~angin membisikkan rahasia dalam bahasanya sendiri yang tak bisa dimengerti~
Happy reading
"arrgh"teriak seorang laki-laki yang sedang frustasi.
Pangeran aeros merasa sedikit kacau dengan perasaan yang mengganggunya sekarang.
Tangan kekar itu tiba tiba saja melayang dan menghancurkan sebuah vas bunga yang ada dihadapannya.
Tanpa merasa bersalah lelaki itu pergi dan membaringkan tubuhnya tanpa menghiraukan pacahan vas yang berantakan.
Saat matanya hampir terpejam tiba tiba saja terdengar suara ketukan pintu yang sangat keras menyebabkan pemilik mata coklat itu geram.
"Siapa"tanya pangeran aeros keras.
Namun nihil ia tidak menemukan siapapun.
"Berani beraninya kau bermain denganku!!!"teriak pangeran aeros tak terima.
"Cepat keluar jika tidak ingat kapalamu kutebas!"ancam pangeran aeros lagi.
Dari kejauhan nampak seorang gadis berjalan ke arah pangeran.
"Ma...maaf pangeran"ucap ghazia ketakutan.
"Saya bersalah karena pergi setelah mengetuk pintu kamar pangeran"ucap ghazia dengan pandangan menunduk kebawah.
Bagai tertumbuk hati sang pangeran ketika melihat ghazia berdiri di hadapannya.
"Ti..Tidak apa apa nona"ucap pangeran aeros terbata-bata.
Ghazia merasa gugup ketika mengetahui pangeran aeros menatapnya tanpa berkedip.
Namun kejadian itu tidak berlangsung lama karena dengan cepat pangeran aeros mengalihkan pandangannya.
"Maaf pangeran saya ditugaskan oleh ibu ratu untuk membersihkan kamar pangeran menggantikan posisi bibi Flo yang sedang sakit"pinta ghazia panjang lebar.
"Baiklah"pangeran aeros memberi izin untuk ghazia memasuki kamarnya.
Ghazia tersentak ketika melihat vas bunga hancur berantakan dilantai.
"Apa yang terjadi pangeran?"tanya Ghazia.
"Pake nanya lagi padahal udah jelas jelas karena dia"batin pangeran aeros.
"Pangeran"panggil ghazia.
"I...itu karena kucing iya kucing"ucap pangeran aeros gelagapan.
Ghazia berlalu dari hadapan pangeran dan pergi mengambil keranjang guna membersihkan kepingan vas yang berantakan.
"Au sst"Ghazia menjerit mendapati jarinya terkena pecahan dan mengeluarkan berdarah.
Pangeran aeros yang mengetahui hal itu dengan cepat ia datang menghampiri ghazia mengusap lembut tangan ghazia dan menghentikan darah yang keluar dengan cara menghisapnya.
Ghazia melotot ketika mengetahui pangeran aeros menghisap jarinya.
Hening terjadi beberapa detik diantara mereka.
"Maaf!!!"ucap pangeran aeros merasa malu.
Ia keluar dan meninggalkan ghazia sendirian di kamarnya.
[Black moon pack]
"Zen apa kau lihat manusia bodoh itu menghisap jari mate-ku"ucap steir pada serigalanya.
"Dasar Manusia bedebah!!!"sambung Zen tak terima"
Semenjak penandaan mate malam itu steir dengan mudah mengetahui posisi ghazia dan ikut merasakan seperti yang ghazia rasakan.
"Steir aku tak terima jika mate-ku bersama orang lain"rengek Zen kesal.
"Serigala bodoh kau pikir aku terima"ucap steir lagi.
Dua raga satu tubuh itu saling melontarkan perkataan tidak terima terhadap mate-nya yang sedang bersama orang lain.
[Kerajaan erware]
"Selesai"gumam ghazia yang sedang mengusap lembut keringat dikeningnya.
Ia membereskan semua peralatan pembersih dikamar pangeran dan bergegas keluar.
"Mau kemana nona"tanya pangeran Aeros.
Serasa ada yang memanggilnya ghazia langsung menghentikan langkah dan menoleh ke sumber suara.
"Mau pulang pangeran"jawab ghazia singkat.
Dari kejauhan nampak ibu ratu datang menghampiri mereka.
"Apa semuanya sudah beres ghazia?"tanya ibu ratu.
"Sudah ibu ratu"jawab ghazia.
"Ini sedikit untukmu"ibu ratu memberi dua kantung emas kepada ghazia.
"Apa ini tidak terlalu banyak ibu ratu??"tanya Ghazia.
"Itu hadiah saya untuk kamu ghazia"pinta ibu ratu.
"Terimakasih banyak ibu ratu"ucap ghazia sopan.
Interaksi keduanya terhenti ketika mengetahui matahari mulai tenggelam ke ufuknya.
Karena suasana mulai sepi,ibu ratu memerintahkan pangeran aeros untuk mengantarkan ghazia kembali ke paviliunnya.
"Yeay"batin pangeran aeros kegirangan.
Keduanya pamit dan pergi menuju paviliun black rose.
Kereta melaju sangat cepat meninggalkan wilayah erware, melewati pedesaan dan juga hutan.
Hening kembali menyambut mereka.
Saat sedang asik memandang bulan tiba tiba ghazia merasakan sebuah bongkahan besar jatuh diatas bahunya.
"Pangeran?"batin ghazia.
Ya itu adalah kepala pangeran aeros yang bersandar di bahu ghazia.
Setelah melakukan perjalan yang sangat jauh,mereka pun sampai di paviliun black rose.
"Pangeran!"panggil ghazia.
Pangeran aeros membuka mata dan Melihat kesekelilingnya.
"Apa kita sudah sampai?"tanya pangeran aeros.
"Iya pangeran"jawab ghazia.
Ghazia turun dan menghampiri bibi Flo yang sedari tadi menunggunya pulang.
"Makasih banyak pangeran"ucap bibi Flo membungkuk hormat.
"Iya sama sama bibi"_pangeran aeros.
"Ya sudah kalau begitu saya pamit"ucap pangeran aeros mengundurkan diri.
"Baik pangeran hati hati"ucap kedua wanita itu.
Pangeran aeros bergegas dan menuju ke keretanya.
Ghazia hanya diam menatap kepergian pangeran aeros yang sayup sayup ditelan malam.
"Mari nona kita masuk"ajak bibi Flo pada ghazia.
-tbc-
💙💙💙
KAMU SEDANG MEMBACA
FORECAST [Terbit✅]
Fantasy[PROSES REVISI] Berawal dari sebuah hari yang terlihat seperti mimpi. Gadis itu terperangkap dalam sebuah dunia yang hanya ada dalam mitos. GHAZIA MALAIKA RENANDRA, gadis cantik bermata biru itu menatap dunia yang begitu seram menurutnya. Namun siap...