7. Tertekan🦋

60 34 74
                                    

"Terkadang, seseorang bisa melakukan yang terbaik, tanpa harus diberi tekanan. Karena sejatinya tekanan adalah cara halus untuk menghancurkan angan."

-Geonandra Hafidz Rivandra-


🦋Happy Reading🦋

"Yahh." gadis dengan rambut acak-acakan itu kembali menenggelamkan wajahnya dibalik bantal.

Matahari pagi sudah mulai masuk ke ruangan itu, sinarnya berhasil menerangi tiap sudut kamar. Bellova yang baru terbangun dari tidurnya semalam, langsung mencari ponsel miliknya. Tangannya menari sembari membuka room chat ia dan Geo. Berharap akan berlanjut obrolan singkat mereka semalam. Namun sayang, laki-laki itu ternyata masih sama, tetap belum tergoyahkan dengan perlakuan Belloba.


Geonandra Hafidz Rivandra:

Ok


Balasan singkat itu hanya dilirik sekilas oleh Bellova, rasa malu menyelimuti dirinya. Bagaimana caranya agar laki-laki itu ikut tertarik dengannya.

Seseorang mengetuk pintu kamarnya dari luar, lalu membukanya dan mendapati anaknya yang masih di atas kasur. "Bell, bangun, sekolah." bundanya yang hanya mampir sebentar itu langsung meninggalkan kamar Bellova, karena dilihatnya gadis itu sudah bangun duluan.

Bellova beralih dari kasurnya, gadis itu mulai mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi. Dalam pikirnya, selalu teringat respon singkat Geo kepadanya.

Tak perlu waktu lama, kini gadis itu sudah mulai bersiap-siap dengan sedagam putih abu-abunya. Sekolah rasanya sangat menyenangkan, ia ingin berlama-lama berada di lingkungan menyenangkan seperti itu.

"Nanti, aku bakal balik ke sekolah ini lagi. Bukan sebagai siswa, tetapi sebagai gurunya." gadis dengan cita-citanya sebagai penulis dan seorang guru itu, tersenyum semringah menghadap cermin. Wajahnya cantik dengan rambut terurai. Bedak tabur tak lupa ia oleskan tipis-tipis di wajahnya, agar terlihat tetap fresh dan tidak acak-acakan.

****

"Entar sore ke sini ga, Bro?" ujar Ganta membuka pembicaraan diantara keempatnya.

"Gass aja gue mah," ujar Leo sembari menyeruput es jeruk nipis di tangannya.

"Awas aja pada ga dateng."

"Enrar lo lagi yang ga dateng."

"Dateng gue nah, entar kalian kangen gue repot." balas Ganta percaya diri.

"Si anjing." Aril menoyor kepala laki-laki itu hampir tersungkur.

"Anjing lo," balasnya, merasa kesakitan.

"Diem deh, dari tadi ribut mulu, berisik!" Geo membuka suaranya, kesal dengan monyong milik kedua temannya yang selalu berbicara kasar itu.

"Santai kali," ujar Ganta masih dengan sakitnya.

"Ada pacar lo, tuh, Ge." Leo menunjuk ke arah gadis dengan rambut terurainya.

"Samperin, Om," kata Ganta mengolok-olok.

"Siapa yang pacaran, ngadi-ngadi lo." laki-laki itu kembali fokus dengan benda pipih miliknya.

Bellova Geonandra (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang