💐15. Siapa Lia?

62 25 53
                                    

HAPPY READING.

---

"Masih sedih, Ze?" tanya Kak David. Ia mengantarkan ku sampai depan kelas.

"Nggak kok, Kak."

Ia mengelus pucuk kepalaku, "Kalau ada apa-apa, cerita ke saya, ya?" ucapnya.

Aku hanya tersenyum dan mengangguk, lalu ia benar-benar pergi. Aku segera duduk di kursiku, tidak berhenti memikirkan Bian sedari tadi. Kemana dia? Apa mungkin, dia sedang mengantar wanita tadi ke kelas barunya? Atau mungkin saja, wanita tadi jadi murid baru di kelasku?

Tidak beberapa lama, Bian pun datang. Aku sibuk membaca buku agar terlihat tidak peduli.

"Ze, lo tadi berangkat sama si David?"

"Iya."

"Kan gue udah bilang, jangan deket sama dia!"

"Kenapa? Kak David orang yang baik, kok!" jawabku, tidak mau kalah.

Dia diam sebentar, "Gue gak suka," ucapnya kemudian menundukkan kepala.

Cihh.. apaan tuh maksudnya? Dia nggak suka aku dekat sama kak David, tapi tadi pagi dia digandeng wanita lain.

Aku memilih diam, malas meladeni sikap Bian. Lagipula kami kan hanya teman, tidak sepatutnya juga aku cemburu seperti ini.

Aku kemudian membuka handphone, karena sejak tadi, ku lirik Bian juga bermain handphone.

Aku membuka Instagramku, ingin bercerita tentang hari ini ke akun sabun colek itu. Entah kenapa, bercerita ke dia seasik itu, nyaman menurutku.

Hai, aku mau cerita. boleh?
08:26

sabuncolek_seribuan
Tentu boleh, ingin bercerita
tentang apa?
08:27

Tadi pagi, Bian datang
ke sekolah, menggandeng
seorang wanita yang semalam
kami temui di jalan. Aku kesel,
dia menyebutku teman di depan
wanita itu, sedangkan di hadapan
orang-orang, dia selalu menyebutku
pacar.
08:29


Kamu cemburu?
08:29

Bersamaan dengan pesan terakhir masuk ke notifikasiku, Bian tiba-tiba tersenyum sendiri.

"Apasih, gila! Senyum senyum sendiri," sinisku.

"Apaan, orang gue lagi baca komik di hp," ucapnya tak kalah sinis, kemudian fokus lagi ke handphone nya.

Aku melanjutkan bercerita ke sabun colek lagi.

Sepertinya begitu. Dari
tadi malam aku mendiamkannya.
Masih sakit hati.
08:32

Jangan gitu dong, siapa
tahu dia ingin menjelaskan
siapa wanita itu baginya.
Bagaimana jika ia ingin
menceritakan semuanya, namun
kamu malah memilih tutup
telinga. Kamu yang akan
menyesal nantinya.
08:34


Jika aku pikir-pikir, benar juga kata si sabun colek, bagaimana jika Bian ingin menjelaskan tentang wanita itu? Apa aku yang terlalu berlebihan, ya?

Okey, terimakasih ya
atas sarannya.
08:35

Ku lirik, Bian masih sibuk bermain handphone.

Surat untuk Bian [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang