BAB 1 : JUJURLAH PADAKU

52 3 2
                                    

#Day1
#15HMCI
#Pena_Baswara_Makassar

Nama  :  Salya Ningrum
Judul Buku : Rahasia Sepupu Suamiku

BAB 1 : JUJURLAH PADAKU

Beberapa hari ini aku sering bertanya dalam hati, kenapa belakangan ini Mas Adi - suamiku, selalu pulang larut malam.

Padahal biasanya Mas Adi selalu pulang tepat waktu. Sekitar pukul enam sore biasanya dia sampai di rumah.

Beberapa kali kucoba meneleponnya, tetapi HP-nya tidak aktif. Ku chat melalui WA hanya centang satu. Centang biru yang ku nantikan tak kunjung ada.

Tak seperti biasanya, Mas Adi selalu memberi kabar padaku. Pikiran buruk mulai menghantuiku. Perasaanku cemas dan hati mulai gelisah.

Ku hubungi kantor tempat Mas Adi bekerja, mereka mengatakan kalau semua karyawan sudah pulang sejak pukul lima sore.

Ku tepis semua prasangka buruk. Aku memperpanjang doa dalam sholat, memohon keselamatan untuk Mas Adi.

Hingga pukul setengah dua belas malam, akhirnya pintu rumah perlahan terbuka.
Kreek ..., bunyi pintu berderit terbuka.

"Assalamu'alaikum," ucap Adi perlahan.
"Wa'alaikumussalam warahmatullah," jawabku.

"Eh Adek, belum tidur?" katanya kaget.
"Ini baru bangun tidur, 'balasku. 'Mas sudah makan?"

"Sudah Dek,  Mas capek sekali nih. Mau istirahat. Yok lah kita tidur aja," ucapnya setelah meminum teh yang ku sediakan. Teh yang tadinya hangat itu, sekarang pasti sudah dingin.

Tadi aku hendak menggantinya dengan yang hangat, tapi dia melarangnya. Ku lihat wajah Mas Adi yang letih. Aku pun menunda bertanya alasannya pulang terlambat. Biarlah besok pagi saja, pikirku saat itu.

Setelah membersihkan diri, Mas Adi merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, di sebelahku. Tak beberapa lama sudah terdengar suara dengkuran halusnya. Aku pun ikut terlelap di sampingnya.

=====

Keesokan harinya ku lihat wajah Mas Adi lebih segar. Sepulang sholat subuh di masjid tadi, dia ikutan sibuk di dapur membantuku.

Masku ini memang ringan tangan membantu pekerjaan rumah. Apalagi saat weekend seperti ini. Kami biasa mengerjakan bermacam aktivitas untuk mengisi weekend.

Aku dan Mas Adi memang belum dikaruniai anak. Usia pernikahan kami sudah berjalan hampir lima tahun.

Kami berdua sudah memeriksakan diri ke spesialis kandungan. Hasil pemeriksaan pun tidak menunjukkan ada kelainan dari kami berdua, yang menyebabkan kami kesulitan mendapatkan momongan.

Dokter hanya menyarankan agar kami banyak berdoa, dan mengurangi kesibukan. Pekerjaanku sebagai manajer pemasaran di sebuah perusahaan properti,  memang sering membuatku sibuk.

Namun syukurnya aku bekerja dalam sebuah tim. Sehingga jadwal kerjaku bisa lebih fleksibel. Aku biasa pulang kantor sebelum Mas Adi sampai di rumah.

Apalagi saat weekend, Aku dan Mas Adi membuat kesepakatan agar tidak membawa pekerjaan masing-masing ke rumah. Kami akan fokus, agar cepat memiliki momongan.

"Dek, duduk sini dulu. Mas mau bicara, Mas  minta maaf ya, beberapa hari ini pulang sampai larut malam. Sampai kita jarang mengobrol lagi," ujar Mas Adi memulai pembicaraan.

"Sebenarnya ada apa sih, Mas?" tanyaku mendekatinya.

"Mas ke rumah Dik Warni Dek, sejak suaminya masuk penjara dia depresi, anak-anaknya kurang diperhatikan," lanjut Mas Adi.

"Iya Mas, enggak apa-apa, tapi kalau menurutku, sebaiknya Mas enggak usah terlalu dekat, karena biar bagaimanapun adik sepupu menurut Islam bukan mahram Mas. Bisa terjadi fitnah. Akupun terus terang cemburu."

"Aku cuma berharap kita bisa saling terbuka,  Mas mau jujur cerita semua masalah ke aku,  kita suami istri seharusnya bisa saling terbuka."

"Mas, enggak tahu gimana khawatirnya aku menunggumu pulang kemarin.  Di telepon HP enggak aktif, WA enggak di balas. Aku khawatir sekali, Mas," ujarku sambil terisak.

"Maafkan Mas, Dek. Seharian kemarin Mas sibuk mempersiapkan laporan. HP Mas lowbat. Charger ketinggalan di kantor."

"Mas sudah bersalah membuat kamu khawatir. Mas janji mulai sekarang jujur ke Adek," ujar Mas Adi sambil memelukku.

Bersambung ...

Rahasia Sepupu Suamiku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang