Bagian 5 : Keluarga baginya Adalah Rumah

159 13 0
                                    

"Mengenang mu adalah cara terbaik untuk berterima kasih."

Arion, 2023.

***

Merapikan meja belajar sambil mendengarkan lagu kesukaannya, Arion baru saja mengerjakan tugas sekolah yang diberikan satu minggu yang lalu. Sebuah headset menggantung di telinga, sambil bernyanyi mengikuti iringan lagu yang didengarkan.

"Tumben belajar?" Seorang laki-laki datang ke kamar Arion tanpa mengetuk pintu.

Tidak ada sahutan dari Arion. Jelas saja, dia sedang mendengarkan lagu dengan volume tinggi.

"Woy beban hidup gue." Cowok itu mengambil headset yang menggantung di telinga kanan Arion.

"Bang Bara, Kaget gue!." Celetuk Arion. "Kalau masuk kamar orang tuh ketuk pintu dulu." Sambungnya.

"Udah tadi, pakai salam pula. Emang dasarnya lo aja yang dengerin lagu sampai volumenya jebol." Sahut Bara.

Cowok itu bernama Bara Adhitama. Dia anak pertama yang membantu bundanya mencari uang setelah ayahnya meninggal. Dia kakak Arion yang selalu memperhatikan pendidikan adik-adiknya. Bara sangat berpengaruh di hidup Arion. Selain menjadi seorang kakak, dia merupakan ATM berjalan bagi Arion. Kalau bukan karenanya, sampai sekarang Refaless tidak memiliki markas.

"Di panggil bunda, suruh makan." Bara berteriak tepat di telinga Arion.

"Yaudah sana keluar dulu, habis ini gue nyusul." Arion mendorong Bara.

"Awas aja Lo sampai nggak turun-turun." Bara menunjuk wajah Arion sebagai bentuk ancaman. Kakak beradik itu memang selalu ribut jika di satukan.

Mendengar Arion akan menyusul, Bara meninggalkan Arion sendiri di kamarnya. Namun, saat berbalik badan, seseorang menelepon Arion. Dari situ Bara mengurungkan niatnya. Dia merebut handphone Arion.

"Erina." Bacanya pada nama yang tertera di layar handphone. "Pakai lope lope lagi. Pacar Lo, ya."sambung Bara.

"Sini balikin hp gue." Arion mencoba merebut handphone-nya dari Bara.

"Jawab dulu baru gue balikin." Bara menyembunyikan handphone Arion di sakunya, berusaha menjauhkan dari pemiliknya.

"Bang udahlah nggak usah kepo." Arion kesal.

Bara terus menjahili Arion."Ya, kepo dong. Lo itu adik gue, sekolah juga gue yang biayai. Kalau pacaran gini bakal ganggu sekolah lo."

Bara dan Arion berlari di kamar. Seperti anak kecil yang sedang bermain kejar-kejaran, mereka mengelilingi kamar beberapa putaran.

Tak lama Bara memberhentikan Arion yang terus mengejarnya. "Sekarang gue tanya sama lo." Ujar Bara sambil kelelahan. "Siapa Erina?" Tanyanya.

"Gue berhak buat nggak jawab." Jawab Arion dengan ketus.

"Ya, udah kalau gitu." Bara menatap Arion, ada senyum licik terpampang di wajahnya.

"Lo nggak lupa kan?" Pertanyaan Bara membuat Arion mengernyitkan dahi.

"Nggak lupa apa?" Ketus Arion.

ArionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang