Author pov."Mumpung lagi libur sekolah gimana kalo kita liburan ke Bali?" Usul Jennie menatap Lisa dan teman-temannya.
Lisa meneyringai lalu memeluk pinggang Jennie.
"Berdua hmm" nada suara Lisa di setel berat.
Puk
"Inget Irene goblok" Seulgi menepuk poni Lisa.
"Poni gue!" Dengus Lisa dan Jennie sigap merapikan poninya.
"Cuman gue yang boleh pegang" kata Jennie sambil menatap Seulgi.
"Tu dengerin apa kata Jennie gue, Seulgi goblok" sinis Lisa.
"Sebenarnya pacar lo siapa si sa?" Jisoo menatap heran Lisa.
"Tau, dasar buaya!" Rosé pacar Jisoo memutar matanya.
"Dia kan mas bro, iya ga?" Seulgi menampilkannya senyum tengiknya.
"Mas bro pala lo botak!" Itu bukan Lisa melainkan Jennie yang membalas ucapan Seulgi. Jennie paling tidak suka Lisa di ejek apalagi di jelek-jelekkan.
"Ha ha hahaha santai Jen" Seulgi tertawa kikuk menggaruk kepalanya.
"Ga bisa!" Jennie ngegas.
"Ni kucing satu juga aneh, perhatiannya udah melebihi orang pacaran" kata Jisoo dengan pelan.
"Kaya orang pacaran aja ya byy Lisa ama Jennie. Agak kasian sih sama Irene" bisik Rosé dan Jisoo menganggukkan kepalanya.
Seulgi menghela nafas lelah menghadapi sikap garang Jennie.
"Sssh udah sayang" bisik Lisa sambil mengelus lembut kepala Jennie.
"Dia ngeselin Jennie ga suka.." rengekan manja Jennie membuat Lisa berdebar.
"Dih dih" Seulgi geleng-geleng kepala melihat tingkah dua orang itu.
"Udah yah, Seulgi nya ga usah di liat" Lisa membenamkan wajah Jennie di lehernya.
"Eum, dia jelek" Jennie mengangguk manja sambil memeluk leher Lisa.
Lisa tersenyum sambil mengusap pipi gembul Jennie.
"Hai semuanya maaf telat, hai bae" Irene barusan datang, duduk di samping Lisa dan mengecup singkat pipi gadis berponi itu.
Jennie mengerucutkan bibirnya, melepas pelukannya pada leher Lisa kemudian mencubit pinggang Lisa sedikit kuat.
"Awssh.." Lisa meringis menggosok-gosok pinggangnya.
"Kenapa bae?" Irene menyentuh lengan Lisa.
"A-ah enggak, cuman di gigit semut" Lisa tersenyum kikuk.
"Mana sini aku liat pinggangnya" pinta Irene.
"Udah ga sakit tenang. Oh iya kita jadi kan liburan ke Bali?" Lisa menatap Jennie dan yang lainnya.
Jennie mendengus dalam hati, dia jadi tidak mood berbicara setelah kedatangan Irene.
"Kita mau ke Bali bae?" Irene menatap Lisa dengan binaran di matanya.
"Iya kita semua liburan ke Bali" Lisa mengangguk.
"Aaaah seneng banget liburan ke Bali, apalagi sama kamu" Irene memeluk tubuh Lisa.
"Gue ngikut aja dah" kata Jisoo dan menyenderkan kepalanya di pundak Rosé.
"Dimana ada kamu di situ ada aku" Rosé tersenyum manis mencium pipi Jisoo.
"Aww pacar aku manis banget sih" Jisoo malu-malu love.
"Dih kemaluan lo jadi human" Seulgi bergidik ngeri.
"Dih sirik" sinis Jisoo.
Sedangkan Jennie hanya menyimak, cemberut meletakkan dagunya di kedua telapak tangannya.
Lisa perlahan melepaskan pelukan Irene, dia sangat hafal dengan Jennie yang tiba-tiba diam. Gadis bermata kucing sedang merajuk dia ingin di bujuk dan di manja-manja olehnya.
"Hei-" Lisa langsung terdiam saat Jennie tidak mau di sentuh olehnya.
Jennie membelakangi semua temannya termasuk Lisa, dia menunduk mengubur wajahnya di antara pahanya.
"Lo kenapa Jen?" Heran Irene melihat Jennie yang tiba-tiba membelakangi semuanya.
"Hik hik" suara rengekan itu terdengar di telinga mereka.
"Lah jambu?" Seulgi kebingungan.
"Diam bego" Jisoo memukul kepala Seulgi, gadis bermata sipit itu mengadu sakit menggosok-gosok kepalanya.
"Jen lo kenapa?" Rosé khawatir menyentuh pundak Jennie.
"Huwaaaa Mami! Hiksss Lisa jahat! Uwaaaa mamiiii.." tangis kencang Jennie membuat mereka kaget sekaligus bertanya-tanya apa yang telah di perbuat Lisa sehingga gadis gembil itu menangis dengan begitu keras?
"Alamat" Lisa menepuk dahinya.
-
"Kenapa kamu ngajakin Daniel?"
"Terserah aku lah"
"Aku ga suka ya liat dia deketin kamu"
"Maaf, kamu siapa nya aku?"
Jlebb
•••
Tbc
02/07/23
Mbul lucu kalo lagi nangesss. Rasanya nyut-nyutan udah pasti.
Vote komen lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
pacar orang [Jenlisa]√
Fanfiction"kenapa bisa sakit?" "pacar kamu ga marah kalo kamu lebih merhatiin aku dari pada dia?" plagiat menjauh cok! start : 28/06/23 end : 28/07/23 hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 22.