"Ini tentang aku, aku yang menginginkan dunia fiksi nyata dalam hidupku."
-Bellova Putri Kharisma-
🦋Happy Reading🦋
Suara-suara motor yang masuk ke area sekolah mulai menghiasi area parkirannya. Semua siswa terlihat rapi dengan seragamnya pagi ini. Siswa yang baru turun dari bus pun terlihat ramai memasuki area sekolah.
"Pagi, Pak," sapa seorang gadis berambut panjang terurai dan jepitan kupu-kupu di atasnya, dia Bellova.
"Pagi, Neng," ujar satpam sekolah itu tidak kalah ramah memberi senyuman hangat.
Bellova berjalan memasuki area sekolah yang sudah cukup ramai, setelah membalas senyum Pak Yadi. Beberapa siswa tiba-tiba terlihat menepi seakan memberi jalan orang lain lewat, membuat Bellova dan Pak Yadi, satpam sekolah itu menoleh ke arah belakang, memperhatikan.
Suara berat dari motor hitam yang melewati jalan menyita perhatian banyak orang yang ada di sekitarnya. Bahkan, orang yang duduk di atas motor itu pun tidak kalah menyita perhatian banyak orang. Laki-laki yang menggunakan helm full face itu terlihat sangat gagah dengan kuda besi hitam yang ditungganginya. Laki-laki itu seolah membelah jalanan menuju parkiran sekolah.
"Bell." Karin menepuk pelan bahu Bellova, membuat terkejut gadis yang sedang memandangi laki-laki tadi.
"Ih, ngagetin aja, Rin," ujarnya sembari menolah pada Karin.
"Bareng, yuk, Bell." Karin menggandeng tangan Bellova menuju ke kelas mereka, kelas sebelas IPA 2.
***
Para siswa berhamburan di luar kelas. Rapat yang sedang diadakan di ruang guru memberi peluang siswa SMA Golden Bandung untuk bersenang-senang. Setelah jam pelajaran pertama, semua siswa bersorak riuh mendapat kabar jam kosong di jam pelajaran kedua.
"Lapangan … lapangan," teriak Aril. Suara riuh dari siswa sebelas IPA 4 itu memenuhi ruang kelasnya.
"Gass." Ganta yang berada di dekatnya pun ikut bersemangat mengikuti ajakan Aril menuju lapangan sekolah.
Beberapa siswa yang dominan laki-laki di kelas itu sudah keluar kelas menuju lapangan. Menyisakan Geo dan Leo yang masih berada di dalam sana bersama beberapa siswi, menatap punggung beberapa temannya yang mulai menjauh dari ruangan kelas sebelas IPA 4.
"Lo ikut, Ge?" tanya Leo hendak mengajak Geo keluar bersama.
"Iya, bosen gue di kelas mulu," ucap Geo, berjalan keluar kelas yang diikuti oleh Leo.
"Tungguin, aelah." Leo menepuk pundak Geo yang hendak meninggalkan dirinya.
Leo dan Geo menyusuri koridor kelas sebelas, koridor ini cukup ramai dihiasi oleh siswa yang berkeliaran di dekat pintu kelas mereka masing-masing. Cowok dengan tinggi 170-an, perawakan tampan, serta seragamnya yang rapi itu menjadi sorotan para siswi yang dilintasinya sepanjang koridor.
"Buset, Bro. Kesemsem banget cewek ngeliat lo," ujar Leo merangkul pundak Geo.
"Ngeliatin lo," ucap Geo singkat, karena tidak tertarik untuk memedulikannya.
Dari koridor, dapat dilihat sudah seberapa ramai siswa yang berada di lapangan sekolah itu, entah untuk bermain atau hanya menonton saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bellova Geonandra (ON GOING)
Teen FictionSeringkali seseorang yang sedang berproses untuk masa depannya, terhalang oleh kisah percintaannya. Cerita ini tentang seorang remaja SMA bernama Bellova. Pertemuannya dengan sosok Geo, seorang pebasket itu membuat ia kehilangan dirinya sendiri. Li...