3. Memandang Dari Kejauhan🦋

75 38 87
                                    

"Hari ini aku hanya bisa memandangmu dari kejauhan. Tetapi nanti, mungkin aku memandangmu dari jarak yang tidak bisa dikira, karena kita saking dekatnya."

-Bellova Putri Kharisma-




🦋Happy Reading🦋

"Ini susu kamu dihabisin," titah bundanya, seraya membereskan piring makan yang baru selesai dipakai.

"Iya, Bun."

Pagi sekali, rumah Bellova sudah ramai dengan kegiatan masing-masing keluarganya. Namun, tak lupa keluarga kecil itu makan pagi bersama sebelum beraktivitas.

"Bun, Yah." Bellova meletakkan sendoknya sembari melihat ke arah kedua orang tuanya. "Bellova izin nanti pulang telat, ya, soalnya ada rapat OSIS sekalian buat persiapan pameran di sekolah."

"Pulangnya Ayah jemput aja kalau sore," ujar ayahnya, karena jam kerja ayah Bellova tidak sampai sore, jadi ia bisa menjemput putrinya pulang sekolah.

"Oke, siap, Yah."

"Ayah berangkat dulu, ya," ucap Agil, ayahnya Bellova.

"Hati-hati, Yah." Selly mencium punggung tangan laki-laki itu, yang dibalas dengan kecupan di kening istrinya.

"Ayah berangkat, ya." Agil mengelus pelan puncak kepala putrinya.

"Hati-hati, Yah," ujar Bellova menyalimi ayahnya.

"Kamu siap-siap sana, entar telat lagi." Selly yang mondar-mandir membereskan rumah itu berbicara tanpa melihat putrinya.

"Ini udah siap, kok, Bun." Bellova mengambil tas sekolah berwarna hitam miliknya. "Pergi dulu, ya," lanjutnya seraya mencium punggung tangan serta kedua pipi Bundanya.

Bellova berjalan ke luar rumah dengan perasaan yang bahagia, seperti tidak memiliki beban apa pun dalam hidupnya. Jalanan pagi ini cukup ramai oleh orang-orang yang hendak beraktivitas. Bellova mengeluarkan ponsel miliknya dan membuka sebuah aplikasi yang bertuliskan "Spotify" Ia mulai mencari lagu yang akan menemaninya sepanjang jalan dengan embun pagi yang cukup dingin.

Lagu "Waktu Yang Salah" dari Fiersa Besari dan Thantri Sundari itu menjadi pilihan pertamanya. Mulutnya bergumam pelan mengikuti aliran lirik yang sangat indah itu.

Di depannya, sudah ramai orang-orang yang tengah berdiri di halte bus. Ia mempercepat langkahnya karena tidak ingin tertinggal. Lagu yang hanya beberapa menit itu, hanya bisa menemani Bellova hingga sampai di halte. Kini, lagu "Komang" dari Raim Laode menemaninya di dalam bus. Namun, lagu itu bukan dari ponselnya, tetapi dari speaker yang ada di dalam bus itu, hingga menghasilkan suara yang bisa di dengar semua orang di dalamnya. Hampir semua orang ikut menyanyikannya. Memang sangat indah, sesuai dengan liriknya.

Sebab kau terlalu indah dari sekedar kata ...

Dunia berhenti sejenak menikmati indahmu ...

Dan apabila tak bersamamu ...

Kupastikan, kujalani dunia ...

Tak seindah kemarin ....

Sepenggal lirik yang sangat ia sukai. Gadis ini memang sangat menyukai suasana seperti ini, suasana yang mampu membuat hatinya bahagia, serta dapat membuat senyuman mengembang di wajahnya.

***

"Bu Tantri ... Bu Tantrii!" teriak salah satu siswa kelas sebelas IPA 4 itu berlari ke dalam kelas, diikuti siswa lainnya yang tengah bersenda gurau di dekat pintu kelas.

Bellova Geonandra (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang