~Tak Terselamatkan? (13)

27 3 0
                                    

3 hari berlalu. Masih dengan kondisi yang sama. Maya menghirup napas dalam-dalam sembari melihat putranya yang tak kunjung sadar juga. Kini, ia serta David sudah diijinkan untuk menjenguk Ken. Kondisinya memang sudah sedikit ada perkembangan. Hanya sedikit.

"Ken sayang.. Apa kamu gak kangen mama papa lagi? Emang gak pegel tidur mulu?" tanya Maya ya walaupun ia tahu tidak akan didengar atau bahkan dijawab Ken.

"Bener Ken. Apa kamu juga gak kangen main bola sama jalan jalan bareng papa? Ayo sadar, papa tahu kamu anak yang kuat" ujar David sambil mengusap rambut Ken.

Saat mereka sedang mengobrol dengan Ken. Tiba-tiba..

Ken drop!

Napas Ken memburu. Dadanya turun naik. David dan Maya panik setengah mati! Bagaimana ini? Bukannya kata dokter kondisi Ken sudah lebih membaik dari sebelumnya. Tapi kenapa sekarang tiba-tiba malah drop? Ya Tuhan..

Di tekannya bel darurat di atas brankar Ken.

"DOCTOR.. DOCTOR.. MY CHILD DROPPED THE DOCK"" teriak David seperti orang kesetanan. Berlari kesana kemari mencari dokter untuk segera menolong Ken. Tak peduli kalau sekarang ia menjadi pusat perhatian. Yang dipikirannya hanyalah mencari dokter secepatnya untuk Ken.

"Yes, Sir calm. We'll take care of it" kata dokter itu. Dengan suster yang berada dibelakangnya, dokter bersama suster itu masuk ke ruangan Ken.

"Ken.. Hiks.. Hiks.. Ka-ka mu pasti bisa bertahan sayang" ucap Maya. Perasaannya gusar. Hanya ucapan doa saja yang bisa ia lakukan. Ia lalu melenggang keluar. Membiarkan dokter menangani Ken.

Tuhan.. Saya berharap yang terbaik untuk anak saya. Tolong jangan ambil dia lebih dulu Tuhan.. Saya ingin melihat dia tumbuh menjadi anak yang hebat serta tangguh. Sudah lama saya menanti kehadiran buah hati. Jadi tolong jangan ambil dia lebih dulu Tuhan.. Tolong berikan dia kesembuhan. Tolong.. Tuhan.. Saya percaya atas kuasa mu. Aamiin.

Maya terus berucap dan berdoa seperti itu. David juga sama.

Tuhan.. Tolong berikan anak saya kesembuhan seperti sedia kala. Tolong, jangan ambil dia dulu. Saya kasihan ya Tuhan.. Melihat Ken seperti itu. Dia masih kecil. Seharusnya dia bermain seperti anak anak seusianya. T-tapi..

David meraup wajahnya frustasi. Dia tak sanggup melanjutkan kalimatnya.

"Ken.. Hiks, hiks kamu pasti bisa. Kamu anak yang kuat. Mama sama papa disini mendoakan kamu, hiks.." Maya kembali menangis. David langsung memeluk erat istrinya. Ia disini adalah seorang suami. Tidak mungkin juga ia ikut menangis. Kalau ia menangis lalu siapa yang menguatkan istrinya?

Di tengah-tengah saat itu. Pintu ruangan Ken terbuka memperlihatkan dokter yang berdiri disitu.

David dan Maya segera menghampiri dokter itu. Mereka berdua benar-benar mengharap yang terbaik untuk putra semata wayangnya.

"Sorry. We have tried our best but fate said otherwise. Ken died right at 20.00" kata dokter itu.

"No way. The doctor must be joking" David berusaha masih berusaha berpikir positif walaupun ia tidak terlalu yakin dengan pikirannya sendiri.

"Yes, that's right, doctor. The doctor must be lying" ucap Maya

"I hope you can be strong. Ken is no longer in pain. For his corpse whether to be buried here or?" tanya dokter itu.

David dan Maya masih belum percaya anaknya sudah tiada. Apakah memang mereka tidak diijinkan Tuhan untuk mempunyai anak? David dan Maya saling menangis sambil berpelukan. Kemudian David berkata "His corpse was sent to Indonesia"

"Okay. Then I'll excuse you" dokter itu pergi meninggalkan David dan Maya. Kemudian ada suara roda brankar yang terdorong dari dalam ruangan Ken. Terlihat Ken kecil dengan kain yang menutupi seluruh tubuh kecilnya didorong oleh suster.

David dan Maya langsung berlari menghampiri. Diraihnya tubuh kecil itu lalu memeluknya erat. Seolah tak peduli kalau yang dipeluknya itu mayat. Kemudian, dengan hati hati Maya membuka kain yang menutupi wajah Ken. Ia masih berharap kalau itu bukan Ken.

T-tapi.. Ya, itu ternyata benar jasad Ken. Maya langsung menangis sekencang kencangnya begitu pula David. Sekarang David sudah tidak kuasa menahan tangis lagi. Di genggamnya tangan Ken yang terasa dingin. Dingin, dan pucat. Ken terlihat seperti sedang tidur. Wajahnya sangat tenang.

"His corpse will be taken by plane" ucap David kepada suster itu dan dijawab dengan anggukan.

Setelah membayar biaya administrasi nya, malam itu David, Maya dan.. Almarhum Ken akan langsung terbang ke Indonesia.

Janlup tinggalkan jejak kaliann lewat comment,and vote

Pacarku Ternyata Kembaranku SendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang