Suara Guntur serta hujan yang deras menjadi musik pagi hari ini. Hawa dingin yang membuat siapa saja akan betah di gulungan selimut mereka.
Namun tidak untuk Ardi duda anak tiga ini.ia sudah rapi dengan stelan baju rumahnya,kaos oblong polos serta celana panjang tentunya.
Ia tersenyum melihat bungsunya yang tengah tertidur damai dengan,kini ia beralih ke kasur samping si bungsu di sana ia melihat si kembar yang juga tengah tertidur pulas mungkin kelelahan sehabis bermain uno tadi malam.
Ia kemudian menuju dapur untuk membuat sarapan ketiga anaknya. Yah walaupun kamar si bungsu kecil namun semua fasilitas ada di sini..
Eungh
Rama anak itu terbangun dari tidurnya. Ia masih memejamkan matanya, tangannya meraba raba kasur samping nya matanya terbuka lebar saat tak mendapati sang papa di samping nya
"Hiks.. pa-pa hiks papa!" Ia terduduk sembari terhisak pelan. Kepalanya menoleh ke samping di mana abang kembar nya masih tertidur pelan
Dirinya dengan pelan turun dari kasur yang lumayan tinggi itu.
"eng hiks cucah.. " setelah berhasil turun ia kemudian naik ke kasur abang nya dengan selimut yang bertengger sebagai panjatan nya..
Sret
Bruk
"Duh.." ia menatap abangnya yang tak juga bangun. Padahal ia sedang jatuh..
"Hiks.." 1...2...3..
"HUEEE! HIKS... SAKIT!"
"Adek!" Reynal yang duluan bangun segera menggendong sang adik yang masih terhisak, sementara Kenan malah tak terganggu sama sekali..
"Aduh maaf ya dek,sakit ya? maaf..maaf " ia memeluk sang adik sembari menepuk punggung adiknya..
"hiks... K-kak hiks.."
"Maaf ya.. cup cup jangan nangis.."
"Berisik! diem nan gw mau tidur!" Reynal yang mendengar Kenan segera menendang tubuh kembarannya dengan kencan. Membuat Kenan jatuh dari ranjang..
Gedubrak
"Aduh aduh! Sssss sakit.."
"Ngomong lagi gw tampol Lo! liat ni gara gara lo kebo adek sampe jatuh dari kasur!" Kenan segera berdiri ia kemudian mengambil alih sang adik dari gendongan Reynal..
"Mana yang sakit dek? yang mana?" Rama menggeleng ia menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher sang Abang..
"hiks.. papa.."
"Rey.. papa kemana ?" Tanya Kenan yang di balas gelengan oleh Reynal..
Nit...nit...nit..
Kamar terbuka saat seseorang telah memasukan pin nya. Di sana Ardi membawa kantong belanjaan yang sangat banyak..
Rama menoleh kan kepalanya ke arah Ardi yang masih terdiam di depan pintu sembari menggigit roti coklat..
"Hiks.. pa.."lirihnya
Ardi segera menaruh asal belanjaan nya.ia juga dengan cepat mengunyah roti nya..
"Ini kenapa? Adek kenapa bisa nangis ? "Tanyanya kepada anak kembarnya..
"Adek kayanya tadi bangun tapi ga ada papa.jadi dia berusaha naik ke kasur kita eh malah jatuh pa" jelas Kenan sembari mengeluarkan isi kantong belanja Ardi..
"Aduh jidat nya sampe benjol sedikit. Kenan.. ambil es batu sama kain ya.. " Kenan segera mengambil apa yang di suruh Ardi ..
Ardi kemudian mengompres jidat benjol Rama dengan es tersebut. Si kecil meringis saat dinginnya es menyentuh kepalanya..
"Sttt nanti sembuh ya.."
:
:
:
:
:
Setelah acara jidat si kecil benjol sekarang Rama tengah anteng duduk di kasurnya sembari mengemil kukis coklat yang di buat oleh Ardi.Di sampingnya juga ada Ardi yang tengah asik mengelus kepalanya..
"Nonton Pororo nya sudah ya?" Rama menggeleng membuat rambut nya ikut bergerak
"Nanti ya pa ya.. belum selesai papa.." Ardi mengangguk ia kemudian beranjak untuk mengambil kan minum si kecil..
"Nih minum." Ardi menyodorkan gelas bergambar beruang favorit si kecil..
Ceklek
"Hallo! Rama gimana sudah sehat?"
"Dokter! Rama.. Rama sehat!" Varezz,dokter itu segera menghampiri Rama yang merentang kan tangannya.. ia segera memeluk si kecil gemas..
"Wihhh sudah mendingan? Dokter boleh tidak periksa sebentar?" Rama mengangguk ia kemudian berbaring dengan nyaman di kasurnya
Sementara Ardi membereskan camilan si kecil..
Setelah beberapa menit..
"Sudah.. semuanya baik. Rama meminum obatnya dengan baik kan?" Si kecil mengangguk semangat..
"T-tapi pahit dokter.. pahit sekali.. banyak juga. Obatnya juga besar sekali" adunya kepada Varezz. Varezz tersenyum ia kemudian merogoh kantong nya kemudian mengeluarkan permen untuk Rama..
"Wah! Permen. Terimakasih dokter.."
"Sama-sama manis.. Ardi aku ingin bicara padamu.." varezz kemudian keluar dari kamar Rama..
"Sayang.. duduk anteng ya.. nanti Pororo nya akan tayang oke?"
"Ote papa.." ucapnya sembari memberikan gestur jempol kepada sang papa..
Ardi segera keluar menyusul varezz di depan. Sahabatnya itu tengah bersandar di dinding sembari memakan permen karet..
"Ada apa?" Ucap Ardi sembari duduk di kursi sana. Bukanya menjawa Varezz malah memberikan data seseorang yang tak asing untuknya..
"Tadi pagi di UGD ia datang sembari membawa adiknya yang pucat. Saat ku periksa ternyata ia terkena DBD. Juga terdapat beberapa luka di tubuh anak itu begitupun sang kakak. Saat ku tanya mengapa mereka bisa seperti ini,ia malah pingsan." Jelas Varezz, Ardi terdiam ia kemudian mengeluarkan sebatang nikotin yang slalu ia bawa kemana mana..
Tak
"Rumah sakit bro.bukan rumah mu." Kata varezz datar. Ia kemudian memberikan sebungkus Permen karet kapada Ardi....
"Kurangi benda menjijikan ini. Bayi ku bisa kenapa kenapa nanti." Ucap varezz sembari menginjak injak rokok itu ..
"Sudah ku usahakan. Kau tau itu ialah benda untuk melampiaskan sesuatu.." katanya sembari membuka bungkus permen karetnya lalu ia makan..
Hallo?! Maafkan wul yang baru bisa update mueheheee! Will sibuk mpls nichhh
Buat kakak nya makasih sudah menunggu karya wull yaaaaa! Semangat buat hari esok ehehehe
Pff kak Rama udah update ni! Maaf bila belum memuaskan ya ...
Komen sama bintang juseyoo...
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐚𝐦𝐚𝐤𝐚𝐫𝐭𝐚(Tamat)
Документальная проза"aku iri papa. aku ingin merasakan rasanya di peluk lalu di cium seperti abang. aku ingin makan di suapi papa,aku juga ingin tidur dengan papa. tapi kenapa papa tak bisa melakukan itu? Rama juga mau di sebut anak papa. bukan anak haram" "Liat kamu c...