What's Demian Say? It's Prolog

116 14 17
                                    

Di Negara Iberia, terdapat sebuah kerajaan yang amat makmur. Karena memiliki pasukan tempur yang kokoh juga kemurahan hati sang Raja, Kerajaan Iberia amat di sanjung dan di segani oleh kerajaan dan negara lain.

Tapi di balik keagungan Iberia, tak sedikit juga yang diam-diam membicarakan tentang  putra mahkota yang mendapat kutukan dari dewi cahaya berupa bercak hitam di beberapa bagian tubuhnya.

Putra mahkota hampir tidak pernah keluar dari kerajaan, karena ia malu menampakkan dirinya pada rakyat Iberia.

Meski begitu, putra mahkota tak kekurangan kasih sayang dan perhatian karena di kelikingi oleh sahabat yang menyayanginya.

Meski berbeda jabatan dan kedudukan, putra mahkota tak pernah mempermasalahkannya. Asalkan mereka setia dan menganggapnya benar-benar sahabat, itu sudah lebih dari cukup.

Pagi ini sudah terdengar suara pedang yang saling menghantam dan bersahut-sahutan, itu berasal dari tempat  para prajurit dan kesatria berlatih pedang.

Demian sering mengunjungi tempat berlatih pedang, sesekali ia juga berlatih dengan para kesatria disana.

Seperti saat ini, ia sedang berjalan meyusuri taman untuk bisa sampai di tempat latihan berpedang. Selama di perjalanan, banyak tukang kebun yang memberi hormat kepadanya meski tak pernah mendapat balasan.

"Oh, Tuan Demian? Anda ingin berlatih pedang ya?" tanya seorang paruh baya yang bekerja sebagai pelayan kebun.

Demian hanya mengangguk lalu kembali meneruskan perjalanannya menuju tempat latihan pedang.

"Tuan Demian.. Saya harap anda selalu sehat dan bahagia," cicit pelayan itu dengan senyum yang tulus.

Sesampainya di tempat latihan, Demian melihat banyak para prajurit dan kesatria yang bersungguh-sungguh dalam berlatih. Ia berdiri di tepi arena dan memperhatikan setiap gerakan yang di lakukan mereka.

"Kau tidak ingin ikut berlatih?" tanya seseorang yang tiba-tiba sudah berdiri di samping kanannya.

"Yohanes, tolong hilangkan kebiasaan burukmu yang tiba-tiba muncul seperti ini." Demian melirik sebentar ke arah Yohaness lalu kembali memperhatikan para prajurit yang berlatih.

"Hahaha! Baiklah akan saya usahakan."

Yohaness adalah salah satu dari kesatria tangguh yang dimiliki Iberia, dia juga merangkap sebagai pengawal putra mahkota, Demian.

Meski memiliki kedudukan yang berbeda, Yohaness adalah teman yang baik bagi Demian yang selalu kesepian. Meski memiliki karakter yang susah di mengerti sekaligus aneh, Yohaness memiliki jiwa pemimpin yang sangat hebat.

"Hei Yohaness, Demian!" teriak seseorang yang sudah selesai berlatih lalu berlari ke arah Demian dan Yohaness.

Dugh!

Satu pukulan keras Yohaness berikan pada lelaki itu. "Sudah ku katakan untuk memanggilnya Tuan Demian saat bersama orang lain, dasar!" gerutu Yohaness pada lelaki itu.

"Maaf, aku refleks memanggil seperti itu. Omong-omong latihan sudah selesai, apa kau mau ku latih sendiri?" tanya lelaki itu sambil menunjuk ke arena latihan.

Dia adalah Felix, seorang kesatria sama seperti Yohaness. Yang menjadi perbedaan adalah Yohaness kesatria yang menguasai ilmu berpedang lalu Felix kesatria yang menguasai ilmu berkuda. Meski menunggangi kuda, Felix juga perlu belajar berpedang agar bisa menambah skillnya saat di tengah pertempuran.

Demian menggeleng lalu mendengus. "Hari ini aku tidak ingin berlatih karena tanganku masih sakit, bagaimana kalau kita minum alkohol di taman?" Yohaness dan Felix mengangguk bersemangat.

What's Demian Say? | WengaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang