What's Demian Say? It's Chapter Eight

80 7 3
                                    

Suasana hati Lotilucia sangat suram saat ini, semua karena kejadian di restoran tadi. Demian sudah mengajaknya untuk kembali ke Istana, tapi Lotilucia masih ingin berada di kota.

"Dari pada kau memasang wajah seperti ini dan membuat beberapa orang takut, lebih baik kita kembali saja," pinta Demian yang kini sudah berjalan di samping Lotilucia.

Mereka hanya berjalan kaki sepanjang kota tanpa membeli apapun, jalanan yang terbuat dari batu mengkilap menghasilkan suara tekutkan dari sepatu Lotilucia.

Langkahnya terhenti karena melihat seorang anak laki-laki yang sedang duduk bersandar di tembok salah satu rumah pinggir jalan.

Di lihat dari wajah dan tubuhnya, sepertinya anak laki-laki ini usianya mungkin terpaut cukup jauh dengan Lotilucia.

Lotilucia berlari kecil dan menghampiri bocah itu. "Hai, Dik. Siapa namamu?" tanya Lotilucia dengan lembut, ia tersenyum dengan sangat tulus sambil mengulurkan tangan kanannya pada bocah itu sambil berjongkok.

Bocah itu terlihat kebingungan, ia ingin menjabat tangan Lotilucia namun dirinya sangat kotor.

Grep!

"Namaku Lotilucia Frodium," sambung Lotilucia yang langsung menjabat tangan bocah itu.

"N-namaku Alex," cuitnya sangat pelan.

Lotilucia mengedarkan pandangannya. "Dimana keluargamu?"

Alex menggelengkan kepalanya dan berkata. "Orang tuaku tidak disini," jawabnya sambil menatas Lotilucia dan Demian bergantian.

"Tidak disini? Dari mana asalmu?" tanya Demian dengan wajah yang datar.

"Aku datang dari Wilayah selatan, Kerajaan Elfendor."

Demian dan Lotilucia saling menatap ketika mendengar kata Kerajaan Elfendor. "Mungkinkah.."

"Apa kau di jual?" tanya Demian sekali lagi yang masih berdiri di belakang Lotilucia.

Bocah itu mengangguk sambil memainkan pakaiannya yang sudah lusuh dan compang camping. "Apa kau lapar?" Lotilucia mengusap rambut Alex.

"Lotilucia, jangan menyentuh orang sembarangan. Kau tidak kau dia memiliki penyakit atau tidak," keluh Demian sambil mengerutkan alisnya.

"Bodoh, menurutmu apa dia masih kuat bertahan hidup sampai sekarang kalau memiliki penyakit?" sinis Lotilucia sambil memukul kaki Demian.

Lotilucia menarik tangan Alex dan membalikkan telapak tangannya, ia melihat tangan Alex cukup kasar dan kapalan.

Seorang budak tak mungkin memiliki tangan yang kapalan, kan? Kalau pun ada, Lotilucia tau mana telapak tangan yang kapalan biasa dengan seseorang yang sering berlatih pedang.

"Apa kau mau pergi ke kediamanku? Akan ku berikan makanan apapun yang kau inginkan," bujuknya agar Alex mau pergi bersamanya.

"Lottie?!"

Lotilucia mengerutkan alisnya dan menatap Demian keheranan, sejak kapan dia memanggilnya seperti Joshua?

"E-ekhm, maksudku Lotilucia. Kau tidak bisa membawa orang sembarangan, bagaimana kalau dia adalah mata-mata dari Kerajaan Elfendor?" protes Demian. "Kau! Katakan yang sebenarnya, kau mata-mata kan?" Demian menunjuk-nunjuk Alex.

Alex menatap Demian tak suka. "Menurutmu untuk apa aku berdiam diri disini jika aku adalah mata-mata?"

Demian terdiam. "Tapi sama-saja! Meski dia bukan mata-mata Elfendor, kau tidak bisa membawa pria asing kedalam rumahmu!"

Lotilucia berdiri lalu menghadap Demian. "Ada apa denganmu? Kenapa terus melarangmu? Aku memiliki hak untuk itu, jadi kenapa tidak boleh?" cerocoh Lotilucia sambil terus menunjuk-nunjuk Demian sampai ia sedikit terdorong kebelakang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

What's Demian Say? | WengaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang