KEKASIH KECILKU | •Pulang

9.7K 124 2
                                    

KEKASIH KECILKU | •Pulang

Arga menatap gadis cantik yang ada di depannya dengan intens. Walaupun dalam keadaan berantakan sekalipun karena baru bangun tidur, tak mampu menghilangkan paras rupawan gadis di depannya ini.

"Daddy bisa sendiri, Baby." ujar Arga memperhatikan Adel yang telaten mengelap tubuhnya dengan washlap yang tadi diberikan oleh suster.

Gadis cantik bermata sapphire itu mengerutkan hidungnya. Dengan gelengan samar yang membuat sebagian poninya bergerak.

"Daddy masih belum boleh banyak gerak. Nanti kalau Daddy kenapa-napa lagi gimana? Adel nggak mau liat Daddy kesakitan lagi." ujar Adel dengan muka sedihnya.

Arga tersenyum tipis melihat tingkah Adel yang menurutnya sangat menggemaskan. Padahal gadis itu jelas-jelas tengah mengkhawatirkannya.

"Come here, Baby." pinta Arga memberi instruksi agar Adel mendekat.

Tanpa membantah, Adel mendekat ke arah pria dewasa berparas tampan yang tengah berbaring di atas brankar rumah sakit itu.

"Merunduk, Baby." titah Arga lagi saat Adel hanya menatapnya dalam diam.

Tanpa menaruh curiga, Adel menuruti apa yang Arga perintahkan. Dia sedikit membungkukkan tubuhnya hingga jarak wajah keduanya cukup dekat.

Sembari tersenyum, Arga tak segan mendaratkan kecupannya pada bibir ranum milik gadis cantik itu. Sedikit melumatnya dengan cukup kuat untuk mengobati rasa rindunya. Membuat Adel mengerjap lucu dengan mulut menganga.

"Da-Daddy.. " lirih Adel terkejut.

Arga yang melihatnya semakin gemas saja. Namun yang lebih pentingnya lagi, dia justru merasa bergairah melihatnya.

"Jangan tampilkan wajah seperti itu, Baby. Daddy tidak kuat melihatnya." keluh Arga sembari meringis melihat bagian bawahnya.

Adel yang tadinya melongo, lantas mengikuti arah tatapan Arga. Dirinya dibuat tersipu dengan apa yang saat ini dilihatnya.

Pluk

"Dasar baperan." hardik Adel pada benda keras yang tengah dia genggam.

Arga menggigit bibir bawahnya menahan erangan yang ingin keluar. Miliknya itu memang sudah lama tidak masuk ke dalam sarangnya. Karena Evan yang dengan tega memisahkan dirinya dengan Adel.

"Sial, Baby. Kamu membuatnya semakin keras." umpat Arga dengan rahang mengetat.

Padahal Adel hanya sekedar menepuknya saja. Apa kabar jika benda itu dimanjakan dengan bibir kecilnya seperti biasa? Uhh, bisa-bisanya Arga mengkhayalkan hal itu di saat dirinya seperti ini.

Di lain sisi, bukannya menghentikan elusannya, Adel justru semakin berbuat lebih. Dikeluarkannya benda tersebut dari sarangnya, lalu dilahapnya dalam sekali hap.

"God-hh.. " erang Arga memejamkan matanya.

Kekasih kecilnya ini memang benar-benar nakal. Awas saja.. setelah dirinya sembuh, dia tidak akan membiarkan Adel bisa beristirahat dengan tenang.

Di bawah sana, Adel justru tersenyum genit. Gadis itu tampak masih sibuk dengan kegiatannya mengulum lollipop.

"Emph.. emph.. "

Suara tersebut berasal dari bibir mungil Adel yang tersumpal senjata laras panjang milik Arga. Gadis itu begitu lihai mengeluar-masukannya ke dalam mulutnya.

Kegiatan tersebut baru berhenti saat Arga melenguh panjang sebagai tanda dirinya sampai pada puncaknya. Dengan napas tersenggal dan muka merah padam, dia menatap si pelaku yang tengah sibuk mengusap bibirnya yang belepotan selai.

"Kamu nakal sekali, Baby. Bisa-bisanya kamu mengerjai pasien yang tidak bisa melakukan apa-apa ini." kata Arga sembari menyorot Adel dengan tatapan sayu.

Dengan pipi bersemu, Adel kembali membenahi celana yang Arga kenakan. Menatap penuh arti pada benda yang sempat dia mainkan tadi.

"Abisnya Adel gemes sih. Udah lama nggak rasain." balas Adel kelewat jujur.

Arga yang mendengarnya sampai tersedak ludahnya sendiri. Padahal dia sudah tahu bagaimana kepribadian Adel yang memang suka blak-blakan ini. Tapi tetap saja dia merasa terkejut dibuatnya.

"Dasar gadis nakal. Awas saja, setelah Daddy sembuh.. Daddy tidak akan membiarkan kamu turun dari ranjang seharian." seloroh Arga dengan kobaran gairah yang membara di kedua matanya.

|•|

"Biar saya saja yang mendorong Tuan Arga, Nona." kata seorang pria bersetelan kemeja formal yang ada di dalam ruang inap Arga.

Adel menggeleng cepat tanda tidak setuju.

"Adel aja yang dorong Daddy, Om." tolak Adel pada asisten pribadi Arga.

Pria tersebut hendak bersuara lagi saat Arga lebih dulu menginterupsinya.

"Biarkan Adel yang mendorong saya, Bara. Kamu bawa saja barang-barang saya." ujar Arga dengan suara beratnya.

Pria bernama Bara tersebut akhirnya mengangguk patuh. Dia tidak mungkin menolak perintah atasannya.

"Baik, Tuan." jawab Bara merespon perintah Arga. Bergegas mengemasi barang-barang milik Arga yang cukup banyak.

Arga lalu beralih menatap teduh gadis cantik yang tengah berdiri di belakang kursi rodanya. Tangannya terulur, menggenggam tangan mungil yang berada di balik punggungnya. Menariknya maju hingga sejajar dengan bibirnya. Lalu mengecupnya dengan penuh perasaan.

"Daddy butuh sesuatu?" tanya Adel yang tersenyum manis saat merasakan punggung tangannya dikecup oleh kekasih tuanya itu.

Arga tak langsung menjawab. Dia tampak berpikir sejenak sebelum menarik kedua lengan Adel hingga posisi gadis itu saat ini menjadi setengah membungkuk. Dengan kepalanya yang tepat berada di atas kepala Arga.

Adel tampak terkesiap, namun dengan cepat dia dapat menguasai dirinya. Gadis itu menatap kekasih tuanya dengan pandangan sayu.

"Masih ada Om Bara di sini, Daddy." bisik Adel mengetahui akan apa yang Arga inginkan.

Mengapa Adel bisa tahu? Tentu saja gadis cantik itu tahu. Selama menjadi sugar baby-nya dulu, dia cukup mengerti akan tatapan dan sikap yang Arga tunjukkan padanya.

"Rasanya Daddy ingin cepat-cepat sampai rumah dan mengurung kamu di dalam kamar, Baby." desis Arga berbisik.

Adel menggigit bibir bawahnya dengan pipi bersemu. Dia jadi mengingat akan malam-malam panas yang pernah terjadi di antara mereka. Sebelum keduanya dipisahkan karena insiden penculikan serta penembakan Arga karena ulah Kakek Sigit.

"Daddy.. " lirih Adel malu-malu.

Arga terkekeh, merasa gemas dengan tingkah kekasih kecilnya. Dia mengusak ringan puncak kepala Adel. Yang membuat kedua pipi gadis itu menggembung karena rambutnya berantakan.

"Daddy jahil banget, ih. Rambut Adel kan jadi berantakan." keluh Adel yang kini cemberut karena ulah kekasih tuanya itu.

Bukannya merasa bersalah, Arga justru tertawa kecil. Melihat ekspresi Adel saat ini benar-benar membuat hatinya senang.

Sejujurnya Arga sempat putus asa karena berpikir jika dia tidak akan bisa bertemu lagi dengan Adel. Terlebih Evan menutup semua akses komunikasi di antara mereka berdua.

Namun berkat bantuan Bara dan anak buahnya, dia akhirnya bisa melacak dimana keberadaan Adel. Yang ternyata justru tinggal bersama seorang mafia yang sangat berbahaya, Sigit Pramono.

Mengapa Arga bisa mengenal ayah angkat Evan, papa tiri Adel? Tentu saja karena dulunya ayah Arga juga seorang mafia. Sehingga dia cukup mengenal watak asli Kakek Sigit dari ayahnya.

"Setelah ini akan lebih berantakan lagi, Baby." kata Arga mengerling.

Adel yang mengerti akan maksud dari ucapan Arga tersebut sontak saja memerah. Di pikirannya saat ini justru tengah sibuk membayangkan adegan-adegan menyenangkan yang akan terjadi antara dirinya dan juga kekasih tuanya itu nanti.



Tbc.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Jangan lupa vote & comment ya guys!!
Baru part awal.. part selanjutnya akan ada banyak kejutan xixi

KEKASIH KECILKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang