⚠️Warning⚠️
_
22.10. Club.
Dentuman keras terdengar menggelegar dipenjuru ruangan, bau alkohol menyeruak, cahaya pun remang ditambah lampu disco membuat suasana begitu panas.
Katrina Kim, gadis berambut hitam pekat sepinggang, tengah berjalan menelusuri ruangan yang luas itu. Tubuhnya terhuyung kesana kemari akibat orang yang berdesak-desakan menari begitu panas.
Raut wajahnya bahkan menunjukkan ketidak sukaannya berada di tempat itu, matanya selalu menangkup beberapa pasangan tengah bercumbu mesra tanpa malu.
Tiba-tiba tangannya ditarik oleh seorang pria bertubuh kekar, bahkan sudah terlihat jelas kalau pria itu tengah mabuk.
"Sayang. Mari berdansa denganku, akan kubuat kau menikmatinya", tangan pria itu memegang bokong Katrina.
Segera Katrina singkirkan tangan pria itu dengan kasar, namun pria itu tetap bersikeras mendaratkan tangannya dibokong Katrina.
"Oh ya, minum ini. Aku akan melepaskanmu jika kau meminum ini", sebuah gelas berisi air berwarna merah pekat disodorkan kedepan wajah Katrina.
Mata Katrina membelalak, sebelumnya ia tidak pernah meminum minuman keras. Itu sangat dilarang dalam agamanya.
Demi keselamatannya, ia menerima gelas itu dan meminumnya dalam satu tegukan. Setelah itu bukannya dilepas, pria itu semakin jadi dan memeluk tubuh Katrina sangat erat.
Katrina terus memberontak, apa daya pria itu memiliki tubuh yang besar, ia tidak bisa melepaskan tangan pria itu.
Ini semua salahnya sendiri, seharusnya Katrina tidak menuruti teman sekantornya yang memberikan ia tantangan.
Pria itu beralih mendekatkan wajahnya ke ceruk leher Katrina, mendengus pelan dan membuat Katrina menggeliat kegelian.
Air mata Katrina meluncur dari pelipisnya. Pria itu malah memeluk Katrina lebih erat, menciumi lehernya begitu brutal.
Katrina menangis, ia tidak menyerah dan terus memberontak. Ia juga berteriak, namun naasnya suara dj itu lebih keras dari pada teriakannya.
Bruk!
"Sialan dasar keparat!"
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Beberapa bogeman dilayangkan pria itu kepada pria yang melecehkan Katrina tadi. Katrina hanya menangis melihat aksi itu, walau terjadi perkelahian musik tetap berjalan, pelanggan juga tetap menari-nari seperti orang kerasukan.
Tangan Katrina ditarik menuju sebuah ruangan yang lebih kecil, kamar? Pria itu dengan sempoyongan menutup kamar lalu menguncinya rapat.
Katrina masih sesenggukan, ia berdiri menatap pria itu dengan tatapan bingungnya. Saat pria itu berjalan mendekatinya, Katrina mundur.
Sorot mata pria itu sangat dalam, sudut bibirnya bahkan terluka, rambutnya berantakan.
Duk!
Sudah di dekat tembok ternyata, pria itu mencegat Katrina dengan tangannya. Satu tangannya melingkar di pinggang mengunci pergerakan Katrina.
Wajah pria itu sangat dekat, bahkan Katrina dapat merasakan deruan nafasnya. Bau alkohol. Sepertinya pria itu juga tengah mabuk.
"Puaskan aku sayang, maka aku akan melepaskanmu", ucapnya dengan suara berat dan basah.
Lagi lagi Katrina menangis. Sebenarnya, dinegeri mereka sekarang, bersetubuh diluar nikah masih wajar. Apalagi mengingat umur Katrina yang sudah 22 tahun.
"Bagaimana hmm?" tanya pria itu memastikan.
Katrina mengangguk pasrah. Ini bukan karena kemauannya, ia mengangguk karena terpaksa. Katrina bukan wanita sejalang itu, minum minuman keras saja ia tidak pernah, namun hari ini-
"Ahh... Panashhhh..." desahnya.
Pria itu mengerutkan keningnya, kesadarannya sedikit pulih. Matanya melihat Katrina mengeluh kepanasan, terlebih lagi dengan suara mendesah.
"Apa kau minum? Apa ada yang memberimu minuman? Apa pria tadi? Kenapa kau menerimanya? Kenapa kau ke club ini?" pertanyaan beruntun terlempar.
Katrina merasa tubuhnya panas dan segera membuka bajunya hingga naked, tanpa sehelai benang pun.
Sesuatu yang bergejolak dari dalam tubuhnya itu membuatnya terangsang. Pria itu membulatkan matanya tak percaya, ia mengucek matanya mengedarkan pandangan, mencari jawaban, 'apa ini nyata?'
Tanpa babibu, pria itu juga membuka bajunya hingga naked. Memangku Katrina keatas kasur lalu menciuminya dengan sarkastis.
Lumatan itu sangat dalam. Kemudian pria itu menjilati leher Katrina, mengigitnya dan meninggalkan kissmark disana.
Lidah pria itu beralih ke payudara Katrina, menghisap nya penuh nafsu. Tangan kirinya tidak menganggur begitu saja, dia remas payudara yang satu lagi.
Sampai Katrina memukul kuat dada bidang milik pria itu, memberikannya aba-aba kalau ia kehabisan nafas. Pria itu berhenti lalu membuka kaki Katrina lebar.
Pria itu menggigit bibir tak kuasa, sebelum dia menanamkan kejantanannya di dalam vagina milik Katrina, terlebih dahulu dia mengocok nya sembari mengerang kenikmatan.
"Tunggu! Siapa namamu sayang?"
"Katrihhhh...nahhh", jawab Katrina.
"Ouhh nama yang bagushh.. Uuhhh Katrinahhhh... Ahhh... Katrinahhhhh.." erang pria itu.
Crott!
Dengan susah payah pria itu memasukkan juniornya kedalam vagina Katrina. Memaju mundurkannya dengan tempo yang lambat. Pria itu mengerang kenikmatan, itu karena milik Katrina masih sangat sempit.
"Ahhh Katrinah milikh muhh sangat sempithhh", erang pria itu.
"Ahhh fasterhh ahhh", Katrina meminta lebih cepat ternyata. Namun pria itu tidak menurutinya.
"Sebut namaku sayang... Ethan", pintanya tersenyum smirk.
"Faster Ethannnhhhh ahhhh faster please... Ethan ouhhhh! I'm cum!"
"Bersama sayang".
Tidak mau membiarkan cairan itu terbuang sia-sia, Ethan segera menjilatnya dengan rakus.
Slurp!
"Ahh".
Ethan terbaring disamping Katrina, memeluknya dan mencium kening nya beberapa kali. "Terimakasih. Mulai hari ini kau akan menjadi pacarku".
_
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION | [END] ✔
RomantizmEthan Lee. CEO E-corp yang terobsesi pada kekasihnya, Katrina Kim. "Puaskan aku sayang", -Ethan. "B-baiklah. Tapi lakukan dengan lembut", -Katrina. -------- ⚠️WARNING⚠️ ➻HANYA UNTUK 18 TAHUN KEATAS! ➻INI HASIL IMAJINASI AUTHOR, TIDAK BOLEH PLAGIAT...