Zeus dan Tethis bersepakat melakukan perjalanan ke sebuah gunung yang tingginya menjulang menyentuh lapisan awan. Di puncak gunung itu terdapat sebuah tempat sakral, yaitu tempat bersemayamnya para Moras.
"Aku bahkan tak ingat bagaimana rupa ibunya." Zeus memecah keheningan, "Bagaimana kau mampu mengenalinya sebelum aku menemukannya?"
"Satu roh penunggu danau melihat kedatanganmu, ia berkisah padaku tentang penyamaranmu." Tethis mulai menjelaskan, "Ia berkisah bagaimana sebuah petir datang menyambar tanah di tepian danau itu, lalu seorang lelaki muncul begitu saja ketika kilat petir itu mereda. Lelaki itu menetap di rumah tepi danau beberapa hari. Roh itu mendengar suara bagaimana kalian bercinta setiap malamnya. Hingga suatu hari, petir kembali menyambar dan lelaki itu menghilang. Setiap hari, roh itu menyaksikan bagaimana perempuan cantik itu duduk termenung dengan pandangan kosongnya di tepian danau, seolah ia tak sadar apa yang selama ini terjadi padanya."
"Aku cukup sibuk berkelana dari hari ke hari, aku tidak begitu mengingat apa yang aku lakukan dengan wanita itu." Zeus sempat terkekeh bercanda, "Tetapi aku sangat yakin, pastilah ia berwajah manis mempesona."
"Wanita itu hamil dan melahirkan seorang diri, tetapi adik laki-lakinya datang dan turut membantunya mengurus bayi itu." Thetis melanjutkan, "Adik laki-lakinya sempat ingin menenggelamkan Minos ke danau begitu menemukan simbol kelahiran aneh di tubuh Minos. Mendengar kisah itu, aku pergi menemui Moras, menanyakan maksud dari kelahiran Minos. Para Dewa Moras berkata bahwa kelahiran Minos akan membawa kemenangan. Aku tahu ia adalah darah dari darahmu dan seorang pembawa kemenangan, maka aku menawarkan sebuah kesepakatan dengan Raja Epesia. Bahwa aku dapat memberikan Minos padanya untuk menguasai dunia, dengan begitu kau akan mengakuiku dan meninggikan tahtaku."
"Apakah Nirvana masih menjadi ambisimu, Tethis?" Zeus bertanya dengan nada mencemooh, "Kau telah mengorbankan kejayaan putramu dan masih saja gagal meninggikan tahtamu sebagai Dewi. Kini kau memanfaatkan darah dari darahku? Apakah menghapus ingatan Minos tentang jati dirinya akan membantumu meninggikan derajatmu?"
Tethis sempat berhenti berjalan, "Aku menghapus ingatannya tentang apapun yang akan menghalanginya menjadi seorang pemenang."
"Tidak, Thetis." Zeus menyangkal cepat, "Kau menghapus ingatannya sebagai bentuk balas dendam. Dahulu kala, anakmu sempat jatuh dalam kekalahan akibat rasa cintanya yang terlalu besar pada kekasihnya. Kau tak ingin hal serupa terjadi pada Minos. Ini adalah bentuk balas dendam terhadap kekalahanmu di masa lalu."
"Tidak—"
"Jangan gunakan Nirvana sebagai alasanmu dalam peperangan ini. Tempat itu tetaplah suci dan hanya diperuntukkan bagi kami keturunan murni Chronos." Zeus menghentikan langkah begitu sampai tepat di depan gerbang kediaman Moras, "Ingatlah, Tethis. bahwa aku tidak pernah berujar setuju untuk bersekutu denganmu."
"Lalu mengapa kita melakukan perjalanan ini?" Tethis bertanya, mulai tak nyaman dengan situasinya kini.
"Demi kejayaanku."
Keduanya melangkah memasuki gerbang sakral itu. Begitu gerbang dibuka, nampaklah sebuah ruang terbuka yang dikelilingi oleh pepohonan rindang dan bunga-bunga asri. Di ruang terbuka itu, duduklah tiga Dewa berjejer selaras satu sama lain, tangan mereka terus sibuk memintal benang merah tanpa henti. Sesungguhnya, Moras bukanlah nama yang mewakili seorang dewa, melainkan nama yang mewakili tiga bersaudara yang mengendalikan nasib dan takdir setiap manusia. Ketiga Dewa tersebut adalah Kloto, Lakesis, dan Atropos. Kloto adalah saudara yang paling muda, tugasnya adalah menentukan dan mengendalikan kelahiran manusia. Lakesis adalah saudara tengah, tugasnya adalah menentukan umur manusia dan memilih takdir yang harus seseorang jalani. Atropos adalah saudara tertua, tugasnya adalah menentukan dan mengendalikan kematian manusia. Ketiganya bekerja berdekatan memintal benang merah kehidupan setiap manusia di dunia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA
FanfictionDalam dunia ini, setiap kerajaan harus dipimpin oleh seorang Alpha, mengingat Alpha selalu berada di atas rantai kekuasaan dan kekuatan. Naasnya, keturunan pertama dari Raja dan Ratu Ansaladus terlahir sebagai Omega. Di tengah upaya mereka melindung...