13 [Fight for love]

1K 126 18
                                    




'whatever obstacle will attack, I will fight it with you'










Malam hari ~



Kini, Chika berjalan menuju rumah Gracia. Dia ingin tahu, hal apa yang Gracia ingin sampaikan kepada nya. Jujur saja, dia sedikit takut untuk ke sana karena dia sangat mengenali pribadi seorang Shania Gracia. Bahkan, Shani yang sudah berteman lama dengan Gracia pun tidak tahu tentang sisi gelap Gracia ini.





Tok.. tok... tok...












Chika menghela nafas karena pintu tersebut tak kunjung dibuka oleh sang pemilik rumah.
Dia mengeluarkan ponselnya dan mencoba menelpon Gracia.




Tut... Tut... Tut...





"Hi, darling~"

"Gue di depan. Lo dimana ?"

"Oh, kamu udah di depan ? Bentar, ya. Aku lagi bersenang senang."

Chika mengerutkan keningnya. Bersenang senang, katanya ? Setelahnya, Chika memejamkan matanya sejenak untuk menahan emosi nya.

"Grace ? Buka pintu nya sekarang juga."

Ya, itulah panggilan Chika untuk Gracia. Itu juga karena Gracia yang memaksanya untuk memanggilnya dengan nama itu. Tapi, Chika hanya akan memanggil Gracia dengan panggilan itu saat berdua sahaja tanpa Shani. Entah kenapa ? Author pun kurang tahu.

"Ck. Jangan marah ! Aku ke atas sekarang."




Tuttt...




Chika menghela nafasnya panjang. Lagi lagi Gracia menyusahkan dirinya.



Ceklek



Pintu terbuka dan menampilkan sosok Gracia yang sedang tersenyum ke arah Chika. Chika masuk ke dalam tanpa membalas senyuman Gracia dan menutup pintu rumah dengan kasar.

"LO NGELAKUIN ITU LAGI ?!" Ucap Chika dengan nada berteriak.

Gracia hanya mengangkat bahu nya acuh dengan raut wajah yang menyebalkan. Chika mendorong bahu Gracia dengan keras.

"JAWAB, GRACE !"

Gracia masih tak menjawab. Chika mengusap wajahnya kasar dan menghirup udara untuk menenangkan emosi nya.

Setelah beberapa saat, dia kembali tenang. Chika memegang bahu Gracia sambil menunduk agar dia bisa berhadapan muka dengan Gracia.

"Siapa orang itu, Grace ? Dan kenapa lo ngelakuin itu ?"

Kalimat yang dilontarkan oleh Chika diikuti dengan nada suara nya yang lembut membuatkan Gracia tersenyum lagi karena Chika sudah kembali tenang.

"Aku ga suka kamu marahin aku !" Ucap Gracia.

"Oke, maaf. Tapi, siapa orang itu dan kenapa ?" Tanya Chika lagi.

Gracia meraih tangan Chika yang tadi nya berada di bahu nya. Dia membawa Chika ke ruangan bawah tanah yang hanya dirinya dan Chika yang tahu.

Saat mereka sudah sampai di ruangan rahasia itu, Chika melihat ada sosok laki laki yang sedang berduduk lemas di atas kursi.

Baju dan celana laki laki itu sangat kotor. Tidak lupa, wajah dan tubuh nya yang dipenuhi dengan luka, lebam dan darah segar.

Chika menelan ludahnya kasar. Sudah lama dia tidak melihat pemandangan yang menjijikan ini.

"Karya aku keren, kan ?"

TRIO's DARK SIDE [SHANCHIK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang