Prang
Bruk
Prang
"AAAAAA! SIAL SIAL SIAL! KENAPA?! KENAPA MATA ITU MIRIP DENGAN MU! kenapa?.."
Ardian membanting semua barang yang berada di kamarnya ia terduduk lemas di sana. Tangannya telah berlumuran darah namun ia hiraukan
"Sayang.. kenapa mata itu mirip dengan mu hmm? kenapa hiks.. aku benci melihatnya. dia dia bukan anak ku.." dirinya terisak sembari mengelus lembut figuran foto sang istri. Wanita cantik yang akan selamanya mengisi hatinya..
"Sudah ku bilang.. lenyapkan dia.. tapi mengapa kau mempertahankan nya? hiks dia bukan anak ku kan hiks dia anak lelaki bajingan itu. Karna anak itu kau harus tiada Karin hiks.. kau meninggalkan kedua putra kita ..." Ardian ingat saat malam itu hatinya rasanya hancur saat mengetahui sang istri sedang bersama temannya di dalam kamar...
Brak..
"HENTIKAN BAJINGAN!" kala itu Ardian sudah kepalang emosi. Ia memukul temannya hingga tak berdaya sementara itu Karina hanya bisa menangis ketakutan ia tak tau apa apa...
"Mas hiks cukup mas.. a aku takut hiks.."
"APA YANG KAMU LAKUKAN KARINA! KAMU SUDAH BERSETUBUH DENGAN NYA HAH! DENGAN SAHABAT KU SENDIRI?!"
"ENGGA MAS! hiks aku gak ngelakuin itu ! Aku sama mas Varrez di jebak mas.."
"HALAH BOHONG! KAMU! BAJINGAN KELUAR! KELUAR!" Varezz yang sudah tak berdaya meninggalkan Karina serta Ardian di sana. Atmosfer menjadi tegang saat Ardian meluapkan emosi nya pada tembok kamar..
"Mas.. hiks aku ga ngelakuin apa apa mas.. hiks" Karina memegang tangan Ardian namun di tepis..
"SIAL! BISA BISANYA KALIAN BERBUAT SEPERTI INI HAH?! " Ardian menyudut kan Karina. Ia melemah saat melihat air mata Karina jatuh..
"aku ga ngelakuin itu sama mas Varrez mas.. kita di jebak .." Karina membelai wajah suaminya. Dirinya berantakan begitu pula dengan suaminya ..
"Lalu ini apa Karian? Ini apa kalian bersetubuh.."Ardian menunjukkan ponselnya. Di sana terdapat foto dirinya juga varezz yang berpelukan di balik selimut...
"Engga mas hiks aku cinta sama kamu.. percaya sama aku mas.."
Semenjak itu Ardian ta mau mendengar penjelasan Karina juga varezz. Ia mengacuhkan mereka hingga beberapa bulan Karina hamil..
"Aku benci anak itu. Tapi kenapa seakan akan dirimu berada di dalam anak itu?"
:
:
:
Sekarang sudah jam tujuh malam. Ardian dan kedua putranya tengah makan malam bersama..."Enak ga masakannya? " Tanya Ardian yang di balas anggukan antusias dari keduanya..
"Em! mbok inah udah sakit sakitan ya pa? Kenan denger anak anaknya bawa mbok inah ke kampung.."
"Iya bener." Jawab Ardian..
"Terus yg beresin rumah siapa? " Tanya Reynal..
"Anak sialan itu. Dia yang bakal ganti in posisi bi Inah .." jawab Ardian yang membuat Kenan dan Reynal saling pandang. Lalu bagaimana dengan sekolah Rama?
"Loh Rama sekolah nya gimana?" Tanya Reynal. Ardian terdiam ia kemudian memandang Reynal dan Kenan bergantian.
"Dia udah papa keluarin. Karna ga bayar spp bulanan.." jawab Ardian dengan santainya..
"Ohh iya pa gapapa di keluarin kasian otaknya ga kuat."
"Kenan bawa makanan ini ke anak itu. Tiga hari ga makan.. mungkin masih hidup." Kenan memandang nampan bekas yang di berikan kepadanya di nampan itu terisi nasi dan garam.. diam diam hatinya sakit saat melihat perilaku papa nya kepada adiknya..
Adik? Apakah ia menganggap Rama adiknya?
.
.
.
Kini Kenan telah berada di depan gudang. Ia meng hela nafas kemudian masuk ke dalamnya, semuanya gelap. Dirinya ta tau anak itu berada di mana...Lalu dengan cepat ia mengeluarkan hp nya untuk menerangi ruangan tersebut..
"Ram-rama.." tubuhnya terpaku saat melihat tubuh yang lebih mungil meringkuk di atas lantai kotor itu. Dengan panik Kenan segera membalikkan tubuh mungil itu kepadanya...
Deg
Ia terkejut saat melihat kondisi Rama. Darah yang keluar dari hidung Sudah kering,bibir nya yang membiru juga tubuhnya yang dingin.. Kenan menepuk pipi tirus anak itu.. berharap agar sang empu bangun..
"Bangun.. Rama .." suara Kenan yang lembut mengalun. Membuat anak itu mengerutkan keningnya saat mengenali suara itu..
Perlahan netra biru itu terbuka. Netra yang persis seperti milik mendiang mamanya.. cantik sekali..
"A-abangh.." jawabnya pelan.. ia kemudian mendudukkan dirinya bersandar di tembok..
"Makan." Rama yang melihat Kenan memberikan makanan itu segera merebut nya.. ia dengan lahap memakan makanannya..
"Pelan nanti keselek" kata Kenan datar. dalam hati ia meringis melihat keadaan adiknya..
"uhuk..uhuk" Rama segera berlari menuju pojok kanan di sana terdapat keran air kecil. Ia membuka keran air itu kemudian meminumnya..
"Ram!" Kenan segera membantu Rama menepuk punggung kecil itu..
"Minum apa lo?" Tanya Kenan,Rama dengan takut menunjuk keran kecil yang masih mengeluarkan air sedikit itu..
"a air keran .." Kenan menghela nafas ia kemudian memberikan air mineral yang ia bawa.
"Minum."
"ma-maaf kak na-nanti di t-tuan besar ma-marah.." Rama menunduk ta mengambil air yang telah di berikan kepadanya..
Kenan segera berdiri lalu pergi dari sana. Melihat ketakutan Rama entah mengapa hatinya merasa sakit sekali...
:
:
:
Hallow semuaa!
Selamat pagi semua!
Hallo kak Rama pulang nih! habis jalan jalan sama wul wul..ehehehe yang ujian semangat ya kak!
Rama bakalan nemenin okeyySi yuuuuuu
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐚𝐦𝐚𝐤𝐚𝐫𝐭𝐚(Tamat)
No Ficción"aku iri papa. aku ingin merasakan rasanya di peluk lalu di cium seperti abang. aku ingin makan di suapi papa,aku juga ingin tidur dengan papa. tapi kenapa papa tak bisa melakukan itu? Rama juga mau di sebut anak papa. bukan anak haram" "Liat kamu c...