Chapter X: The Omega

3K 322 58
                                    

Kegaduhan terpicu di pemukiman pasukan Igulapis. Para prajurit Alpha mulai merasa gusar gelisah, begitu juga dengan Haemon. Ia berjalan mondar-mandir mencoba menahan rasa penasarannya. Ada aroma begitu sedap yang datang dari arah tenda Nunos, sebuah aroma khas yang dapat memicu minat para Alpha untuk berkawin mengejar sang Omega. Tetapi seluruh prajurit paham betul, bahwa tenda itu berisikan Pangeran ningrat yang seluruhnya terlahir sebagai Alpha.

"Apakah Agimona membawa seorang omega bersamanya?" Akili yang turut gelisah juga datang menghampiri Haemon.

"Tidak." Haemon memandang heran, "Apa kau pikir Agimona adalah seorang yang gemar berkawin dengan asal begitu saja? Dia punya martabat."

"Lalu siapa yang menyebar feromon sekencang ini? Tenda itu seluruhnya berisi para Alpha, tak ada pula feromon Alpha yang mampu membangkitkan hasrat berkawin Alpha lain seperti ini." Akili memperhatikan keadaan sekitar, beberapa terapis membagikan minuman penekan hasrat bagi para Alpha, "Apa yang terjadi di dalam tenda itu, Haemon?"

Haemon tak mampu memberi jawaban apapun, matanya memandang jauh ke arah dimana tenda Pangerannya berada. Sedang di dalam tenda itu, Yesua bertukar pendapat dengan para terapis dan perawat yang hadir. Seluruh dari mereka yang hadir di tenda itu adalah seorang Omega, kecuali Yesua.

"Jika feromon Nunos tak berpengaruh pada kalian, tetapi berpengaruh pada para Alpha di luar sana, maka hanya ada satu kesimpulan." Yesua berhadapan dengan para terapis itu, "Nunos adalah seorang Omega."

"Maafkan kelancangan kami, Yesua." Salah satu terapis yang berusia lebih tua dibanding yang lain mulai angkat suara, "Tetapi aku ada di sana ketika Istana menyalakan lonceng, mengumumkan kelahiran Agimona. Aku ada di sana ketika para prajurit menyebar kabar kelahiran Pangeran kami sebagai Alpha. Agimona terlahir sebagai Alpha."

"Apakah kau turut hadir diantara para sesepuh yang membantu kelahirannya?" Yesua kembali bertanya, "Kebenaran tak selamanya benar."

"Apa maksudmu kerajaan menyebar berita palsu kepada kami di hari kelahiran Agimona?" Terapis lain menyahut begitu saja, "Yesua, tak ada baiknya bagi kita untuk berprasangka buruk pada yang ningrat."

"Jika feromon Agimona memanglah milik seorang Omega, mengapa kau terlihat baik-baik saja di dekatnya, Yesua?" Terapis lain turut melempar tanya.

"Aku seorang Beta. Ayahku seorang Raja berstatus Alpha, ibuku seorang ningrat berstatus Beta. Feromon kalian tak akan menggangguku." Yesua mengambil langkah, mendudukkan diri di tepian tubuh Nunos, "Kita tak akan tahu kebenarannya tanpa keberanian untuk memastikannya."

Yesua perlahan menyingkap helai kain yang membalut sekujur kaki Nunos, perlahan ia dorong kedua kaki Nunos terbuka melebar. Dengan penuh hormat, Yesua membawa turun kepala dan pandangannya, menilik pada tanda lahir yang nampak di dekat anal Nunos. Setiap bayi yang terlahir di jaman ini akan memiliki tanda lahir tersendiri. Mereka yang terlahir sebagai Alpha akan memiliki tanda lahir berbentuk petir, yang terlahir sebagai Beta akan memiliki tanda lahir berbentuk bulatan kecil, yang terlahir sebagai Omega akan memiliki tanda lahir berbentuk bunga kecil, sedang yang terlahir sebagai Enigma akan memiliki tanda lahir berbentuk triden. Kini Yesua hanya perlu memastikan tanda apa yang tertoreh pada tubuh Nunos. Dengan berhati-hati, ia mendekatkan kepalanya ke pangkal paha Nunos, memperhatikan tanda lahir yang ada di dekat area anal Nunos. Seluruh yang hadir di tenda itu terdiam dalam suasana tegang, hingga akhirnya Yesua bangkit dari duduknya.

"Apa kebenarannya, Yesua?"

"Ia memiliki tanda lahir seorang Omega." Yesua bangkit berdiri, merapikan kembali pakaian Nunos, "Kalian harus melihat sendiri tanda itu. Tidak ada satupun kebohongan dari ucapanku."

Para terapis itu secara bergiliran melihat tanda lahir Nunos, hingga seluruh dari mereka saling sepakat bahwa tanda lahir itu memanglah berbentuk sebuah bunga, ciri dari seorang Omega.

ENIGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang