~Ikatan Batin Seorang Adik (16)

31 3 0
                                    

Assalamu'alaikum Guyss.. {Yang ga jawab dosa}

Jangan lupa pencet gambar bintang di bawah dan komentar nyaa

Happy reading..

"Coba kalau Kei punya kakak. Pasti tambah seru"

Uhuukk.. Uhuukk

Dimas bersama Rani kompak tersedak karena barusan mendengar ucapan Kei. Sebenarnya tidak ada yang salah kan, dengan ucapan Kei barusan? Tapi entah mengapa, Dimas dan Rani merasa ucapan Kei barusan..

Ah, sudahlah.

Kei yang tidak tahu menahu apapun, alhasil hanya melongo melihat kedua orang tuanya barusan. Kei melihat Dimas dan Rani secara bergantian.

Dimas dan Rani buru-buru minum air putih yang berada di samping keduanya, air yang tadinya penuh sekarang habis tak tersisa, lalu mereka berdua saling pandang. Seolah sedang berbicara lewat telepati.

"Ekhem.. Kei sayang, makannya cepet dihabisin ya. Keburu malam loh" ucap Rani mengalihkan pembicaraan Kei tadi. Karena sebenarnya, ia juga bingung harus bereaksi dan berkomentar seperti apa.

Akhirnya, Kei menurut saja apa yang diperintahkan mamanya. Ia memakan makanannya yang tersisa setengah.

Dimas dan Rani bernapas lega, karena Kei tidak lagi membicarakan tentang 'kakak' kepada mereka.

"Kei udah habis makannya" ujar anak kecil itu. Dimas dan Rani pun sama halnya, sudah habis juga makannya.

"Yaudah, Kei sama papa dulu ke kamarnya yaa. Mama mau beresin piring piring ini. Nanti mama susul kok" Kei mengangguk, karena ia memang sudah sangat mengantuk.

Dimas mengantar Kei ke kamar Kei. Ia menidurkan putri kecilnya lalu menyelimutkan tubuh mungil itu. Lalu mencium kening mungil itu.

Ceklek

Rani masuk ke kamar Kei. Ia tidak tahu kalau Kei ternyata sudah tidur.

"Udah tidur ternyata. Ngantuk banget yaa" kata Rani dengan suara pelan.

"Iya kayaknya. Nggak sampai lima menit udah tidur dianya"

Dimas dan Rani pun meninggalkan Kei untuk mengistirahatkan tubuh keduanya ke kasur Big-size nya.

Rani melihat jam yang terpasang di dinding. Ternyata sudah pukul 22.10 tepat.

Karena sudah terlalu capek, maka sepasang suami-istri itu pun sudah terlelap ke dalam mimpi.

***

Pukul 24.00 malam.

Kei tiba-tiba terbangun dari tidurnya. Napasnya memburu, matanya sembab, menangis, tidak tahu juga karena apa, lalu membuka knop pintu warna pink kamarnya, dan berlari dengan isak tangis, telapak tangan kecilnya ia gunakan untuk menghapus jejak air matanya.

Setelah sampai di depan pintu kamar orang tuanya, ia segera membuka knop pintu besar itu. Sial! Ternyata dikunci. Tangisnya semakin menjadi. Karena sudah tidak tahu harus apa lagi, ia pun menggedor-gedor pintu MaPa nya dengan sisa tenaga yang ia punya.

Dia kan kecil, jadi kalau menggedor-pintu pasti tidak terlalu keras layaknya Debt Collector, begitu pikirnya.

Pintarnya anak MaPa inii. Udah bisa nalar ternyata🥰❤

Terdengar suara gedoran pintu. Dimas dan Rani kompak terbangun. Siapa sih yang gedor gedor pintu di malam hari gini? Pikirnya.

"Siapa sih yang gedor pintu?" tanya Dimas

"Iya, gak tahu apa ya orang mau tidur" jawab Rani menimpali

Suara gedoran itu semakin lama semakin menjadi dan tidak berhenti. Maka Rani membuka pintu kamarnya.

Dan..

Kei kecil langsung memeluk mamanya erat sambil menangis sejadi-jadinya.

Dimas yang tadi di kamar, langsung menghampiri anak serta istrinya itu.

Dimas langsung bertanya lewat gerakan tangannya 'kenapa?' kepada Rani. Rani pun menggelengkan kepalanya 'nggak tahu'.

"Heii, Kei sayang. Kamu kenapa nak?" Kei tidak menjawab pertanyaan Rani. Dimas mengajak Kei untuk masuk ke kamarnya.

Disana, Kei duduk di sofa kamar MaPa nya. Dengan diapit orang tuanya, Kei kecil masih menangis tersedu-sedu. Dari tadi pertanyaan yang dilontarkan MaPa nya sama sekali ia hiraukan.

"Kei, udah dong nangisnya. Coba sini" Rani menghapus jejak air mata Kei. Kebetulan di samping sofa itu ada sebotol air putih, lalu Dimas menyuruh Kei untuk meminumnya. Berharap dapat mengurangi tangisnya.

Sekarang tangis Kei sudah lumayan mereda.

"Sekarang, Kei kasih tau MaPa coba, tadi Kei kenapa, kok nangis? Sampai gedor gedor pintu kamar MaPa, malem malem lagi" tanya Dimas yang juga diangguki Rani.

"T-tadi Kei m-mimpi" jawab Kei yang masih sedikit sesegukan.

"Mimpi? Kei mimpi buruk?" tanya Rani. Dan Kei mengangguk. Astaga! Pintar sekali bukan, balita satu ini? Bocil genius. ^__^

"Coba, cerita sama MaPa, tadi Kei mimpi apa" perintah Rani.

"T-tadi Kei mimpi, kalau Kei punya kakak cowok. Terus, kakak cowok Kei meninggal karena ditabrak mobil"

Deg

Hati Dimas dan Rani seketika mencelos. Ia kira, Kei tidak lagi membicarakan 'kakak' kepada MaPa nya. Tapi ternyata dugaan itu salah besar.

Kok bisa pas? Kei memang mempunyai kakak kembaran, cowok lagi.

Rasanya ini bukan mimpi. Tapi memang kejadian nyata, yang benar-benar sudah terjadi.

Pacarku Ternyata Kembaranku SendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang