7. ribut

232 36 5
                                    









"Gelang lo mana Jo?" Olivia bertanya dengan wajah datar yang membuat Jonathan maupun Doni berdigik ngeri.

"Ketinggalan di rumah," balas Jonathan mencoba santai, "Gue lepas Liv waktu mau mandi takut rusak," sambung nya.

Olivia tau itu bohong, bahkan Doni sendiri yang duduk di samping Olivia tau kalau Jonathan sedang berbohong. Berteman lama dengan Jonathan membuat Doni tau bagaimana cowok itu kalau sedang berbohong dan membuat alibi tak masuk akal.

Karena tak mau menganggu Doni bergeser sedikit lebih ke ujung dimeja panjang di kantin mereka ini. Bersama dengan iPad hitam nya dia bergeser, tak mau ikut campur ataupun terlibat dengan kedua sejoli itu. Takut dirinya terseret ke masalah sepele yang membuat Doni rugi sendiri.

"Lo yakin?" tanya Olivia tetap dengan wajah datar dan bersidekap tangan.

"Yakin lah gue," Jonathan mulai gagap, kini netra hitam nya tak berani menatap Olivia dengan tegas.

"Yakin?"

"Yakin Oliv,"

Mendengar itu Olivia menghela napas, "Gue nanya gini cuma mau mastiin aja sih Jo, soalnya kemarin waktu lo pulang bareng Tania gue lihat dia pake gelang couple kita itu, lo gak ngasih gelang itu ke dia kan Jo?"

"Idih enggalah, yakali gue kasih ke dia,"

"Bagus deh, tapi kalau gue suruh lo jemput gelang lo ke rumah sekarang apa boleh?" ucap Olivia, cewek itu tau ini hal terbodoh yang dia ucapkan namun kalau tidak begini dia tidak akan bisa mengorek fakta.

Walaupun samar-samar Doni masih bisa mendengar percakapan kedua teman nya itu, kemudian menggeleng sembari menghela napas rendah, kalau betul gelang itu Jonathan beri kepada Tania, Jonathan adalah cowok bajingan seantero kampus.

"Kenapa sih Liv kayaknya dari semalem lo ngajak ribut mulu deh," Jonathan menaikkan suara nya, emosi nya mulai terpancing atas ucapan Olivia yang 100% benar.

"Lo yang ngajak gue ribut tolol,"

Doni memijat pelan pelipis nya, kantin yang tadinya adem ayem jadi ribut karena kedua teman nya yang tersulut emosi masing-masing. Jus jeruk beserta bakso pun kini turut menjadi saksi bisu pertengkaran mereka yang sebentar lagi akan dimulai.

"Gelang nya lo kasih ke Tania kan?" tanya Olivia lagi masih dengan nada yang sama, semakin mengundang atensi penghuni kantin untuk menguping pembicaraan mereka.

"Kalo iya kenapa," jawab Jonathan, Doni akui keberanian teman nya yang satu ini.

Setelah nya Olivia terdiam, benar dugaan nya.

"Minimal lo hargai gue Jo! Udah jelas-jelas gelang itu gue beliin buat lo! kenapa malah lo kasih ke orang coba?" Olivia kesal, nada bicaranya sudah tak seperti tadi, kini sudah memelan karena banyak orang yang menatap nya.

"Kalo gak suka tinggal bilang Jo, balikin ke gue, gapapa, mending kaya gitu daripada cara lo yang kaya gini malah bikin gue sakit hati," sambung Olivia.

Setelah berujar begitu cewek itu membereskan barang-barang nya dan dimasukan semua ke tas totebag putih nya. Melihat Jonathan membuat nya ingin marah dan menyalahkan diri terus menerus.

"Ini makanya dari awal gue gak mau bantu lo Jo, ini kenapa gue nolak, kalau udah kek gini siapa yang mau disalahin? Udahlah kita putus aja,"

Jonathan yang tadinya membuang muka langsung menatap nanar langkah Olivia yang sudah menjauh darinya, bahkan untuk menahan cewek itu Jonathan tak sanggup.

•••

Netra Olivia mendelik begitu mendapati gelang hitam terjatuh di depan nya, tanpa mematikan keran wastafel ia langsung memungut gelang itu dan langsung menyadari siapa yang melempar kepadanya karena langkah kaki yang masuk dan mendekat.

"Lo itu gak punya otak ya? Masa cuma karena gelang lo permaluin Jonathan di kantin?" ucap Tania yang datang dengan keempat teman nya.

"Seharusnya gue yang nanya ke lo, lo punya otak gak pake gelang couple gue? Lo gak punya rasa malu atau gimana?" imbuh Olivia yang sudah berdiri tegak di depan Tania.

Tania mendecih malas lalu berjalan maju menuju Olivia yang masih tetap ada dirinya, cewek itu sama sekali ga lengah ataupun gentar karena langkah Tania yang lama-lama semakin dekat dengan nya.

"Gausah banyak bacot deh, putusin Jonathan sekarang!" ujar Tania membuat Olivia menautkan alisnya.

"Terus kalau udah gue putusin?" tanya Olivia dengan santai nya, Olivia tau betul, cewe di depan nya ini pasti akan bermain-main dengan Jonathan, dan Olivia ga bisa diam saja.

"Jonathan lebih pantas buat gue, bukan cewe kampungan kaya lu," balas Tania dengan wajah bengis nya.

"Cewe kampungan? Gue? Oh berarti lu mau sama bekas cewe kampungan?" celetuk Olivia sambil mendecih, membuat semburat merah di wajah Tania muncul.

"Tania gue perjelas ya sama lo sekali lagi, gue ga akan tinggal diam kalau lo cuma mau main-main sama Jonathan, dan coba lo tarik lagi kata-kata lo yang bilang gue cewe kampungan, siapa yang kampungan disini? Ngasih syarat ga jelas biar bisa pacaran sama lo, kalau lo cinta ya tinggal lo terima aja si Jonathan kocak, gausah pake syarat segala, sinting!" Olivia berujar demikian kemudian menatap remeh Tania yang sudah di lingkup amarah, kemudian meninggalkan cewe itu sendiri di kamar mandi dengan darah yang mendidih.

"Awas aja Olivia, habis lo sama gue!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Girlfriend.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang