Makrab

961 73 0
                                    

Disclaimer!

- Banyak kata kasar dan tidak untuk ditiru.
- Ditulis dengan bahasa yang nonbaku.
- Semua konten yang termuat di dalam karya ini sifatnya fiksi.

Happy reading!

####

Hari terakhir jadi hari yang nggak begitu berat buat Kafael dan kawan-kawannya. Mereka lagi pada mendengarkan panitia ceramah didepan sana. Bukan ketpan yang ceramah, kayaknya sih wakilnya. Cara penyampaian informasinya bagus banget bikin semua bisa dan mau fokus untuk dengerin cowok itu.

"Jadi itu saja yang ingin saya sampaikan untuk hari ini. Selamat sore."

Setelah itu, barisan dibubarkan. Kafael menghelah nafas lega. Walaupun nggak seberat OSPEK kakaknya, tapi tetep aja capek. Tiga hari doang padahal. Sebenernya itu aja masih terlalu singkat, tapi ya gatau deh kebijakan kampusnya begitu. Kafael mah ngikut aja.

"Nanti makrabnya mulai jam berapa sih?" Willo bertanya merasa tak mendengar ucapan wakil ketua panitia yang baru aja selesai koar-koar pakai mic.

"Sekitar jam delapan baru mulai," Jawab Sefi.

"Lo pada gak ada yang absen 'kan?" Tanya Bintang.

"Nggak sih harusnya, ya?" Barka angkat suara.

"Aman." Begitu juga Fahriza.

"Wajib ikut sih." Dan juga Kafael.

"Gue balik duluan, wirr! Udah direcokin, duluan ya!" Bintang tiba-tiba berdiri setelah sesaat keheningan muncul diantara mereka. Nggak ngibul kok, bundanya beneran udah ngerecokin. Tau anaknya pulang gak sampai Maghrib. Biasanya iya padahal.

"Tiati, Bin." 

"Yoiii!" Sahut Bintang yang sudah semakin menjauh.

Fahrizka menyenggol tangan Kafael waktu dia ngeliat pacar temennya itu berjalan kearah gengnya mereka.

"Apa sih anjir!"

"Itu cowok lo, bego!"

Kafael menoleh, dia senyum sumringah tau Gazzel lagi jalan ke arah dia sambil senyum juga. Duh gantengnya berlipat-lipat! Kenapa cowoknya itu ganteng banget sih ya? Jadi banyak kan yang kepincut, repot..

Gazzel ikut mengistirahatkan tubuhnya disebelah Kafael, menyandarkan kepalanya pada pundak yang lebih muda. Mencari kenyamanan setelah seharian ia harus kesana kemari mengurusi banyak hal.

"Capek banget, ya?"

Gazzel cuman ngangguk, nikmatin usapan telapak tangan Kafael di rambutnya.

"Duh bau bucinnya menyengat, gue duluan ya gaes.." Pamit Sefi.

Sefi yang pamit, Willo yang berdiri.

"Lah ngapain lo?"

"Pulang juga, nggak sanggup gue."

Fahrizka ngetawain Willo yang mukanya udah sepet aja ngeliatin orang bucin. Nggak ngaca padahal sendirinya juga kadang suka begitu sama Sefi. Haduh, Willo...Willo.

Tak berselang lama, Barka dan Fahrizka juga pamit pulang. Tersisa Kafael dan Gazzel yang masih betah memejamkan matanya dibawah pohon yang rimbun. Angin sore sepoi-sepoi, gimana nggak PW?

KATING - GEMINIFOURTH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang