Bagian 29 : Rencana

56 5 0
                                    

"Ada banyak rencana, namun tuhan belum tentukan."

✨✨✨

"Ternyata temannya Kai banyak, ya." Mama Kai datang sambil membawa beberapa cemilan.

"Iya, Ma. Ini teman-teman Kai di sekolah." Dengan suara seperti anak kecil, Kai bercerita pada mamanya. Jelas terlihat bahwa Kai sangat manja pada mamanya.

"Mana yang selalu bawa laptop kemana-mana?" Tanya mama Kai.

"Mama." Kai menarik mamanya untuk pergi dari segerombolan teman-temannya.

"Lho, kenapa Kai? Mama cuma mau tahu mana yang namanya Alano, kata kamu dia suka bawa laptop kemana-mana kayak papa kamu." Penjelasan mamanya terdengar oleh teman-teman Kai, bukannya marah, justru mereka malah mentertawakan Alano yang sedari tadi hanya diam.

Kai sedang membawa mamanya menjauh dari teman-temannya. Hal itu justru dijadikan kesempatan untuk memakan cemilan dan makanan lainnya yang disediakan oleh Kai dan mamanya.

Owen mengambil kue gulung kesukaannya. "Terakhir makan kue gulung waktu ulang tahunnya adik gue."

"Kapan adik lo ulang tahun, Wen?" Samudra bertanya sambil menuangkan kopi ke gelas.

"Bulan lalu." Owen menjawab dengan wajah kegirangan.

"Kayak bocah dikasih permen kaki. Seneng banget lo." Celetuk kenzo.

"Kan gue udah bilang, terakhir gue makan kue gulung waktu adik gue ulang tahun."

"Ya, tapi adik lo ulang tahun baru sebulan yang lalu. Bukan seabad yang lalu." Timpal Jayden.

Disela itu, Arion hanya diam sambil melihat ke penjuru rumah Kai. Ada banyak barang antik yang dipasang. Di dinding rumahnya ada sekitar 10 lebih bingkai foto dengan foto yang berbeda di dalamnya.

"Kenapa?" Alano bertanya, memastikan keadaan Arion baik-baik saja.

"Nggak apa-apa, cuma asing aja sama ini rumah." Jelas Arion.

"Wajar." Jawaban singkat Alano.

Arion tidak membalas lagi ucapan Alano. Memikirkan apa maksud kedatangan anggota Refaless ke rumah Kai, bagaimana kini hidupnya kian rumit karena perjodohan.

"Ayo, bang kita mulai. Keburu nyokap gue datang." Kai yang berlari dari arah dapur langsung berucap.

Semua orang fokus pada Arion. Sekitar 15 anggota hadir. Itu jumlah yang Arion tentukan untuk mengikuti rapat kali ini. Karena Kai mempersilahkan Refaless untuk rapat di rumah, mengingat markas mereka sudah hancur.

Arion menarik nafas dan membuang dengan kasar. "Sebelumnya gue mau makasih sama Lo, Kai." Semuanya mendengarkan Arion.

"Santai aja, Bang. Rumah gue terbuka buat Refaless. Mau makan di sini, mandi di sini juga nggak apa-apa, gue iklhas." Kai mengatakannya dengan sungguh-sungguh.

"Kalau gitu gue numpang hidup di sini boleh, ya, Kai?" Owen bertanya.

"Kalau itu lebih nggak punya malu sih Bang kata gue." Kai memukul pundak Owen pelan.

ArionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang