PERKARA DOMPET

52 10 2
                                    

NOW PLAYING : INIKAH CINTA-ME(eclat acoustic cover)

SELAMAT MENIKMATI CERITA CINTA CACA

***

    Kantin terlihat begitu ramai,
suara-suara dari orang-orang yang sibuk memesan makanan dan cewek-cewek rempong yang asik pada gibah memekakan gendang telinga Caca.

Caca berdiri di depan gerobak bakso yang diatasnya tertulis'bakso Mamat tea'. ada sekitar empat cewek juga sedang menunggu pesananya.

Caca mendengus,menatap kertas dengan list makanan teman-temanya
---golongan Monica. seperti rutinitas biasa, setiap istirahat yang harusnya menjadi jam paling menyenangkan, Caca malah menjadi babu Monica. dia disuruh beli makanan di kantin dengan uang sakunya sendiri. makanya Caca bawa bekal karena uang sakunya kadang habis buat beli makanan golongan monica.

"mang, beli bakso 4 pedes semua ya,
sambelnya kalo bisa di tambahin dikit aja,"kata Caca pada mang mamat tukang baso.

Mang Mamat mengajukan jempolnya keatas"ah siyaap, tunggu bentar ya neng."

Tidak begitu lama semua pesanan Caca sudah siap, mang Mamat memasukkan baksonya kedalam plastik.

"ini baksonya neng,"ujar mang Mamat menyodorkan plastik baksonya pada Caca.

"berapa mang?"

"tuj....."

"woyy!"sambut seorang pria jangkung dengan seragam kusut, rambut berantakan, lengan seragamnya di lipat, dua kancing atas seragam tidak di kancingkan dan tidak memakai atribut lengkap.

"hallo everybody,"sahut orang di belakangnya.

Semua perhatian langsung berpusat pada enam cowok yang baru saja masuk ke kantin, tidak terkecuali dengan caca.

"gila, gila itu bagas ya?"

"edan ganteng aja tuh bocah."

"calon suami gue itu."

Ujar beberapa murid cewek yang berada disamping Caca heboh.

Caca menatap ke enam cowok yang baru saja datang dan duduk di kursi yang sudah di siapkaan kantin di pojokan sana,
matanya terbelalak saat menyadari salah satu dari mereka adalah orang yang dia tabrak kemarin di depan gerbang. duh kalo dia tau caca ada disini habis riwayat Caca.

ada satu lagi cowok yang tidak asing dimata Caca. cowok tinggi agak cungkring yang duduk di bangku paling pojokan. itu Rio, sepupu Caca yang rumahnya cuma beda gang, si pintar yang menjadi kebanggan keluarga. mamah selalu banding-bandingin prestasi Caca denganya. kenapa dia jadi ikut main sama orang-orang kayak gitu. apa Rio di jadiin kacung mereka.

"mereka siapa mang?"tanya Caca pada mang Mamat.

"oh mereka, cuma anak-anak nakal yang sering ngutang di kantin neng, kenapa?, eneng suka sama mereka ya?, nanti deh mamang mamat salamin ke mereka ya neng,"goda mang Mamat.

"engga kok mang cuma nanya doang, mereka sering ngebuly ya mang?"tanya Caca penasaran.

Mang Mamat tertawa kecil"muka golongan Bagas emang gitu neng, sangar-sangar kayak buldoser, tapi mereka ga pernah ngebuly kok, mereka malah sering bantuin mamang bikin bakso. walaupun bentuk baksonya jadi kotak-kotak."

Caca menghela nafas lega, untunglah mang Mamat bilang begitu. tadinya dia khawatir Rio jadi korban bully mereka, atau lebih parah ikut ngebuly bareng mereka.

Cowok yang ditabrak Caca duduk di kursi paling tengah, mengangkat satu kakinya keatas sambil memangku gitar, membuat beberapa cewek di dalam kantin sedikit histeris. padahal biasa-biasa saja, emang dasarnya pada ganjen-ganjeng cewek di sekolah ini.

BAGAS UNTUK CACATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang