✰ Nattawat Jirochtikul (Fourth) as Fandrianatta
✰ Norawit Titichanroenrak (Gemini) as Mimiw—————————— ✰ ✰ ✰ ——————————
Hujan deras membasahi bulu putihku yang sudah mulai kotor. Kaki depanku terluka, aku berjalan dengan sedikit terpincang, tanpa arah. Berharap ada manusia baik yang membawaku ke rumahnya, memberiku makan dan minum serta kandang yang layak.
Aku lelah karena terus dibuang.
Aku sudah berusaha menjadi peliharaan yang baik. Makan apapun yang dibelikan sang majikan, tidak buang kotoran sembarangan, tidak mencakar, dan semua itu kulakukan agar mereka betah merawatku.
Namun akhir-akhir ini manusia sudah tidak tertarik pada kucing sejenisku. Mereka lebih memilih merawat kucing himalayan, Persian, atau anggora yang menawan. Meski sebenarnya yang para manusia itu lakukan hanyalah memotretnya lalu mengunggahnya di berbagai platform untuk pamer, lalu jika sudah bosan para peliharaan akan dibuang.
Persis seperti yang kualami.
Sebelumnya aku dirawat oleh sepasang kakek nenek yang sudah tua. Namun tadi pagi keduanya meninggal, dan anak mereka membuangku di pinggir jalan yang sepi dan jauh dari peradaban manusia. Sepasang manusia usia senja itu merawatku cukup lama, paling lama dari majikan-majikan ku sebelumnya.
Lukaku semakin sakit rasanya. Aku mengeong lirih. Sakit sekali, apalagi luka basah itu terkena air hujan, dan kupaksakan untuk terus berjalan menyusuri tepi jalan.
Ujung mataku melihat seorang manusia duduk di sebuah bangku taman remang-remang. Sendirian.
Manusia bodoh mana yang menyendiri di bawah hujan dan di tempat gelap nan sepi ini?
Aku berjalan terseok menghampirinya. Dia belum sadar akan kehadiranku. Maka aku gesekkan bulu-bulu basahku di kakinya sambil mengeong lirih yang aslinya adalah rintihan karena lukaku semakin sakit.
Aku ingat, ketika dibuang, aku dilempar dari dalam karung, lalu dilempari batu tajam karena berusaha mengejar anak dari mantan majikanku.
"Hei, kamu tersesat?" Aku mengeong saat dia akhirnya mengangkatku, menatapku dengan binar di matanya.
Manusia ini terlihat rapuh dan kuat secara bersamaan. Aku ingin dia! Aku ingin dia menjadi tuanku. Aku ingin menghiburnya, bermain bersamanya, membuatnya tersenyum, menemaninya. Aku ingin sekali!
Meow~ manusia, tolong adopsi aku!
"Ah, kamu terluka, manis." Dia mengecek luka di kaki ku. Aku mengeong keras saat tangannya tak sengaja menyentuh luka itu.
"Maaf, manis aku sungguh tak sengaja." Dia menepuk-nepuk kepalaku dengan pelan. Aku menyukainya. Kumohon, bawalah aku pulang bersamamu. Aku bersumpah akan menjadi hewan peliharaan yang baik.
I'll be a good cat.
"Di mana pemilikmu."
Mati. Namun yang keluar hanyalah "meow~" dari mulutku.
"Ah, kamu menjawab ku. Manis sekali."
Aku suka dipanggil manis. Yah, aku kucing manis. Aku ingin tau namamu, tuan baru ku.
"Bolehkah aku memberimu nama?"
BOLEH! tentu saja boleh.
Aku mengeong sambil menyentuh dadanya dengan paw ku.
"Kau menyentuhku, kuanggap itu adalah ya. Namamu mulai sekarang adalah Mimiw. Sangat lucu bukan? Kamu cantik sekali sih."
Ya, sangat lucu, aku suka! T-tapi H-HEY AKU TIDAK CANTIK. KAU TIDAK BISAKAH MELIHAT ALAT KELAMINKU INI? AKU JELAS-JELAS JANTAN!
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Punishment || GeminiFourth FourthGemini Oneshoot Story
FanficAn GeminiFourth & FourthGemini oneshoot story by 4thbrynnn. *** Punishment: n: the infliction or imposition of a penalty as retribution for an offense. Homophobics and minors dni! *** Jangan salah paham, book ini ditulis dalam bahasa Indonesia kok...