4. Trouble

152 40 4
                                    







Manusia galau:
Liv gue kaga bisa jemput lo
Lo ngampus pergi sendiri dulu ya
Gue ada urusan, ntar pulang nya bareng gue

Rentetan pesan itu beberapa menit yang lalu Olivia dapatkan, sekarang cewek itu sedang duduk di kursi kemudi didalam mobil nya yang hitam dan lagi terjebak dengan macet nya kota Jakarta.

Sebenarnya Olivia mempunyai fasilitas kendaraan yang mumpuni di rumah, papa nya bahkan ngasih dia mobil agar cewek itu bebas pergi ke mana aja tanpa ngerepotin orang. Tapi Olivia memutuskan untuk nebeng ke temen-temen nya daripada bawa mobil, yang ada malah dia yang kena tebeng.

"Lama banget sih," gerutu cewek itu, arus lalu lintas di jalanan itu buruk sekali pagi ini.

Olivia beralih ke handphone nya, mengecek jam, sudah pukul berapa ini. Memang Olivia ada kelas pagi, kelas nya dimulai jam 10 dan sekarang masih jam 08.30, seperti biasa cewek itu mau nongkrong gak jelas dulu dikantin, udah jadi tradisi.

Tin!

Tin!

Suara klakson yang bersahutan membuat Olivia panik, pasal nya ada banyak suara dan itu membuat cewek itu pusing sendiri.

Jalanan mulai berangsur memulih pake alias udah gak macet banget, mungkin itu kenapa Olivia dapat banyak klakson pagi itu, dengan cepat Olivia menginjak pedal gas namun naas nya mobil putih di depan nya malah berhenti membuat Olivia membelokkan setir agar tak menabrak mobil itu.

Olivia pikir dengan membelokkan setir hidupnya akan aman sentosa yang ada malah dirinya menabrak seseorang yang ingin menyebrang.

Brak

"Anjing,"

Iris coklat milik Olivia melotot badan nya mematung karena kejadian di depan nya. Dirinya menabrak orang dan orang itu terjatuh.

Olivia ketakutan sampai seseorang mengetuk kaca jendela mobilnya dan menyuruh nya keluar. Dengan cepat Olivia keluar dari mobilnya, melepas seatbelt dan turun untuk melihat kondisi orang yang ditabraknya.

Kerumunan padat sudah melingkupi korban dari tabrak mobil Olivia tadi, karena ramai nya pengendara dijalan tak mungkin hal ini tak terjadi.

"Aduh mas sakit, kaki putih saya mas lecet!" Aduh seseorang tadi Olivia jadi heran, rasanya dia pernah mendengar suara ini.

"Mb—loh? Tania?"

•••

Jonathan berjalan dengan panik setelah mendapat pesan dari Tania kalau dirinya berada di rumah sakit. Tanpa bertanya alasan cewek itu mengapa ia dirumah sakit Jonathan langsung pergi menuju rumah sakit yang sudah dikirim Tania lokasi nya dan mengabaikan telfon dari Olivia yang sudah berkali-kali menelpon nya.

"Mba pasien atas nama Tania Aruan ada di ruang mana?" Tanya Jonathan dengan napas yang belum teratur begitu sampai di meja resepsionis.

"Mari ikut saya mas," ajak suster itu kepada Jonathan, cowok itu menurut.

Sekarang yang dilakukan Jonathan ada berkhawatir dengan dirinya yang melihat sekeliling rumah sakit, tak bisa Jonathan bayangkan separah apa luka yang didapat Tania.

Begitu sampai di ruangan tersebut Jonathan dikejutkan dengan Olivia yang duduk di bangku tunggu depan ruangan sambil menunduk dan memainkan kakinya.

"Disini mas," ucap suster lalu pergi meninggalkan Jonathan dengan senyuman manis yang dibalas anggukan dari Jonathan.

"Olivia?"

"Jonathan?"

Cowok itu kaget karena Olivia yang langsung memeluk nya dengan badan bergetar.

"Hei Oliv kenapa lo?" Jonathan bingung.

"Gue takut Jo," ucap Olivia menyudahi pelukan mereka lalu menatap Jonathan dengan mata memerah menahan tangis.

"Kenapa takut Liv, lagian lo juga ngapain disini?" Tanya Jonathan heran.

"Gue yang nabrak Tania," akuh Olivia dengan air mata yang sudah mengalir.

Jonathan kaget tentu saja. Namun sekarang dia tak boleh ikut syok karena Olivia yang masih takut. Cowok itu menenangkan Olivia dengan membawa cewek itu duduk kembali bangku tunggu di depan ruangan, Jonathan mengelus pelan tangan Olivia yang masih menahan tangis nya agar tak pecah, nanti yang ada malah menganggu.

"Kok bisa nabrak Tania Liv? Lo ngebut atau gimana?" Tanya Jonathan setelah dirasa Olivia yang tak pilu lagi.

"Gue tadi ngehindarin mobil di depan gue kan, gue banting setir terus ternyata Tania lewat mau nyebrang gitu, gue kepalang panik gak sempat nginjak rem," jelas Olivia dengan wajah memerah yang membuat Jonathan tertawa kecil.

"Lo gapapa kan?" Tanya cowok itu setelah mengangguk.

"Gue gapapa Jo, tapi Tania nya gimana? Mobil gue di kantor polisi karena papa nya Tania," setelah berujar demikian tangis Olivia pecah, Jonathan yang menyadari itu langsung memeluk pacarnya, tak tega juga melihat nya.

"Yaudah jangan nangis ntar kita selesain baik-baik Liv, jelek kalau nangis gitu,"

"Tega banget anjing bilang gue jelek...hiks," Jonathan tertawa lagi karena air mata yang berjatuhan dari iris coklat Olivia makin deras.

"Hei udah gapapa, yuk kita lihat Tania sekalian minta maaf,"

•••

Horizon notes; halo gaiss, aku kembali dengan cerita yejeno tersayang, aku janji mau konsisten buat nulis sampe tamat dengan narasi panjang hehe, doain bisa ya, semoga suka! Enjoy horizonss ❤️

Girlfriend.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang