10 - that man and woman | ⚠️

7.2K 50 0
                                    

21.00

"Kita masih punya banyak waktu, ada tempat yang mau kamu kunjungi?"

Katrina mengetuk dagunya menggunakan jari telunjuk, berpikir sejenak saat mereka berhenti berjalan keluar dari restoran.

Ethan menunggu Katrina hingga menguap.

"Jadi mau kemana?"

"Ke pasar malam?"

Ethan berpikir sejenak, lalu mengangguk. Katrina tersenyum sumringah, mereka mulai berjalan dengan Katrina yang kegirangan.

Katrina menggandeng Ethan mengikuti coreo lagu Unforgiven Girl milik Le Sserafim yang sedang trend ditiktok.

Brukk!

"Awhhh", Katrina terjatuh akibat kaki seseorang yang sengaja di julurkan kedepan.

Orang itu bersedikap dada, menatap Ethan dengan penuh rasa benci. Wanita, berambut panjang hitam pekat, memakai barang branded, high fashion, bersama dua bodyguardnya.

"Urusan kita belum selesai. Lo pilih cewe ini mati sekarang atau ikut gue ke rumah bokap lo?"

Emosi Ethan memuncak, tangannya mengepal kuat seperti hendak mengancang-ancang akan menonjok wajah wanita itu penuh dendam.

Ethan melepaskan genggaman tangannya dengan Katrina, meninggalkan Katrina sendiri di jalan dan ikut pergi bersama wanita itu dengan mobil pribadinya.

Katrina menatap dua mobil pergi dengan kecepatan rata-rata. Bibir Katrina yang awalnya melengkung keatas kini sudah pudar menjadi melengkung kebawah.

Tubuh Katrina melorot ke bawah, menangis sesenggukan. Bagaimana tidak? Katrina tidak bawa apa-apa selain ponsel dan tas selempangnya, hari semakin larut malam, jalanan pun sudah sepi.

Ingin meminta bantuan pun, Katrina hanya memiliki Jake selama tinggal di kota. Tidak mungkin dia meminta bantuan pria itu.

"Hiks... Ibu..."

Deg!

"Aaaaa! Maaf maaf! Saya minta maaf!"

"Hhh, saya maafin"

Kening Katrina mengerut, kepalanya perlahan mengadah keatas untuk melihat siapa gerangan orang yang menghampirinya dan tiba-tiba memegang pundaknya.

"Siapa?"

Entah siapa, pria jangkung dengan mata sipit, kulit putih, hidung mancung, alis tebal dan tajam, menggunakan jaket denim baru saja menghampirinya.

Pria itu tersenyum lebar menampakkan giginya yang terlihat seperti vampir, semua yang baru saja di defenisikan oleh benak Katrina nyaris seperti pria sempurna sejagat raya.

Juluran tangan pria itu Katrina Terima dengan penuh percaya. Katrina menunduk sembari mengelap air matanya.

"K-kenapa nangis di pinggir jalan? Habis diputusin pacar?"

"Hampir mendekati itu", Katrina tersenyum lega ada orang yang mengajaknya bicara dengan ramah, ia harap pria itu menawarkan diri untuk menghantarnya pulang.

"Mau gue anter? Kayanya gak akan ada jalan pulang lagi, udah mau larut malam", akhirnya harapan Katrina benar-benar terwujud.

Anggukan lemas Katrina beri. Tanpa babibu, pria itu menuntun Katrina ke arah motornya diparkir. Ya, Pria itu menggunakan motor sport tinggi berwarna merah.

"Untung pake dress panjang kan, kalau ngga kacau balau alam semesta".

Katrina terkekeh, ia mulai naik. Pria itu menawarkan tangannya untuk membantu Katrina naik ke jok belakang. Tak ingin menolak, Katrina segera naik dengan bantuan tangan pria itu.

OBSESSION | [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang