14

140 13 0
                                    

“Hoek.”

Jeonghan hanya bisa menatap temannya dengan pandangan bingung. Terhitung hari ini, sudah tiga kali ia melihat temannya muntah-muntah.

“Masuk angin?” Tanya Jeonghan penasaran. Soonyoung mengangkat bahunya lemas. Ia menegak air putihnya hingga tandas, “Entahlah Kak. Aku merasa sehat-sehat saja tapi memang belakangan ini aku sering merasa mual.”

Jeonghan mengangguk mengerti. Mencari obat herbal yang sering ia bawa di dalam tasnya, “Coba minum, ini obat masuk angin. Jaga-jaga saja siapa tahu kau benar masuk angin tapi kau tidak sadar.”

Soonyoung menurut. Pria Kwon itu membuka bungkus obat herbal itu lalu meminumnya. Ia menggeram kecil, “Pahit.”

Jeonghan tertawa, “Kalau manis namanya permen, bagaimana sih?”

Hoshi yang juga lemas hanya bisa memanggil sang omega dengan lirih. Woozi yang mendengar panggilan lirih sang alpha hanya bisa membalas dengan raungan kecil.

Jika alpha dan omega sudah menjadi mate, pembicaraan inner alpha dan omega mereka tidak akan bisa didengar orang lain. Satu hal yang dapat membedakan dengan jelas apakah alpha atau omega itu sudah mempunyai mate adalah dengan mendengar inner mereka, jika masih bisa didengar orang lain, maka mereka belum menemukan mate.

“Kak, kau kan bisa memanggil Kak Seungcheol lewat inner omegamu, kenapa masih memakai ponsel?” Tanya Soonyoung bingung. Jeonghan menatap temannya dengan pandangan bingung.

“Memang bisa tapi bonding kami tidak cukup kuat sampai bisa berkomunikasi lancar. Terkadang Cheonsa tidak dapat mendengar Scoups jadi aku harus pakai ponsel. Memang kau tidak?” Kini gantian Jeonghan yang bertanya.

“Benarkah? Kami dapat mendengar Woozi dengan jelas. Berarti bonding-ku dengan Jihoon kuat sekali ya?” Ucap Soonyoung senang.

“Benar. Hebat sekali kalian. Padahal aku dan Seungcheol yang jadi mate lebih dulu,” puji Jeonghan takjub.

MATE || SoonHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang