PERCOBAAN BUNUH DIRI

57 10 0
                                    


NOW PLAYING : LEE HI-BREATHE

SELAMAT MENIKMATI CERITA CINTA CACA

***

   Caca melongok ke bawah. gedung ini ternyata sangat amat tinggi, lebih tinggi dari yang dia kira. mungkin kepalanya akan pecah kalau dia benar-benar melompat, atau paling tidak kaki dan tanganya yang akan patah. Caca menengguk air ludahnya kasar, dia menggeleng pelan, tidak dia tidak akan mundur. kalau dia tidak bunuh hari ini toh dia juga akan mati tersiksa perlahan, lebih baik sakit sebentar, daripada harus gila lalu mati dengan keadaan melas.

Caca menyeka air matanya. tidak ada yang peduli denganya di dunia ini sekarang, tidak ada yang menginginkanya, mungkin bunuh diri adalah satu-satunya hal yang paling benar di lakukan di hidup Caca.

Caca mengangguk mantap, dia merentankan tanganya kesamping, lalu menutup matanya.

"tenang ca, rasa sakitnya sebentar, setelah itu kamu ga bakal ngerasain apa-apalagi,"
katanya dalam hati menyakinkan dirinya sendiri.

perlahan jari kakinya maju selangkah kedepan.

"lama banget!"

Caca tersentak, tubuhnya kehilangan kendali, dia hampir saja benar-benar jatuh ke bawah kalau tidak cepat berbalik dan mundur kebelakang. jantung Caca berdetak begitu kencang, dia hampir mati, sebentar lagi berhasil.

"ga berani ya?"

Caca mengalihkan pandanganya. tidak jauh dari sana seorang cowok tinggi, putih, memakai setelan jas hitam lengkap dengan sepatu yang sama hitamnya duduk di atas undagan yang Caca juga tidak tau apa fungsi undagan itu.

"kalo mau mati tinggal loncat aja, ga bakal sakit kok, paling juga mati rasa sebentar."

Alis Caca berkerut sempurna. dia sangat mengenal cowok itu, cowok yang selalu menganggunya akhir-akhir ini, Bagas.

"mau di bantuin bundir ga? nanti gue dorong dari belakang?" Tanya Bagas menawarkan diri.

Bagas bangkit berdiri, dia berjalan mendekati Caca, satu tanganya masuk kedalam saku celana dan satu tanganya lagi membawa gorengan. refleks Caca mundur kebelakang perlahan. Cowok itu berdiri tepat di samping Caca.

"mau?" Bagas menyodorkan gorengan yang sudah setengah di gigit pada Caca.

Caca tidak menggubris, tatapanya kosong.

Bagas melongok kebawah gedung "gila tinggi juga." ujarnya sedikit bergidig ngeri sambil mulutnya terus sibuk mengunyah gorengan.

"lo yakin mau bundir disini, gila sih tinggi banget ini. Mending lo cari alternatif lain aja deh, bundir pake tali rapia misalnya, atau apa kek yang lebih aman gitu. Eh, tapi nih ya emang lo yakin banget kalo mati lo bakal masuk surga, gimana kalo pas udah mati lo di tanyain malaikat macam- macam. kalo malaikat nanya kenapa lo bundir, lo mau jawab apa? cuma iseng gitu?" Bagas terkekeh geli, sementara Caca hanya menatapnya datar.

"terus si malaikat ketawa, tapi abis itu bilang kamu masuk neraka. neraka tuh panas loh, serius ga boong, coba deh lo beli buku siksa neraka di toko klontong, pasti lo ga jadi bundir. atau mau gue pinjemin bukunya, gue punya banyak seriesnya. ada yang lidahnya di potong, tubuhnya gosong, banyak dah lo ambil aja semuanya." Bagas terus mencerocos tidak jelas, tidak penting juga.

"neraka?" caca tertawa getir "bukanya hidup ini udah kaya neraka ya."

"gaada tempat buat orang yang serba kekurang kaya gue di dunia ini."

Raut wajah Bagas berubah seketika, senyum di wajahnya menghilang dengan cepat. Bagas sama sekali tidak menyukai ucapan gadis di depanya.

"siapa yang ngomong lo serba kekurangan? Diri lo sendiri?"

BAGAS UNTUK CACATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang