Mereka langsung berlari meninggalkanku.
Aku hanya bisa menonton pertunjukkan ini. Argh menyebalkan! Aku seperti orang bodoh!"Sha! Lindungi aku!" Teriak Rio.
"Baik!"
Pertempuran tidak bisa di hindari. Rio mengarahkan panahnya ke arah pria itu, pria itu sempat menghindar dan melemparkan cahaya hitam ke arah Rio.
Dengan cepat Shasa membuat sebuah pelindung di depan Rio, seperti tameng yang bening keungu-unguan.
Pria itu memang lincah, namun masih kalah dengan kecepatan anak panah dari Rio.
Hanya dalam waktu singkat, anak panah yang dikirimkan Rio mengenai dada pria itu, kemudian Rio mendekati pria tersebut.
"Siapa kau berani-beraninya mengambil pedang Olibies?!"
Diam. Hanya diam yang di berikan pria itu untuk Rio.
"Sudalah Rio, dia sudah sekarat" timpal Shasa.
"Tapi kita harus tau siapa yang mengirimnya! Kita butuh informasi!"
Lalu pria itu akhirnya membuka suaranya yang kesakitan dan dengan nafasnya yang terengah.
"Ti...thi, thidak ak...akhan ku beri tahu ke..ke..phada..mu!""Sialan!!!" Teriak Rio.
Cring!! Tiba-tiba pria itu menghilang perlahan-lahan. Dan nampak sekilas senyum picik di wajahnya.
"Hah?! apa-apaan itu! Bisa-bisanya di saat terakhir masih melenyapkan diri dengan mantra?! Segitu tidak ingin kah dia kalau ku korek informasi darinya?! Ck!! Menyebalkan!!!" Mencak Rio.
"Hmm.. sudalah, lebih baik kita segel pedang Olibies ini. Urusan tentang siapa pria itu, bisa kita laporkan nanti ke Alferdoxs"
Tak lama kemudian mereka berjalan ke tengah danau, dan Shasa menaikan pedang itu keatas. Perlahan-lahan pedang itu mengambang dengan sendirinya dan di penuhi cahaya.
Entah apa yang mereka ucapkan disana, terdengar seperti mantra. Namun aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas.
Lalu pedang itu menghilang di telan angin dan cahaya itu. Tak lama, mereka berjalan kembali ke arahku.
"Hai Tim!! Kaget ya liat gue begini? Ahahahahaha" kata Rio.
"Sialan, lu sebenarnya siapa, ha?"
"Gue? Gue Sefarion. Ya gak Sha?"
"Ya, dia Sefarion Tim. Kaum peri, seperti yang dulu ayahku bilang ke kamu."
"Gue kaum Fergion Tim, kaum pasukan pemanah Kerajaan Alferdoxs. Gue udah tau tentang lu kok dari Shasa, duh... gak nyangka temen gue ternyata Sefarion juga! Ahahahahaha!"
"Tapi kok gue gabisa liat lambang kalian berdua ya?" Tanyaku yang masih bingung.
"Hmm... sebenarnya ini rahasia, tetapi karna kita udah lama temenan, oke.. gue kasi tau. Jadi gue sama Shasa itu lagi ada Misi dari Galottiez untuk mencari dalang dari peristiwa pencurian benda berharga Alferdoxs yang lagi merajalela di dunia manusia. Termasuk kejadian pencurian buku Quenitor bokap lu tim. Nah, demi menjaga kerahasiaan identitas kita yang lagi menjalani Misi, kita nutupin lambang kita dari semua orang termasuk dari para Sefarion"
"Galottiez, kepolisian Alferdoxs merasa kalau pencurian-pencurian itu bukan pencurian biasa. Tetapi ada maksud tertentu di dalamnya." Tambah Shasa
Oh... begitu rupanya... Sepertinya aku sudah ketinggalan banyak hal tentang Alferdoxs.
"Eh iya Tim, ngomong-ngomong kenapa lambang lu juga gak kelihatan? apa lu dapet Misi yang sama?"
Deg! Aku langsung teringat kata ibuku dimana aku harus menyembunyikan ini semua. Menyembunyikan kalau aku adalah Dieon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Live In The Shadows
FantasiTimothy Xaverius Dieon. Yah, itu lah nama ku, sadarkah kau ada kata "die" disitu? kukira itu hanya nama biasa tanpa arti penting, ternyata tidak... orang tua ku memberikan nama itu dengan maksud tertentu... dan mereka berkata , di usiaku yang ke 18...