24. Another hand

629 76 0
                                    

"Pacar baru Mew?" tanya lelaki paruh baya yang duduk di meja kerjanya ketika Mew dan Gulf masuk ditemani Tul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pacar baru Mew?" tanya lelaki paruh baya yang duduk di meja kerjanya ketika Mew dan Gulf masuk ditemani Tul.

"Bukan Om..adiknya temen." Jawab Mew, seperti biasa Gulf hanya menyatukan telapak tangannya dan menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat.

"Belom Dad.." celetuk Tul, lelaki yang dipanggil Daddy oleh Tul itu pun tertawa dan menggelengkan kepalanya.

"Jadi kenapa ini, katanya Tul ada yang mau cerita sama Om." lelaki itu membuka lacinya dan meraih sebuah pulpen.

"Jadi gini Om.." Mew mulai bicara dan menjelaskan keadaan Gulf. Ayah Tul mendengarkan dengan seksama. Sesekali mencatat dan menganggukkan kepalanya.

***

"Ini rumahnya??" tanya Jumpol yang menghentikan motor matic nya di depan sebuah rumah mewah. Davikah mengecek ponselnya dan menyamakan fasad rumah itu dengan yang ada di ponselnya. Mew sempat mengirimkan foto rumah Tul sebelum akhirnya tidak membalas pesan Davikah.

"Iya ini rumahnya. noh nomor 19." kata Davikah. Ia turun dari motor Jumpol lalu menghampiri satpam yang berjaga di depan rumah mewah itu.

"Permisi Pak, apa betul ini rumahnya Tul? Tul Pakorn." kata Davikah sambil merapikan jaket kulit hitam yang dikenakannya.

"Oh iya betul, anda siapa ya?" Satpam mengiyakan lalu balik bertanya pada Davikah.

"Saya temannya Tul, sudah ada janji mau kesini, nama saya Davikah." kata Davikah menyebutkan identitasnya. Satpam mengecek buku tamu di mejanya lalu mempersilahkan Davikah dan Jumpol masuk ke dalam. mereka memarkirkan motornya di samping pos satpam.

Saat masuk seorang asisten rumah tangga mengantar mereka ke ruang praktek ayah Tul. Davikah masuk ke dalam dan ikut melanjutkan sesi konsultasi sementara Jumpol memilih untuk menunggu di ruang tamu.

Berbeda dengan biasanya konsultasi berjalan sangat lama. banyak pertanyaan yang diajukan pada Gulf walaupun Gulf menjawab dengan text di ponselnya. Ketika Davikah masuk, ayah Tul juga banyak bertanya pada Davikah.

***

"Terima kasih Prof sudah bantu adik saya." kata Davikah berkali-kali membungkukkan badan.

"Panggil Om saja. Sebetulnya kalau Gulf sudah bilang ingin sembuh ga akan terlalu sulit sih. Kalau mau minggu depan kita cobain hypnotherapy, mana tahu Gulf bisa keluarin semua perasaan dia." kata Ayah Tul.

"Dek, mau?" tanya Davikah pada Gulf yang ternyata disambut anggukan Gulf.

"Oke, minggu depan kita coba ya, biar ga minum obat terus ya Gulf..ini obatnya cuma Om kasih buat satu minggu ini aja. Untuk terapi nya coba sesekali keluar rumah, gak usah jauh-jauh asal ditemani." Lelaki paruh baya itu menyesap teh nya.

"Kalau saya ajak ke tempat shooting boleh Om?" tanya Davikah.

"Boleh aja, asal ada temennya. Mau main kesini juga boleh, minta temenin Mew, biar Tul gak mainan ps melulu." Ayah Tul terkekeh lagi.

"Aku mainan saham ya Dad bukan main ps. Kalau Gulf kesini sama Mew yang ada aku dikacangin jadi nyamuk." bantah Tul. Davikah langsung melirik tajam ke arah Mew saat mendengar kata-kata Tul.

Davikah, Mew dan Gulf berpamitan pada Tul dan ayahnya. Tul mengantar mereka sampai ke tempat mobil Mew diparkir. Mew mengantar Gulf naik mobilnya sementara Davikah tetap bersama Jumpol.

Davikah sampai terlebih dahulu, setelah mengantar Gulf, Mew pamit pulang. Butuh hampir satu jam untuk Mew berpamitan pada Gulf. Gulf tak mau melepaskan tangan Mew, hingga akhirnya Mew menunggunya mandi dan baru berpamitan saat Gulf tertidur. Mew meletakkan odet di pelukan Gulf lalu berbisik "Aku pulang dulu, besok pulang kerja aku kesini bawain kamu ayam sama chocopie." 

ClichéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang