What's Demian Say? It's Chapter Seven

44 9 7
                                    

Saat Lotilucia sedang berbicara, seorang gadis dengan gaun berwarna merah cerah menghampiri mereka.

"Pangeran Demian, hai!"

"Clara?"

Demian mengenal gadis ini, mereka terlihat akrab karena dengan mudahnya gadis ini menggapai tangan Demian yang diam-diam memainkan gaun Lotilucia.

Lotilucia sedikit melirik Demian yang tampaknya tak suka dengan sikap gadis itu. "Siapa?" bisiknya sekecil mungkin agar tak terdengar.

"Gadis yang menyukaiku," jawabnya juga berbisik, Lotilucia hanya mengangguk.

"Apa aku boleh bergabung?" tanya Clara yang menatap Demian.

Bukannya menjawab, Demian justru menatap Lotilucia dan menggenggam tangannya lalu di naikkan ke udara. "Maaf. Tempat ini sedang di pakai," jawabnya datar.

"Ck!" decak Clara lalu melirik dengan sangat sinis ke arah Lotilucia yang bingung.

Kini Lotilucia sudah paham kenapa Demian bertingkah demikian. "Bisa anda pergi? Karena anda menganggu pemandangan kami," cetus Lotilucia yang bergelayutan di lengan Demian.

Wajah Clara memerah karena kesal setelah melihat Lotilucia yang bermanja pada Demian. "Cih! Lagi pula siapa yang ingin duduk bersama kalian, membuat muak saja." gadis itu langsung pergi setelah mengumpat.

Bug bug bug!

"Pftt, hahahah!" Lotilucia tertawa terbahak-bahak sambil memukul bahu Demian berkali-kali setelah Clara pergi.

Meski Lotilucia tak bisa melihatnya, namun saat ini Demian sedang tertawa pelan karena tingkah gadis ini.

"Oh ya, bagaimana kau tau kalau gadis itu menyukaimu?" tanya Lotilucia yang sudah berhenti tertawa.

"Ibunya adalah teman Ibunda, saat kecil kami pernah bermain bersama. Mungkin sejak saat itu?" jawabnya sambil menolehkan kepala menghadap Lotilucia yang setia menyimak.

"Hmmm!" Demian memiringkan kepala melihat Lotilucia yang tampak berfikir keras.

"Kenapa?" tanyanya khawatir namun Lotilucia hanya menggeleng.

"Tidak-tidak, apa aku sudah merusak hubungan kalian?" Lotilucia menatap sendu ke arah Demian.

Demian tersenyum lalu mengusap pucuk kepala Lotilucia. "Tidak, justru kau menyelamatkanku."

Entah kenapa rasanya ada banyak kupu-kupu di dalam perut Lotilucia setelah mendapat pujian dari Demian.

"Baiklah, ayo kita mencari sesuatu yang bisa di makan. Perutku sudah berbunyi," ajaknya lalu menarik Demian.

Mereka pergi ke acara festival yang kebetulan sedang di rayakan hari ini, Lotilucia mengajak Demian pergi ke restoran yang katanya paling terkenal di daerah sana.

"Tolong dua sup iga dan dua gelas birnya!" seru Lotilucia bersemangat setelah duduk di meja bersama dengan Demian.

"Baik, akan kami siapkan!"

Tak lama kemudian, pesanan milik Lotilucia pun datang. Air liurnya serasa mengalir dengan deras saat melihat iga yang menggugah selera, sementara Demian hanya tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya.

"Selamat makan!"

Demian makan dengan tenang dan memakai metode etika yang selalu di gunakannya di dalam istana, tapi tidak dengan Lotilucia. Keluarga Frodium memang terkenal dengan kekayaan juga pengaruhnya yang besar terhadap kerajaan, tapi salah satu dari keluarga Frodium sepertinya tidak terlalu memperdulikan tentang itu, ia hanya ingin hidup bebas.

What's Demian Say? | WengaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang