21 [END]

186 15 0
                                    

5 years later

“Ayah, kalau sudah lelah jangan dipaksakan,” ucap Soonyoung khawatir pada sang ayah. Semenjak Jiyoo memasuki usia ketiga, sang ayah sering sekali datang berkunjung dan mengajak cucunya main bersama.

Tuan Kwon yang memang tak suka dipandang rendah dan diremehkan hanya bisa mendengus, “Bermain bersama cucu itu hal kecil.” Ucapnya sombong. Jihoon yang mendengar hanya bisa menggelengkan kepala.

Saat ini, ayah dan ibu Soonyoung tengah datang berkunjung ke rumah Soonyoung. Usia anaknya dengan Jihoon kini berusia lima tahun, sejak bulan lalu Jiyoo sudah masuk taman kanak-kanakㅡyang tentunya diantar jemput oleh sang kakek.

“Kakek tinggal di sini saja ya?” Pinta Jiyoo saat melihat kakek dan neneknya akan pulang. Ibu Soonyoung memasang wajah sedih yang dibuat-buat, “Kakek saja yang ditanya? Nenek tidak?”

Jiyoo segera menggeleng lucu hingga surainya bergerak. Si kecil buru-buru memeluk kaki sang nenek, “Nenek juga! Ayo tinggal sama Jiyoo ya?”

“Kalian pindahlah ke rumah utama Kwon,” ucap Ayah Soonyoung tegas kepada Soonyoung dan Jihoon. Soonyoung sebenarnya sudah menimbangkan hal ini. Ia merasa tak enak karena sang ayah dan ibu teramat sering berkunjung ke rumahnya. Ia tentu tahu kedua orang tuanya tak lagi muda, mungkin menghabiskan masa tua dengan anak dan cucu merupakan hal yang kedua orang tuanya inginkan.

Soonyoung menatap Jihoon dan Jihoon yang mengerti pun tersenyum. “Iya, Yah akan kami pikirkan.”

Tuan Kwon yang tadinya memasang wajah dingin pun merubah ekspresinya ketika berbicara dengan sang cucu, “Kakek tunggu di rumah ya. Kakek pulang dulu.” Dan pintu rumah Soonyoung pun tertutup.

Hoshi menyeringai bangga melihat anaknya yang mampu meluluhkan hati alpha sang ayah.

Lihat, anakku begitu hebat.

Woozi merotasikan bola matanya malas mendengar sang alpha.

Terserah kau. Seperti ia bukan anakku saja.

Jangan marah omega. Mungkin kita harus membuat satu lagi, bagaimana? Rut-ku sebentar lagi akan tiba.

Tidak perlu, dasar mesum. Kau main sendiri saja saat rut-mu datang. Aku tak mau bayiku kenapa-kenapa nantinyaㅡ

“Maksud Woozi apa?” Tanya Soonyoung dengan alis mengernyit. Jihoon menatap sang suami dengan wajah polos, “Apanya?”

“Woozi bilang bayiku tadi. Ji kau hamil lagi?” Soonyoung bertanya dengan tidak sabar. Jihoon menghela napas lalu berkacak pinggang, memarahi inner omeganya, “Kau ini kenapa mengatakannya sekarang? Bukankah kita akan memberitahu nanti malam?”

Maaf.

Jadi?

“Jadi?”

Hoshi dan Soonyoung bertanya di saat yang bersamaan. Jihoon tersenyum lalu mengelus perutnya yang masih datar, “Iya. Sudah dua minggu.”

Soonyoung melotot dan Hoshi membuka rahangnya. Jiyoo yang sedikit mengerti langsung loncat dan memeluk ayahnya, “Jiyoo punya adik ya Yah?!”

Jihoon menggendong sang anak lalu mengangguk, “Iya. Jiyoo harus jadi kakak yang baik ya buat adik-adiknya.”

Soonyoung yang masih kaget hanya bisa semakin terkejut, “Aㅡadik-adik?”

Jihoon tersenyum amat manis, “Woozi bilang anak kita nanti kembar.”

Hoshi melolong senang lalu menyeringai sombong.

Bibitku benar-benar bagus.

Mari kita tinggalkan mereka yang tengah berbahagia menyambut anggota baru mereka.

Semoga kalian bahagia selalu, ya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MATE || SoonHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang