KEKASIH KECILKU |•Membujuk Gadis Manja

4.2K 58 5
                                    

KEKASIH KECILKU | Membujuk Gadis Manja

Arga menghela napas berat karena Adel masih saja mendiamkan dirinya. Padahal dia sudah menjelaskan semuanya pada gadis itu jika dia tidak memiliki hubungan apapun dengan Jesika.

"Baby.. " panggil Arga dengan suara lembutnya.

Adel hanya diam saja ketika Arga memanggilnya. Dia masih kesal karena kejadian di mall tadi.

"Kamu masih tidak percaya dengan Daddy, hm?" Arga kembali bersuara. Kali ini dengan sebelah tangannya menggenggam tangan mungil Adel.

Adel masih tetap dengan keterdiamannya. Membuat Arga lagi-lagi menarik napas berat karena sikap gadis itu.

Ditariknya tangan mungil Adel lalu dikecupnya punggung tangan gadis itu dengan lembut. Hal yang selalu bisa membuat hati Adel menghangat.

Namun kali ini dirinya benar-benar sedang kesal dengan Arga. Bisa-bisanya pria paruh baya itu diam saja saat dipeluk wanita bernama Jesika itu.

Melihat tak ada tanda-tanda Adel akan luluh, membuat Arga diam-diam mendengus. Memang susah sekali membujuk gadis manja tersebut agar berhenti mendiamkannya.

Alhasil selama perjalanan menuju rumah Adel, suasana di dalam mobil mewah tersebut hanya diselimuti keheningan.

Arga bukan pria yang romantis. Selama 3/4 hidupnya hanya dihabiskan dengan bekerja. Sehingga ketika dirinya kembali menjalin hubungan dengan seorang wanita, Arga tak tahu harus melakukan apa saat mengalami situasi seperti ini.

Mobil mewah milik Arga akhirnya berhenti di depan pelataran rumah keluarga Dirgantara. Adel langsung saja keluar dari mobil Arga tanpa mengatakan apapun pada pria paruh baya itu.

Sikap acuh Adel yang terasa berbeda membuat beberapa maid merasa heran. Pasalnya nona mudanya tersebut terkenal akan sikapnya yang ceria dan ramah.

Di sisi lain, Arga menghela napas berat melihat kepergian Adel. Pria itu bersandar pada jok kemudinya dengan raut lelah.

Tok tok

Ketukan pada kaca mobil bagian samping membuat Arga tersadar. Pria itu mendapati sosok Evan yang tengah berdiri di samping mobilnya.

Arga yang sebenarnya sedang malas untuk bertemu dengan seseorang, akhirnya terpaksa keluar dari mobilnya. Menemui ayah Adel yang juga merupakan rekan bisnisnya.

"Kenapa dengan wajahmu?" tanya Evan mengernyit.

Arga memutar bola matanya malas sebelum menjawab pertanyaan dari Evan.

"Adel salah paham dengan saya." jawabnya sembari mengikuti langkah Evan menuju teras rumah.

Kedua pria paruh baya itu kini duduk berhadapan di kursi santai yang ada di teras rumah.

Evan memicingkan matanya mendengar jawaban dari Arga.

"Jangan menyakiti hatinya, Arga." kata Evan setengah mendesis.

Arga melemaskan pundaknya yang terasa tegang sedari tadi. Menatap iris gelap Evan yang tengah menyorotnya tajam.

"Saya tidak pernah berniat menyakiti hati Adel, Evan. Kejadian tadi memang benar-benar hanya kesalah pahaman kecil." balas Arga yang tak mau disalahkan.

Pria paruh baya itu lalu menceritakan apa yang terjadi di mall beberapa menit lalu. Tentang dirinya yang mengantar Adel untuk berbelanja sampai ketika Adel marah dan menjambak Jesika.

Evan yang mendengar penuturan dari Arga lantas tersenyum miring. Putri tirinya itu memang benar-benar barbar sekali.

"Dia memang sangat liar, Ga." kekeh Evan.

Arga mengangguk, membenarkan ucapan Evan.

"Dan cemburuan." timpalnya.

Kali ini Evan hanya mengedikkan bahunya.

"Oh, jadi Adel cemburuan ya?" seloroh seorang gadis yang tengah berkacak pinggang.

Kedua pria paruh baya yang tengah terdiam itu sontak saja menoleh, dan mendapati gadis yang sedang mereka bicarakan tengah berdiri di ambang pintu dengan aura gelap.

Glup

Arga menelan ludahnya susah payah melihat raut wajah Adel saat ini. Apalagi saat gadis itu menatap tanpa ekspresi ke arahnya sebelum berlalu masuk ke dalam rumahnya.

"Kejar dia, Ga." kata Evan menepuk pundak Arga dengan senyum meringis.

|•|

Brak

Adel menutup pintu kamarnya dengan kencang dan melempar tubuhnya ke atas ranjang dengan posisi tertelungkup. Bibirnya memberengut dengan sudut matanya yang berair.

"Daddy jahat. Masak Adel dibilang cemburuan." kesal gadis itu sembari meremas bantalnya.

Ceklek

Suara knop pintu yang diputar disusul dengan langkah kaki yang mendekat membuat gumaman Adel terhenti. Gadis itu terdiam, mencoba menerka siapa gerangan yang tengah masuk ke dalam kamarnya tanpa permisi.

"Baby.. "

Panggilan tersebut membuat Adel seketika melotot. Gadis itu sontak saja semakin membenamkan wajahnya ke dalam bantal.

Pria paruh baya yang tengah berdiri menjulang di depan pintu kamar Adel yang telah dia tutup itu lantas melangkah pelan mendekati sang pemilik kamar. Menghela napas berat karena tak mendapat balasan juga berkeringat dingin karena melihat pemandangan indah di depan matanya.

Bagaimana tidak, posisi Adel yang tertelungkup di atas ranjang membuat rok sekolahnya yang sudah pendek semakin naik. Tersingkap menampilkan paha mulusnya yang hampir mencapai pangkal.

Di tempatnya berdiri, Arga bisa melihat celana dalam yang gadis itu kenakan. Terapit dua paha putih nan mulus yang terbuka cukup lebar.

Arga menelan ludahnya kasar. Kali ini bukan karena menghadapi sikap Adel yang tengah marah. Melainkan karena tak kuasa menahan godaan yang ada di depan matanya.

Salahkan dirinya yang mudah sekali bergairah setiap melihat gadis remaja itu. Yang selalu bisa memantik gairahnya untuk menyentuh kekasih kecilnya.

Namun kali ini Arga berusaha untuk meredam gairahnya. Dia harus membujuk Adel agar berhenti marah padanya. Sehingga apa yang dia inginkan tadi bisa tercapai tanpa harus memaksa.

Right. Arga mengulum senyum dengan rencana cerdiknya itu. Dengan langkah pasti dia mendekat ke arah Adel yang masih setia dengan posisi awalnya. Lalu mendudukkan dirinya di tepi ranjang.

"Baby.. apa kamu akan terus mendiamkan Daddy seperti ini?" tanya Arga lembut sembari membelai surai panjang Adel.

"Se-Sebaiknya Daddy keluar. Adel nggak mau Papa marah karena lihat Daddy ada di kamar Adel." kata Adel gugup tanpa sekalipun merubah posisinya.



Tbc.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Adel emang ngambekan, tapi juga sang*an, ups🫣

KEKASIH KECILKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang