#5

130 21 3
                                    

Seperti biasa, bangun, mandi, sarapan, pergi ke sekolah, belajar, pulang, makan malam, lalu tidur.

Sangat berbeda dari kemarin, rumah tampak sunyi. Biasanya, saat Yechan bangun saja orang tuanya sudah bertengkar, namun ini tidak.

Namanya Lee Yechan ia mana peduli. Telinganya sudah sakit mendengarkan teriak dari kedua orang tuanya setiap pagi.

Sudah berniat dari rumah, sepulang sekolah nanti, Yechan ingin pergi ke kafe dan berharap ia bertemu dengan Seeun.

Pertama kalinya ia berharap bertemu kembali dengan Seeun, dan ia harap Seeun dengan sisi yang menyenangkan, bukan sisi yang aneh dan membuatnya tidak nyaman.

Setelah pergi ke pasar malam dengan Seeun semalam, sudut pandang Yechan terhadap Seeun berubah begitu saja. Lebih menyenangkan dan justru membuat Yechan menjadi nyaman. Entah pergi ke mana sisi aneh dari Seeun itu. Keduanya belum sempat bertukaran nomer, maka dari itu Yechan benar-benar berharap bisa bertemu lagi dengan Seeun di kafe.

Sekarang, sosok yang sering Seeun panggil 'anak bayi' itu sudah berdiri di depan gerbang sekolahnya. Berhenti sejenak sebelum melanjutkan langkahnya.

Menatap langit biru kemudian "Gue harap, gue bakal ketemu lo di kafe, Park Seeun," lalu pergi meninggalkan sekolah begitu saja.

Langkah Yechan yang tergolong cepat membuat hatinya sedikit demi sedikit menjadi lebih gugup. Seeun yang sekarang membuatnya begitu gugup, dasar Park Seeun.

Langkahnya seketika terhenti ketika melihat sosok yang sangat ia tunggu-tunggu sedang duduk di halte bus, dengan headset di telinganya dan mata yang tertutup. Menyenderkan tubuhnya di senderan tempat duduk itu.

Dengan ragu-ragu, Yechan menghampirinya, duduk di sampingnya tanpa satu kata pun.

Dilihat-lihat, ia menyadari keberadaan Yechan, membuka matanya untuk memastikan.

"Yechan?," tanyanya dengan bingung saat melihat Yechan sudah duduk di sampingnya. Yechan hanya tersenyum, lalu menatap lurus ke depan seperti biasanya "Ngapain?," tanyanya kembali kepada Yechan "Ya ... ga papa. Mau nemenin si Seeun aneh saja."

Seeun menggeleng-geleng gemas dengan perilakunya yang justru ikut berubah setelah Seeun menjadi menyenangkan seperti ini "Tumben? Biasanya kau akan menghindariku," kata Seeun, namun Yechan menghiraukannya, tak menjawab apa-apa.

"Mau ke kafe?."

Tiga kata yang lolos membuat Seeun terkejut, seorang Yechan mengajak orang aneh untuk pergi ke kafe? Sulit dipercaya!

Seeun terdiam sejenak, masih sedikit terkejut dengan apa yang Yechan katakan "Mau tidak? Jika tidak ... ya tidak apa-apa, aku tidak memaksa kok," ujar Yechan yang langsung berdiri ingin pergi meninggalkan Seeun sendiri.

Yechan tahu betul kalau Seeun akan menerima ajakannya itu dan mengikutinya dari belakang. Biasanya saja Seeun seperti itu, jelas saja Yechan yakin betul.

"Aku mau. Siapa yang bilang aku menolak ajakan anak bayi ini?," Seeun langsung menyusul Yechan yang barusan pergi. Mengikutinya dari belakang, seakan sedang menjaga anak bayi kesayangannya.

Benar saja, Seeun pasti menerima segala ajakan Yechan.

Sepanjang perjalanan, Seeun terus saja berceloteh menceritakan semua tentang hidupnya. Yechan hanya mengangguk-angguk saja, walaupun ia sendiri tak mengerti dengan cerita Seeun.

•••

"Terus?."

Seeun mendengus kesal, bagaimana bisa Yechan bereaksi seperti itu.

"Menyebalkan," umpat Seeun sambil memalingkan wajahnya "Aku menyebalkan? Lalu selama ini siapa yang menyebalkan di antara kita?," tanya Yechan dengan santai. Seeun hanya memutar bola matanya sebal.

Yechan melirik sedikit ke arah kasir, lalu pergi tanpa permisi dengan Seeun "Mengapa malah anak bayi itu yang menyebalkan? Dasar ...".

Yechan hanya berniat untuk memesan latte seperti biasanya. Setelahnya, ia berbalik badan dan menatap Seeun yang terduduk kesal di sana dengan sedikit senyuman nakal, Seeun terus menatap Yechan dengan tatapan kesal. Yechan terkekeh kecil lalu membalik badannya kembali menghadap kasir.

"Dasar Lee Yechan, sungguh menyebalkan si anak bayi itu," gumam Seeun, Yechan sedang menyebalkan hari ini.

Yechan kembali ke kursinya dengan latte di tangan kanannya "Ada apa, tuan Seeun? Wajahmu kecut sekali," kata Yechan sambil tertawa sedikit "Kau menyebalkan sekali, Lee Yechan..! Setidaknya kau bereaksi lebih, tidak hanya mengatakan 'terus?', itu menyebalkan," omel Seeun.

Yang diomeli hanya tertawa melihat ekspresi Seeun yang begitu lucu.

Sejak mereka berdua bermain ke pasar malam, entah secara tiba-tiba keduanya menjadi akrab, walau terkadang ada di saat di mana mereka masih canggung satu sama lain. Apa lagi saat Seeun menunjukkan sisi anehnya itu, justru membuat Yechan ingin cepat-cepat pulang.

"Setelah ini, kau ingin pergi ke mana?," tanya Seeun sebagai basa-basi saja "Entah, mungkin pulang," Seeun mengangguk atas jawaban Yechan. Lagi pula jika Seeun ingin mengajak Yechan jalan-jalan, memangnya mau ke mana? Kalaupun ke pasar malam, Yechan pasti akan mengeluh tidak suka keramaian.

Seeun berpikir sebentar. Mungkin ia bisa menghabiskan waktu berdua dengan Yechan lebih lama, bukan? Seperti ...

"Mau jalan-jalan ke mall?," tanya Seeun secara tiba-tiba, yang membuat Yechan menoleh "Mall?" Yechan berbalik tanya kepada Seeun, bingung saja. Dengan mengejutkan Seeun mengajak Yechan untuk jalan-jalan ke mall, secara dadakan pula.

Sejenak keduanya hening. Seeun menunggu jawaban Yechan, sedangkan Yechan sendiri berpikir apakah ia harus menerimanya atau malah menolaknya. 

Yechan membayangkan apa yang akan keduanya lakukan saat di mall nanti. Bermain mungkin? Atau mungkin saja berbelanja? Dan Seeun yang akan membayarnya? Siap! Yechan semangat jika itu benar-benar terjadi. Tak bisa ia bayangkan jika Seeun melakukan itu, Yechan akan terus-terusan merasa nyaman dekat dengan Seeun. Walaupun terkadang tingkah Seeun sangat aneh.

"Ayo."

Seeun seketika tersenyum senang, Yechan menerima ajakannya, tentu senang hatinya. Jarang saja Yechan menerima ajakannya, ini kejadian langka, mungkin tidak akan langka lagi jika mereka sudah mengenal satu sama lain lebih dalam.

+

PSYCHE || SEEUN & YECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang