Bagian 7 : lama tidak berjumpa

78 8 0
                                    

"mengingatmu sama dengan mengingat masa kelam itu."

Arion, 2023.

***

Erina terbangun setelah mendengar alarm di handphone-nya berbunyi. Dia menatap layar ponsel dan melihat pukul berapa sekarang. Terlihat di layar menunjukkan pukul 05.00 perlahan-lahan Erina mencoba untuk duduk supaya tidak tertidur kembali.

Erina menatap kosong ke depan. Mungkin karena masih tidak memliki tenaga untuk berpindah dari tempat tidurnya. Dia melihat ke sebelah kanan tempat tidurnya yang terdapat sebuah meja. Dia membuka laci meja tersebut dan mengambil sebuah foto. Erina mengambil fotonya bersama Arion saat hari kelulusan sekolah menengah pertama.

"Dari awal aja nggak pernah kelihatan senyumnya. Sekarang lebih parah lagi. Kalau lagi tatap orang kayak ngajak berantem. Semua orang di tatapnya kayak gitu, nggak ada pengecualian khusus aku." Erina bermonolog sambil mengelus foto tersebut.

"Aku nggak pernah pasang foto kamu di kamar. Selalu aku simpan di laci. Kamu bilang nggak mau ketemu orang tuaku dulu, soalnya belum menemukan waktu yang tepat. Jadi aku rahasiakan wajah kamu ke mereka. Aku juga sengaja suruh papa sama mama nggak keluar rumah waktu kamu jemput aku. Takut kamu marah dan nggak jemput aku lagi" Erina tersenyum.

"Kamu seram kalau lagi marah, Rion. Walau nggak pernah bentak, tapi lihat kamu diam sambil tahan marah aja udah bikin orang ketakutan." Erina terus tersenyum mengingat kelakuan Arion.

Erina menaruh fotonya kembali ke dalam laci. Mengingat masa lalu sama dengan membuka luka lama. Begitulah yang dipikirkan oleh Erina. Mengingat bagaimana dia menjadi satu-satunya saksi mata yang melihat Arion dipukuli oleh 5 kakak kelasnya dan, Erina satu-satunya orang yang menolong Arion dan membawanya ke rumah sakit. Pada saat itu Erina bersusah payah memberhentikan kendaraan yang lewat untuk mengantarkan mereka ke rumah sakit. Erina sangat berjasa di hidup Arion.

Setelah selesai mandi, Erina keluar dari kamarnya dan menemui mamanya di dapur.

"Hari ini jadi temenin Erin belanja, Ma?" Tanya Erina saat sampai di dapur.

"Iya dong." Jawab Clara.

Hari minggu, Erina sibuk membuat batagor. Resep turunan dari neneknya disimpan baik olehnya.

"Kalau gitu Erin siap-siap, ya." Erina kembali ke kamarnya untuk bersiap siap.

Erina hanya mengambil tas dan menaruh beberapa uang di dompet. Dia juga tidak mengganti sendalnya. Setelah itu Erina kembali ke dapur dan menunggu mamanya selesai merapikan tempat tersebut.

"Ayo, cepat berangkat. Nanti tahunya keburu habis." Ujar Clara sambil menarik tangan Erina.

Ibu dan anak itu mengendarai motor. Keduanya tampak terlihat lucu. Jika di bonceng Clara, Erina selalu memeluk erat mamanya itu. Sambil menikmati suasana jalan raya di pagi hari. Cuaca cukup dingin pagi ini.

"Kata Arion batagor Erin enak." Erina bercerita.

"Dia suka?" Tanya Clara.

Erina mengangguk pelan. Dia tersenyum mengingat Arion yang pertama kali mencicipi batagor buatan Erina. Gadis itu mengingat kembali ekspresi wajah Arion. Cowok itu berkata bahwa batagor masakan Erina enak, namun raut wajahnya tanpa ekspresi.

ArionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang