Tanpa disadari, dari kejauhan Mahen melihat Arcel yg membawakan tas Qlaula. Harusnya gue aja yang bawa tasnya Ula, batin Mahen.
Bunyi bel kelas mengalihkan perhatian semua murid. Mereka kembali ke tempat duduknya masing masing. Bu Rina memasuki kelas dan memulai pembelajaran fisika. Hari Senin yang sangat menyenangkan karena diawali dengan pelajaran fisika. Sungguh hari yang indah bukan?
Bu Rina tersenyum sekilas mengingat ia memasuki kelas yg dipenuhi murid-murid cerdas. Ia memeriksa lembaran materi yang ia bawa setelah itu memulai kelasnya.
"Halo anak anak, hari ini kita masuk ke bab baru. Karena ini kelas unggulan, jadi ibu rasa gausah repot-repot untuk menjelaskan ke kalian lah ya"
Seisi kelas menangapi ucapan Bu Rina dengan senyum dan masih dibawa santai. Santai lah kan anak-anak pintar.
"Sekarang ibu mau kalian menjawab soal yg ibu berikan dengan cepat. Ibu yakin kalian bisa menjawab walaupun belum ibu bahas"
Seketika semua murid memasang konsentrasi yang tinggi. Mereka akan saling mendahului untuk menjawab. Inilah salah satu ciri khas kelas MIPA 1.
"Yang mengangkat terlebih dahulu maka ia yang mendapatkan kesempatan untuk menjawab, paham?"
"Paham Bu," jawab semuanya dengan serentak.
"Sebutkan bunyi hukum-" Qlaula mengangkat tangan.
"Izin menjawab, bunyi Hukum Hooke yaitu bila gaya yang diberikan pada sebuah pegas ngak melebihi batas elastisitasnya, pertambahan panjang pegas akan berbanding lurus dengan gaya yang diberikan." Seisi kelas hening seketika. Bu Rina bahkan heran karena ia belum selesai menyebutkan soal nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ACITYA ACINTYA - Ilmu pengetahuan melampaui segalanya -
Fiksi RemajaPersaingan peringkat paralel di SMA Galaksi sangatlah ketat. Nilai rata-rata yang Hampir sama itu tidak berlaku bagi peringkat pertama, tetapi hanya berlaku bagi peringkat kedua kebawah. Peringkat 5 besar paralel: Qlaula Pradita Rata-rata : 97,85 A...