💐8. Terlambat

99 68 52
                                    

"Jangan suruh dia push-up

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Jangan suruh dia push-up. Apa tidak lihat kalau dia ini wanita?!" Dia membentak kakak OSIS yang tadi membentak ku.

"Hei, kamu! Sini!" ia memanggil ku, aku segera berjalan menuju laki-laki tersebut.

"Karena kamu wanita, hukuman kamu di ganti. Nanti, selesai upacara, lari lapangan tujuh kali putaran, saya yang mengawasi." Yahh, kalo gitu mah, sama aja capek ujung-ujungnya. Aku kira kakak ini mau meringankan hukumanku, tapi ya gimana lagi, aku juga yang salah di sini.

"B-baik kak."

Aku tahu, dia itu seorang ketua OSIS, hanya saja aku lupa namanya, dia kelas XII.

Semua murid sudah selesai upacara. Aku bergegas menuju lapangan, berlari seperti yang ketua OSIS perintahkan tadi.

Aku terkejut, saat sedang berlari tiba-tiba "L-loh kak?" Dia ikut berlari bersamaku, tepat di sampingku.

"Kenapa? Kaget? Kamu bisa lihat? Ternyata saya pun lupa memakai ikat pinggang, yuk, berlari bersama," ajaknya, membuatku sedikit heran. Bahasanya yang ia gunakan juga sangat baku, berbeda dengan anak jaman sekarang pada umumnya.

Aku berlari ditemani ketua osis yang tidak aku tahu namanya tadi, dia juga berlari tujuh putaran, sama sepertiku.

Selesai berlari, aku meluruskan kaki di bawah pohon beringin yang ada di tepi lapangan basket. Sangat lelah karena lapangan sekolah ini lebarnya gak kira-kira.

"Nih, minum."

Aku menoleh ke seseorang yang memberiku minum, ternyata si ketua OSIS tadi. Ia memberikan ku sebotol air mineral dingin.

"Makasih, Kak," ucapku sambil menerima air mineral yang ia berikan.

"Nama saya David Giofranco Aruan, panggil saja David. Ngomong-ngomong, kenapa bisa terlambat?" tanya nya sok akrab.

"Nyari angkot ga ketemu-ketemu, Kak."

"Kamu yang kemarin viral karena kasus korban bullying itu, kan? Ah, kalau begitu, saya sudah tahu nama kamu."

Aku masih diam, enggan menjawab pertanyaannya.

"Kakak sendiri, kenapa sampai lupa pakai ikat pinggang?"

"Ketua OSIS juga manusia, bisa lupa. Bahaya kalau orang tidak bisa lupa."

"Hehe, iya Kak." Aku bingung mau jawab apa.

"Kamu kenapa bisa tidak menemukan angkot? Pacar kamu tidak menjemput, ya?"

"Nggak punya pacar, Kak."

"Benarkah? Lalu, anak donatur sekolah itu? Rumor hubungan kalian sudah tersebar."

Siapa? Bian? Bian kan hanya bercanda menganggapku pacar, dia orang yang tidak pernah serius, kenapa malah semua orang mengira, aku pacaran betulan dengannya?

Surat untuk Bian [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang