stare

91 86 7
                                    


Ghazia sempat tak percaya ketika mengetahui kakinya sudah menginjak lantai.

"Nek...nenek..."panggil ghazia.
nihil ia tidak menemukan keberadaan nenek tua itu dikamarnya.

"Aneh,kemana nenek tua itu pergi?"gumam ghazia setengah tidak percaya.

Ia berjalan menuju tempat tidur dan merebahkan tubuhnya.

Saat mata gadis itu hampir terpejam,tiba tiba-tiba saja Indra penciumannya menangkap sebuah aroma yang tidak asing, semacam aroma maskulin yang menenangkan,hatinya tergerak untuk mencari tau dariman aroma itu berasal.

Ghazia berjalan pelan menyusuri koridor kamarnya gadis bermata biru itu menatap tajam ke arah hutan.

Tiba tiba fokuskan teralihkan oleh sebuah suara.

"Krek"

"Siapa disana" teriak ghazia.

Pemimpin black moon pack itu diam membisu,dengan cepat ia sembunyi di balik semak-semak.

"Alpha bodoh"gumam alpha steir sambil menepuk jidatnya.

Ghazia mengendap-endap menuruni tangga dengan membawa sebuah lentera ditangannya,berbekal rasa penasaran ia keluar dari paviliun dan berjalan menuju hutan.

Aroma itu kian semerbak menusuk hidungnya.

"Apa ada orang disini?" Tanya Ghazia sambil mengarahkan lentera ke sekelilingnya.

Ghazia terus berjalan mencari aroma tersebut, namun.

"Duk "kakinya tersandung dengan sesuatu.

Dengan mata tertutup ghazia menjerit dan pasrah terhadap rasa sakit yang akan ia rasakan.

"Haap" seseorang menangkapnya.

Merasa sedikit aneh,ghazia dengan cepat membuka matanya yang langsung tertuju pada dua mata biru dihadapannya jantung ghazia berpacu dengan sangat cepat,ia melihat wajah yang sangat tampan dibawah sinar rembulan.

Steir juga merasakan hal sama pada ghazia,raja serigala itu terpesona dengan wajah cantik dihadapannya.

'candu' itulah kalimat yang terlintas dibenak steir.

"Hey steir sadarlah aku tau ghazia itu cantik,tapi ini bukan saatnya untuk terpesona !!!" Suara Zen menyadarkan steir dan langsung melepas tubuh ghazia.

"Kau tidak apa apa?"tanya steir dengan posisi tubuh berada dihadapan ghazia.

Ghazia yang masih syok langsung tersadar dan jadi sedikit malu.

"Aku baik baik saja"jawab ghazia gugup.

Steir melangkah mendekati ghazia,dengan perasaan was-was gadis itu mundur selangkah demi selangkah hingga tubuhnya hampir bertabrakan dengan pohon, beruntungnya steir bergerak cepat dan berhasil menahan ghazia dengan dengan tangannya pandangan keduanya kembali terkunci, steir mendekatkan wajahnya kepada wajah ghazia.

"Cepat lakukan steir aku sangat menginginkannya" ucap Zen yang berada dalam tubuh steir.

"Maaf ada sesuatu di rambutmu"ucap steir mengambil sesuatu di rambut ghazia.

Ghazia terbelalak dengan perasaan malu ia mengalihkan pandangannya.

"Bodoh"rutuk ghazia pada dirinya sendiri.

"Apa dirimu mengatakan sesuatu?"tanya steir.

"Hah..tidak aku tidak mengatakan apa-apa!!!"jawab ghazia gelagapan.

"Apa dirimu benar baik baik saja kenapa wajah mu memerah?"tanya steir lagi.

"Tidak aku benar baik baik saja"jawab ghazia bohong.

keringat sudah bercucuran membasahi tubuhnya,dengan cepat ia beranjak dan pergi menjauh dari steir.

"Kau lihat Zen betapa cantiknya dia ketika malu seperti itu"ucap steir dengan posisi badan bersandar menatap kepergian ghazia yang mulai nampak sayup sayup ditelan malam.

"Kau benar steir dia sangat cantik hanya saja kau terlalu bodoh tidak melakukannya tadi"upat Zen.

Steir tidak menghiraukan celoteh serigalanya yang sedari tadi sangat cerewet, suasana malam yang semakin sunyi akhirnya steir memutuskan untuk kembali ke Black moon pack.

-tbc-

💙💙💙

FORECAST [Terbit✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang