THE FORBIDDEN LOVE TRILOGY : Midnight Lovers I

277 32 21
                                    

Persembahan untuk kak AndelilaSuprianti, sebuah trilogi cinta terlarang bergenre fantasi, Midnight Lovers.



Glαmσrσsé Vཻུ۪۪



Dalila muda berjinjit di atas tumitnya, tangannya yang pendek berusaha menjangkau buku tua yang sudah terlihat usang di rak teratas. Hampir saja remaja itu berseru kegirangan setelah berhasil mengambil buku yang ingin kembali ia baca.

"The Forbidden Love Trilogy." Manik almondnya berbinar saat batinnya membaca judul buku bertinta emas itu.

Dalila muda kembali berjinjit di atas tumitnya, namun kali ini, dia melakukan itu guna meredam suara kakinya saat berjalan menuju kamar. Gadis itu bahkan rela melepas alas kaki agar kesunyian malam tetap terjaga, dan kedua orangtuanya tidak mendapati dirinya tengah mengendap-endap mengambil buku di perpustakaan keluarga, meski sudah dilarang.

"Festival Bulan, Festival Bulan, Festival Bulan," rapal Dalila saat membolak-balik halaman yang ia tuju. "Ketemu." Dia terkesiap mendengar suaranya sendiri. "Dalila bodoh, jangan kencang-kencang," katanya pada diri sendiri, kemudian terkekeh.

Sebelum mulai membaca gadis itu memicingkan netra, memastikan pintu kamar telah terkunci. Sedetik kemudian, sebuah senyum mengembang di wajahnya saat jari-jarinya mengusap halaman buku yang sudah menguning, hidungnya mengendus aroma khas buku tua yang menurutnya tercium seperti paduan rumput dan kopi.

"Oke, mari kembali membaca," lirih Dalila, "Suara riuh rendah dari kemeriahan Festival Bulan terdengar di seluruh penjuru Jeolla," batinnya mulai membaca kisah dua makhluk berbeda ras yang saling jatuh cinta. Sebuah kisah cinta terlarang yang kelak akan merubah takdir seorang Dalila.



Glαmσrσsé Vཻུ۪۪



"Kembali sebelum tengah malam, atau Ayah tidak akan mengizinkanmu keluar rumah!" Air muka Jimmy berubah saat menyuarakan ancaman pada putrinya, Roseline.

"Tapi, Ayah—" Roseline hendak mendebat, namun Thalia sang ibu memberikan instruksi lewat gelengan kepala untuk diam.

"Tidak perlu mengancamnya, Jim. Rosie tidak akan mengulanginya lagi," kata Thalia, berusaha meyakinkan sang alpha.

"Tapi, Sayang. Anak ini—" Jimmy terdiam seketika saat jemari sang luna menyentuh dadanya.

"Percaya padaku, Jim." Suara lembut Thalia berhasil meredam amarah Jimmy. "Pergilah. Temanmu sudah menunggu," ucap sang luna pada putrinya.

"Hmm ... terima kasih, Ibu." Roseline memeluk Thalia, melirik Jimmy sekilas kemudian pergi. "Ayo, Jane."

Jane melihat sekeliling lalu mengikuti Roseline yang berjalan memimpin. "Ini yang terakhir, Rosie. Kalau kau masih memaksaku untuk menemanimu menemui Vincent, aku akan mengadukanmu pada paman Jimmy."

Roseline mencebik, menoleh ke arah gadis bermanik kucing di sebelahnya. "Jangan menjadi seorang pengecut, Jane. Aku tahu kau juga menantikan hari ini untuk bertemu dengan Yuan."

Wajah Jane bersemu merah. "T-tapi pertemuanku dengannya—"

"Sudahlah, Jane, aku tidak ingin berdebat." Final Roseline, mempercepat langkah kakinya sebelum melakukan transformasi.

GLAMOROSÉ VTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang