48. Davi Jantungan

875 78 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"JELASIIINNNN" Suara Davikah menggema di ruang tengah apartemen Mew

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"JELASIIINNNN" Suara Davikah menggema di ruang tengah apartemen Mew.

Gulf masih asik bermain dengan ponselnya sambil bersandar di dada bidang Mew yang sekarang berstatus pacarnya.

"Gamau ah Davinya marah-marah.." kata Gulf madih tak beranjak dari tempatnya.

"Ya habis kamu bikin aku jantungan Gulf! Untung aku gak mati berdiri! Ini lagi lu ngapain juga rempet2 sama dedek gw minggir!" Davikah mengusir Mew namun Mew bergeming.

"Davi ihhh gaboleh gituuu...Davi duduk sini." Gulf duduk lalu menyuruh Davikah duduk di sebelahnya.

"Kak geser.." pinta Gulf. Alih-alih menggeser posisi duduknya Mew menarik Gulf duduk di pangkuannya. Lelaki yang lebih muda itu tak menolak. Ia hanya terkekeh senang.

"INI APAAN PANGKU PANGKUAN ANJIM!! LEPASIN GAK MEW!" Seru Davikah, Mew malah memeluk Gulf lebih erat dan menyembunyikan wajahnya di punggung Gulf.

"Nyebat dulu gw, daripada pusing bau bucin..." Bright melengos pergi ke arah balkon.

"Aku suka dipangku kak Mew Davi.." kata Gulf tersenyum. Mew menyunggingkan senyumnya, Ia masih melingkarkan lengannya di pinggang ramping Gulf.

"Kapan jadiannya emang?" Tanya Davikah.

"Jadian itu apa?" Gulf balik bertanya.

"Itu loh, waktu kakak bilang mau jadi pacar kamu terus kamu bilang iya.." Mew menjelaskan.

"Oh..kemarin..waktu Davi nginep tempat Koh Jumpol." Kata Gulf mengingat hari itu lagi, wajahnya kini merona merah.

"Ihh kenapa ga cerita? Gamau pokoknya cepet putus!" Davikah mendengus.

"Jangan! Nanti Davi ga bisa ke US karena harus jagain aku.." kata Gulf.

"Hah? Aku kan belom bilang, kamu tau dari mana?" Davikah tersentak kaget.

"Kan Davi pake tablet buat daftar..notifikasinya masuk ke e-mail. Jawab Gulf ringan.

"Kamu gapapa? Kalau aku kesana?" Tanya Davikah, matanya berbinar penuh harap.

Gulf mengangguk semangat, mengangkat kedua alis tebalnya.

"Pergilah...jadi pebisnis yang sukses." Kata Gulf.

"Kenapa bisnis? Katanya kan mau jadi pengacara" Mew tiba-tiba menyambar.

"Kak, ini aku lagi terharu sedih-sedih sama Davi loh..kamu ni nyamber aja kayak petasan bawang." Gulf ngomel sambil memukul gemas lengan berotot milik Mew.

"Ya kan aku kaget sayang...jangan pukul-pukul..maunya cium-cium aja." Kata Mew manja, membuat Davikah meringis geli campur sebal.

"Jiji anjing!" Davikah memaki.

"Davi..Davi pergi aja.. aku disini ada yang jagain kok..ganteng lagi." Kata Gulf tersenyum.

"Justru aku khawatir ga ada yang jagain kamu dari dia." Kata Davikah ketus.

"Trust me Davi..trust kak Mew juga..ya?" Pinta Gulf. Davikah terdiam menatap sang saudara kembar. Hening sekejap sebelum Davikah akhirnya memeluk Gulf erat dan mendaratkan kecupan bertubi-tubi di kepala dan pipi Gulf.

"Oh ya, aku udah ketemu Papa kemarin...he finally set us free dengan perjanjian yang ditandatangani. Dia akan kirim anak tirinya dan istrinya ke Jerman dalam waktu dekat. Sampai saat itu tiba kamu sabar-sabar dulu ya jangan kemana-mana." Jelas Davikah. Gulf mengangguk mengerti sambil tersenyum, serasa semua beban hidup mereka selama ini terangkat sudah.

"Ada surat dan berkas yang harus kamu tanda tangan. Itu dokumen pembagian harta-harta Papa. Kalau mau kamu bisa pakai untuk beli rumah." Kata Davikah, melanjutkan.

"Aku bisa tinggal disini..ya kan kak?" Ia menoleh pada Mew. Mew mengangguk senang.

"Kamu beli rumah pun sisanya masih banyak!" Kata Davikah.

"Aku mau beli rumah buat shelter orang yang punya trauma seperti aku. Boleh gak ya?" Tanya Gulf ragu.

"Boleh banget! Nih, cepet urusin biar bisa jalan proyek nya." Davikah menyerahkan Map warna biru pada Gulf.

Setelah membaca setiap kata disana baik Davikah maupun Gulf membubuhkan tanda tangan. Kini mereka resmi menjadi pemilik asset yang diberikan pada mereka.

***

-Fin-

ClichéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang