KEKASIH KECILKU |•Kelicikan Guntur
•Setelah menghabiskan waktunya bersama Adel di dalam kamar gadis itu sampai petang, Arga memutuskan untuk segera pulang. Namun Adel menahannya agar pria paruh baya itu berkenan ikut makan malam di rumahnya.
Akhirnya di sinilah Arga berada sekarang. Di tengah-tengah keluarga Adel yang tengah berkumpul untuk makan malam.
Dengan perhatian, Adel mengambilkan beberapa sayur dan lauk untuk Arga tanpa diminta. Sedangkan Arga hanya bisa meringis malu karena tatapan anggota keluarga Adel yang terang-terangan tertuju padanya.
Bagaimanapun, berpacaran dengan seorang gadis yang usianya jauh di bawahnya merupakan hal yang langka. Apalagi saat berkumpul dengan keluarga Adel seperti saat ini.
Usia Evan dan Arga hanya berselisih beberapa tahun saja. Arga lebih tua dua tahun dari Evan Dirgantara. Dan lucunya, dia justru menjalin kasih dengan Adel yang usianya sangat jauh di bawahnya.
Jika di luar, Arga tidak pernah memikirkan tanggapan orang lain tentang dirinya yang menjalin dengan Adel yang lebih pantas menjadi putrinya. Namun entah kenapa sekarang ketika dia tengah berada di tengah-tengah keluarga Adel, Arga jadi merasa tidak nyaman.
"Da- eh maksudnya Om Arga kenapa?" tanya Adel yang hampir keceplosan memanggil Arga dengan sebutan Daddy di depan keluarganya.
Arga yang tengah sibuk dengan pikirannya lantas menoleh dan menggeleng lirih.
Evan yang menyadari akan ketidak nyamanan Arga berinisiatif untuk membuka suara.
"Bagaimana dengan proyek kita, Ga? Apa sudah kamu ACC?" tanya Evan memecah keheningan.
Adel yang mendengarnya sontak saja memutar bola matanya.
"Please deh, Pah. Biarin kita makan malam dulu." celetuk Adel yang sudah hafal dengan tabiat papanya. Jika membicarakan tentang pekerjaan, pria itu akan menghabiskan waktu yang lama.
Gadis itu tidak menyadari jika Evan berusaha untuk membuat Arga merasa nyaman dengan anggota keluarganya.
"Iya, Pah. Adel bener. Elang bosen denger Papa bahas kerjaan terus." timpal Elang dengan muka jengah.
Elisa sebagai kakak tertua, mencoba menengahi adik-adiknya yang tengah merajuk pada papanya. Membuat suasana di antara mereka terasa begitu hangat. Dan hal itu cukup bisa membuat Arga merasa nyaman dengan kehadirannya di tengah keluarga itu.
Greb
Hati Arga menghangat saat merasakan genggaman tangan Adel yang terasa lembut. Membuat dirinya tanpa sadar tersenyum.
Ekhem
Namun deheman keras yang berasal dari samping kanan Arga membuat tautan tangan mereka terlepas. Adel mendengus karena ulah kakak iparnya.
"Bang Guntur ish.. " desis Adel pelan dengan tatapan kesal. Sedangkan sang empu hanya menampilkan senyum mengejek.
Gadis itu mencebik dan membuang wajah ke arah Arga. Adel lalu menyuruh pria paruh baya itu untuk segera melahap makanannya sebelum dingin.
Acara makan malam mereka berlangsung dengan khidmat. Hanya ada suara denting sendok dan garpu yang sesekali terdengar. Keluarga Dirgantara memang menjunjung tinggi adab saat berada di ruang makan.
"Bisa kita bicara berdua, Ga?" tanya Evan setelah selesai mengusap bibirnya dengan tissue.
Arga yang juga sudah selesai menghabiskan makanannya, lantas mengangguk.
"Tentu." jawab pria paruh baya itu yang ikut beranjak dari kursinya.
Keduanya lalu meninggalkan ruang makan, dan pergi menuju ruang kerja Evan untuk membicarakan tentang bisnis.
Adel yang melihat kekasih tuanya pergi bersama papa tirinya tak ambil pusing. Setelah dia menyelesaikan makan malamnya, gadis itu lalu pamit untuk masuk ke dalam kamarnya. Sepertinya Arga akan lama berada di dalam ruang kerja Papa Evan.
Ketika Adel hendak berganti baju dengan gaun tidur yang baru dia ambil dari lemari, seseorang tiba-tiba saja mengetuk pintu kamarnya. Gadis itu buru-buru memakai kaos yang sempat dia tanggalkan dan segera membuka pintu kamarnya.
"Bang Guntur?" gumam Adel mengernyit.
Guntur yang kini tengah berdiri di ambang pintu tampak menampilkan senyum tipisnya.
"Boleh Abang masuk?" tanya Guntur.
Adel merasa bimbang antara membiarkan kakak iparnya itu masuk atau tidak. Pasalnya, dia tidak ingin anggota keluarganya yang lain dan bahkan Elisa salah paham karena melihat Guntur yang berada di dalam kamarnya.
"Bang Guntur mau ngomong apa? Mending kita di luar aja. Adel takut Kak Elisa atau yang lain salah paham." kata Adel sengaja menyuarakan keresahannya.
Guntur terdiam mendengar perkataan Adel. Dulu sebelum menjalin hubungan dengan Arga, adik iparnya itu begitu bin4l dan tak kenal takut.
Dia memang berjanji pada Adel waktu itu jika hubungan mereka benar-benar berakhir. Namun di dalam lubuk hatinya, dia masih sulit untuk melepaskan Adel begitu saja.
Br3ngs3k memang. Tapi itulah yang Guntur rasakan hingga sekarang. Dirinya selalu terbayang-bayang akan kenangan manis nan mengg4irahkan yang pernah mereka lalui bersama.
"Kamu berubah ya, Del. Sekarang jadi kalem dan penurut banget setelah pacaran sama Om Arga." celetuk Guntur dengan senyum masam.
Adel menatap kakak iparnya dengan seksama. Dari sekian banyak pria yang dulu pernah berhubungan dengannya, hanya Guntur lah yang paling sulit untuk dihentikan. Namun semoga saja kakak iparnya itu sudah sadar dan tidak terjerumus lagi ke dalam hubungan terlarang bersamanya.
"Bukannya itu bagus, Bang. Adel nggak perlu lagi jadi duri di rumah tangga orang lain." balas Adel.
Sudut bibir Guntur tertarik dengan netra gelapnya yang tertuju pada gadis di depannya.
"Kamu bener. Tapi nggak semua pria bisa mudah lupain kamu. Dan Abang salah satunya." timpal Guntur yang memang mengetahui akan masa lalu kelam Adel. Bukannya hanya Guntur, Arga dan Evan juga sudah mengetahuinya.
Adel tampak mengernyitkan pangkal hidungnya. Begitu juga dengan kedua ujung alisnya yang tampak mengkerut. Sebelumnya Adel tidak pernah menduga jika Guntur akan mengatakan hal ini.
Mengapa Adel berpikir jika Guntur sudah bisa melupakannya? Itu karena sikap pria itu yang kembali seperti dulu. Dimana tidak ada tatapan jahil dan mesum yang Guntur layangkan padanya.
Namun ternyata, malam ini ucapan Guntur membuat Adel tersadar. Jika kakak iparnya itu masih belum bisa menerima akan keputusannya untuk mengakhiri hubungan gelap mereka dulu.
"Terus sekarang Abang mau apa? Udah syukur Kak Elisa nggak tau tentang hubungan kita dulu. Adel juga udah sama Om Arga sekarang. Jadi seharusnya udah nggak ada masalah lagi di antara kita." seloroh Adel yang tidak suka dengan sikap Guntur.
Bagaimana pun kesalahannya di masa lalu, Adel juga ikut merasa sakit hati jika berada di posisi kakak tirinya, Elisa. Guntur seperti mempermainkan pernikahan mereka.
Memikirkan hal itu membuat Adel menyesal dengan kelakuan nakalnya dulu. Mengapa dia tidak berpikir panjang dan menjalin hubungan terlarang dengan Guntur. Hal ini tidak akan pernah terjadi jika bukan Adel yang memulainya.
"Abang mau kamu, Del. Walaupun sekarang kamu pacaran sama Om Arga, Abang nggak masalah. Yang penting kamu mau nyisihin waktu buat Abang." kata Guntur tegas.
Adel yang mendengarnya sontak saja mendelik. Setelah menerima cinta dari Arga, Adel telah berjanji pada dirinya untuk tidak menduakan pria itu apapun situasinya.
"Nggak. Adel nggak mau. Bang Guntur jangan ngaco deh. Adel nggak mungkin selingkuh di belakang Om Arga." tolak Adel mentah-mentah.
Guntur menarik sudut bibirnya dengan raut menjengkelkan. Tubuh jangkungnya semakin bergerak maju mendesak Adel hingga gadis itu merasa terjebak.
"Pilihan ada di tangan kamu, Del. Kamu mau nurut sama Abang, atau Elisa tau tentang hubungan gelap kita dulu. Kita lihat, gimana reaksi kakak tiri kamu itu." smirk Guntur yang membuat Adel kehilangan kata-katanya karena ancaman kakak iparnya.
•
•
Tbc.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Satu kata buat Bang Guntur?
Breng-tit
KAMU SEDANG MEMBACA
KEKASIH KECILKU
Romance✨Karya ini merupakan Sequel dari SEXY GIRL✨ Arga tak pernah menyangka jika di usianya yang sudah tidak lagi muda, dia akan menjalin hubungan yang serius dengan seorang gadis remaja yang usianya terpaut cukup jauh dengannya bernama Adelia Reinandra...