hujan

13 0 0
                                    

"Nia cepatlah pergi ke sekolah nanti kau terlambat"

"Aku tidak mau bi , mereka pasti akan membully ku lagi"

"Jangan khawatir, Nanti bibi akan melaporkan pembullyan yang di lakukan temanmu ke kepala sekolah mereka pasti akan dihukum"

"Itu percuma saja bi karena pemilik sekolah itu ayahnya Zena sendiri"

"Bagaimana Nia pindah sekolah saja"

"Pindah sekolah?, aku tidak mau nenek pasti akan memarihiku jika pindah sekolah"

"Jangan pikirkan itu bibi akan membelamu yang penting kau sekolah dengan bahagia dan tanpa bully itu yang paling penting"

"Aku tidak mau bi , nenek pasti akan kecewa"

Terdengar Isak tangis Nia karena rasa sakit yang dia alami setiap harinya di sekolah jadi korban pembullyan membuatnya menderita setiap harinya , Nia menangis dan memeluk bibi nya karena bibinya orang yang selalu peduli padanya

"Bibi aku mohon biarkan aku libur beberapa hari jika guru menanyakan ku katakan kalau aku sedang sakit"

"Baiklah jika itu maumu , jika kau sudah merasa baikan nanti cobalah untuk pergi keluar dan tenangkan pikiranmu"

"Iyaa bi"

Rintisan hujan terdengar deras di balik jendela , Nia membuka jendela dan merasakan derasnya air hujan yang jatuh ke tangannya membuatnya teringat kenangan masa lalu berasama ibu nya ketika ia masih kecil

"Ibu bolehkah aku bermain hujan di luar?"

"Boleh asalkan jangan lama-lama nanti sakit"

"Iya Bu"

.•°O°•.

"BI aku pergi keluar ya"

"Jangan keluar rumah lagi hujan deras nanti kau sakit"

"Sebentar aja kok bi , jangan khawatirkan aku"

Nia berlari menuju hutan belakang rumah dan merasakan rintisan hujan yang mengguyur tubuhnya , Nia merebahkan badannya di rerumputan dan merasakan derasnya air hujan yang membasahi seluruh tubuhnya

"Sudah lama aku tidak merasakan bermain hujan ini terasa menyenangkan"

Seorang pria muda tinggi membawa payung putih transparan dan handuk di tangannya menghampiri Nia

"Hey kau bodoh atau Tolol sih kenapa kau malah bermain hujan , kau mau mencari penyakit apa!"

"Hey kau bodoh atau Tolol sih kenapa kau malah bermain hujan , kau mau mencari penyakit apa!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau kan yang menolongku waktu di bus itu kan"

"Iya emangnya kenapa?"

"Siapa namamu?"

"Kenapa kau mau tau namaku kepo aja lu"

"Aku hanya penasaran"

"Namaku Jay"

Jay menatap Nia lalu memegang tangannya untuk saling berkenalan

"Namaku Nia salam kenal"

"Bolehkah aku bertanya kepadamu?"

"Tantang apa?"

"Permintaan apa yang kau buat di malam gerhana bulan itu"

"Ahh itu aku meminta permohonan agar aku mati , namun aku tidak mati pada malam itu kau berbohong kepadaku ya katanya akan terwujud"

"Iya emang harusnya terkabul tapi ada sesuatu yang menghalangi permintaan makanya tidak terkabul"

"Apa maksudmu ada yang menghalangi permintaan ku?"

"Anu maksudnya mungkin kau tidak akan ditakdirkan untuk mati malam itu"

"Aku hidup juga tidak ada gunanya"

"Kenapa kau bilang begitu"

"Aku sudah muak dengan hidupku , aku ingin mati"

"Hey sudah jangan katakan itu lagi , katakan permintaanmu lagi kali ini aku akan mengabulkan nya tapi jangan minta untuk mati lagi aku tidak akan mengabulkannya"

"Aku ingin es krim"

"Cuman itu yang kau mau sungguh kau cuman mau es krim?"

Nia mengangguk pelan mendengar jawaban itu Jay langsung membawa Nia ke toko es krim terdekat

Nia mengangguk pelan mendengar jawaban itu Jay langsung membawa Nia ke toko es krim terdekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apakah kau senang sekarang?"

"Sedikit"

"Katakan siapa yang menganggu mu akan ku beri mereka pelajaran"







Mermaid Promise (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang