Jangan lupa vote dan komennya biar sering update.
“Grandpa, what are you doing?” Wang Yibo tidak menyangka kakeknya itu memeluk orang lain.
Dia kenal betul sifat pria kolot itu. Pria gengsian nan arogan sepertinya mana mau dipeluk atau memeluk orang asing selain keluarganya sendiri, tetapi lihatlah sekarang ini. Pria kolot itu memeluk orang lain lebih dulu.
Kakek Wang tidak peduli lagi pada sang cucu dan menganggapnya sebagai angin tak kasat mata. Saat ini dia benar-benar senang karena bisa bertemu lagi dengan anak manis yang menolongnya lusa lalu. Saking senangnya, dia memeluk Xiao Zhan sangat erat sampai membuat pemuda itu kesulitan bernapas.
“Grandpa, apa kau berniat ingin membunuhnya? Dia tidak bisa bernapas,” kata Wang Yibo dingin.
Mendengar itu, Kakek Wang segera melepaskan pelukan pada Xiao Zhan. Benar saja, anak itu langsung meraup udara di sekitarnya cukup cepat.“Maafkan Kakek ….” sesalnya kemudian.
Setelah selesai mengatur napasnya yang sempat hilang, Xiao Zhan tersenyum lembut pada Kakek Wang. “Tidak apa-apa, Kek.” Kemudian mencari topik lain karena tak tega melihat wajah pria lansia itu yang tampak sangat menyesal. “Bagaimana keadaan Kakek?”
Mata kakek kembali bersinar terang. “Kakek baik-baik saja.”
“Syukurlah, senang mendengar kalau kakek baik-baik saja. Lain kali jika ingin menyeberang jalan, lihatlah kanan dan kiri dulu, oke?” kata Xiao Zhan mengingatkan dengan sangat lembut.
“Akan Kakek ingat. Oh, iya. Kenapa cucu manis ada di sini?” tanya Kakek Wang penasaran.
“Aku pegawai di sini.”
Kakek Wang tidak menyangka malaikat penolongnya ini ternyata bekerja di perusahaan miliknya. Andai saja ia tahu lebih awal, pasti akan sangat menyenangkan bisa melihat anak ini terus setiap hari di kantor.
“Wah, sudah berapa lama kamu bekerja di sini? Di tim apa kamu bekerja? Kamu tinggal dimana? Apa kamu sudah punya kekasih? Apa Kakek bisa bertemu dengan orang tuamu?”
Ada begitu banyak pertanyaan yang dilayangkan oleh Kakek Wang untuknya, sekarang ia jadi bingung harus menjawabnya dari mana dulu? Tetapi daripada itu, pertanyaan Kakek Wang sedikit … ‘aneh’.
Bagaimana, ya, ia harus mengatakannya? Pertanyaan Kakek Wang ini terdengar seperti ingin menginterogasi calon mantu daripada menanyai tentang dirinya sebagai pegawai di sini.
Xiao Zhan sedikit tidak nyaman dengan pertanyaan Kakek Wang, tetapi dia tetap menjawabnya, “Ugh, aku sudah bekerja dua tahun dibagian designer. Aku tinggal di distrik XX, aku juga belum punya kekasih—”
“Mau tidak pacaran dengannya? Dia sudah jomblo 10 tahun," potong Kakek Wang seraya menunjuk-nunjuk Wang Yibo di belakang mereka.
Wang Yibo terkesiap, dia hampir saja terjatuh dari kursinya saat mendengar tawaran sang kakek pada pegawainya.
Lantas dia berseru kesal, “Grandpa!” Menghela napas, Wang Yibo kemudian beralih pada Xiao Zhan yang kebingungan harus menjawab apa. Bisa dia lihat, wajahnya sudah pucat pasi. “Hahh ... abaikan saja perkataannya, Zhan. Dia memang suka berbicara omong kosong.”
“I-Iya, Sir—”
Lagi-lagi Kakek Wang menyela. “Aku tidak bicara padamu, tuh!” cibirnya kesal. Dia lalu kembali beralih untuk bertanya pada Xiao Zhan lagi. "Lalu orang tuamu?”
“Itu ... orang tuaku sudah lama tiada," jawabnya lirih.
Sekali lagi, Kakek Wang merasa menyesal. “Maaf, Kakek turut berduka cita atas kedua orang tuamu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Temptation of Love
Fiksi PenggemarSebelumnya, Xiao Zhan tidak pernah menyangka jikalau sebuah pertemuan membuat ia harus berurusan dengan seorang pria lansia. Xiao Zhan yang tidak tahu apa-apa di seret masuk ke dalam sebuah hubungan. Ia di minta untuk merayu cucu dari pemilik perusa...