KEKASIH KECILKU |•Masa Lalu Arga

3.5K 46 6
                                    

KEKASIH KECILKU |•Masa Lalu Arga

Peluh yang membasahi kedua insan berbeda usia itu tak mempengaruhi kegiatan mereka untuk saling memuaskan diri. Des4han dan er4ngan berat memenuhi kamar seorang gadis yang tengah bergerak lincah di atas tubuh pria paruh baya di bawahnya.

Lenguhan panjang yang saat ini terdengar menjadi akhir dari percintaan panas mereka petang ini. Yeah, benar. Adel dan Arga baru saja selesai memadu kasih ketika matahari terbenam.

Gadis cantik dengan rok seragamnya yang masih melekat di pinggangnya itu jatuh tertelungkup di atas tubuh berotot Arga. Punggungnya yang polos tampak bergerak seiring dengan napasnya yang kembang kempis.

Tangan besar Arga bergerak merengkuh tubuh mungil di atasnya dengan posesif. Beberapa kali dikecupnya pelipis Adel yang basah karena peluh.

"Permainan yang luar biasa, Baby." bisik Arga serak dengan jilatan kecil yang dia sematkan pada telinga Adel.

Adel mel3nguh lirih dan susah payah membuka kedua matanya yang terasa berat. Gadis cantik itu mendongak dan langsung bertemu pandang dengan netra gelap milik kekasih tuanya.

Dengan gerakan pelan karena masih merasa lemas, Adel sedikit menaikkan wajahnya hingga berhadapan dengan wajah Arga. Tanpa sungkan, didaratkannya bibir bengkaknya di atas bibir Arga. Keduanya kemudian berakhir dengan bercivman cukup lama.

"Kamu memaafkan Daddy?" tanya Arga mengusap pipi tirus Adel dengan lembut.

Adel mengangguk dengan semburat merah yang menghiasi kedua pipinya. Arga yang merasa gemas tak segan menggigit ujung hidung Adel. Tak sakit, namun berdampak besar pada kinerja jantung Adel.

Arga tertawa kecil melihat wajah bersemu yang Adel tampilkan. Dia menatap intens paras kekasih kecilnya yang selalu menawan walau dalam keadaan berantakan seperti ini. Sedangkan tangannya sibuk mengelus naik turun punggung dan bongkahan padat Adel.

"Ceritakan siapa itu Jesika, Daddy." pinta Adel yang sudah dapat menguasai dirinya.

Arga mengernyit namun tak urung juga kembali bersuara.

"Kenapa kamu ingin mengetahui siapa Jesika? Apa kamu masih belum percaya pada Daddy?" tanya Arga menebak.

Adel menggeleng, sembari menumpukan kedua tangannya di atas dada bidang Arga. Lalu meletakkan dagunya di sana.

"Adel percaya sama Daddy. Tapi Adel pengen tahu siapa Jesika. Kenapa dia berambisi pengen milikin Daddy?" balas Adel yang diakhiri dengan pertanyaan lagi.

Arga mengangguk lega karena Adel mau mempercayainya. Diusapnya bibir ranum Adel yang telah dia buat bengkak dengan lembut sebelum mulai menjelaskan siapa Jesika sebenarnya.

Jesika adalah junior Arga di sma-nya dulu. Di bangku sekolah menengah, Arga sangat populer di kalangan para gadis. Parasnya yang tampan dan keluarganya yang terpandang, membuat para gadis berlomba-lomba menarik perhatian Arga.

Namun dari sekian banyaknya gadis yang mendekati Arga, hanya ada satu orang gadis yang gencar sekali untuk menarik perhatian pria itu. Dan gadis itu adalah Jesika Pramudita, anak dari Aland Pramudita yang merupakan rekan bisnis papa Arga.

Awalnya Arga terus bersikap acuh pada Jesika karena memang tidak menyukainya. Namun ketika gadis itu sudah menolong adiknya yang hampir terserempet mobil, membuat Arga sedikit melunak.

Jesika menganggap jika mereka mulai menjadi dekat. Dia bahkan terang-terangan mengatakan pada semua orang jika mereka saling mencintai.

Arga tak ingin repot-repot meladeninya. Dia hanya diam saja sampai menemukan fakta jika kejadian adiknya yang hampir terserempet mobil itu adalah bagian dari rencana Jesika untuk mendekatinya.

Setelah mengetahui hal itu, Arga kembali menjauhi Jesika. Sampai kemudian dia bertemu dengan mendiang istrinya, Kamelia yang merupakan sepupu jauh Jesika. Arga akhirnya melabuhkan hatinya pada gadis pemalu itu yang tentu saja membuat Jesika naik pitam.

Singkat cerita, Arga akhirnya melamar Kamelia saat usianya menginjak 28 tahun. Keduanya melangsungkan pernikahan setelah berpacaran selama 9 tahun. Hampir tiga tahun mengarungi bahtera rumah tangga, keduanya tak kunjung dikaruniai seorang anak.

Awalnya Arga menduga jika salah satu diantara mereka memiliki masalah pada kesuburan. Namun ternyata penyebab dari semua itu adalah karena Kamelia yang sering meminum obat yang Jesika berikan.

Jesika yang memang seorang dokter dengan liciknya berkata jika itu adalah obat untuk penguat kandungan. Dan Kamelia percaya saja dengan ucapan sepupu jauhnya itu. Tanpa mengetahui jika obat tersebut dapat mempengaruhi kesuburannya.

Arga yang mengetahui hal itu benar-benar murka. Dia hampir menuntut Jesika karena sudah menyalah gunakan tugasnya sebagai seorang dokter. Namun Kamelia tidak ingin masalah tersebut menjadi runyam. Dia dengan berbesar hati mau memaafkan Jesika.

Setahun setelah masalah tersebut reda, Kamelia memberikan kabar yang sangat Arga nanti-nantikan sejak lama. Istrinya itu akhirnya mengandung anak pertama mereka.

Bulan demi bulan mereka lewati dengan bahagia. Hingga sampai pada waktu dimana Kamelia akan melahirkan anak pertama mereka.

Namun kebahagiaan yang seharusnya Arga rasakan justru berbuah kesedihan. Istri dan calon anak pertama mereka mengalami kecelakaan saat perjalanan menuju rumah sakit.

Arga benar-benar hancur dengan kepergian keduanya yang terjadi secara bersamaan. Pria itu seperti kehilangan arah dan mengalami depresi selama berbulan-bulan.

Hari demi hari Arga lewati dengan kesedihan. Bulan demi bulan semakin membuat Arga merasa tersiksa dengan kesendiriannya. Hingga bertahun-tahun lamanya dia habiskan waktunya untuk bekerja. Agar bisa melupakan kesedihannya yang mendalam karena kepergian istri dan anaknya.

"Sejak saat itu, Daddy menutup diri dari dunia luar. Daddy tidak pernah dekat dengan wanita manapun. Daddy hanya sibuk bekerja hingga akhirnya bertemu dengan kamu waktu itu." jelas Arga mengakhiri cerita panjangnya mengenai masa lalunya yang suram.

Adel menghela napas pelan dengan raut sedih. Dia tidak pernah menyangka jika Arga akan mengalami kejadian menyedihkan seperti itu.

Dipeluknya pria paruh baya itu dengan lembut. Yang dibalas Arga dengan pelukan yang sama.

"Adel emang nggak bisa ngerasain apa yang udah Daddy alamin. Tapi Adel bener-bener bangga sama Daddy karena bisa ngelewatin semua itu." kata Adel dengan senyum tipisnya.

Arga membalas senyuman Adel dengan sekenanya. Walau sudah lama, namun kesedihan itu masih saja membekas di hatinya.

"Mungkin Adel bakalan nyerah kalau ada di posisi Daddy waktu itu." gumam Adel dengan raut sedih.

Arga hanya diam saja mendengar gumaman samar kekasih kecilnya. Dia sibuk menerawang entah memikirkan apa.

"Tapi, gimana ceritanya Daddy bisa tertarik sama Adel?" Adel tiba-tiba saja menanyakan hal itu.

Arga yang tadinya tengah melamun lantas tersadar. Mengerutkan pangkal hidungnya dengan posisi berpikir.

Apa dia harus jujur saja pada gadis itu?

"Daddy.. kok diem aja sih?" tanya Adel lagi karena Arga tak kunjung bersuara.

Arga meringis sembari menggaruk rahangnya yang tidak gatal.

"Tapi janji jangan marah, ya? Bagaimana pun Daddy juga pria normal." balas Arga mewanti-wanti.

Adel mendengus dan menganggukkan kepalanya.

"Kalau itu Adel juga tau. Buktinya Daddy selalu nggak bisa nahan diri kalau sama Adel. Ngajak kuda-kudaan terus." kata Adel memutar bola matanya tampak malas.

Arga terkekeh mendengar ucapan Adel yang memang benar adanya. Dia memang sulit sekali menahan diri jika itu berhubungan dengan Adel. Segala tingkahnya selalu membuat sesuatu di dalam diri Arga bergejolak.

"Kamu benar. Ini yang buat Daddy tertarik sama kamu." jawab Arga sembari menangkup bukit tembam Adel yang masih terisi miliknya.



Tbc.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Dua kata buat part ini???
Sweet but nasty 🫣

KEKASIH KECILKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang