Sesampainya mereka di kota, terdapat banyak sekali toko yang berjejeran. Berbagai toko yang menjual makanan, pakaian, sayur mayur dan pernak pernik, juga restoran yang banyak di kunjungi orang.
Demian dan Lotilucia memberhentikan kereta kuda cukup jauh dari lokasi tersebut dan memilih tempat yang tak banyak di lalui orang.
Meski berpakaian yang tidak terlalu mencolok seperti biasanya, beberapa penduduk di sana masih bisa mengenali sosok Lotilucia karena parasnya.
Selain itu juga meski jarang keluar Istana, beberapa penduduk juga bisa mengenali Demian karna pernah melihatnya sekali saat dulu ia masih kecil dan di ajak Permaisuri berjalan-jalan di kota.
Dahulu saat Demian masih kecil, ia banyak mendapat pujian karna memiliki fisik yang kuat dan sangat rupawan. Namun semenjak semakin dewasa, kutukan itu mulai menyebar pada dirinya dan di pandang sebelah mata oleh beberapa bawahan dan rakyatnya.
Demian melamun sebentar karena mengingat beberapa kejadian yang tak mengenakkan hatinya, itu terjadi saat Demian di ajak pergi ke sebuah tempat makan oleh Yohaness dan Kayden. Ia sengaja berpakaian sederhana karena tak ingin terlihat mencolok, namun..
"Pstt, bukankah itu putra mahkota?"
"Ternyata benar kalau dia terkena kutukan."
"Pelankan bicaramu, putra mahkota mungkin bisa mendengarmu."
"Aku dengar umur putra mahkota tak akan lama lagi."
"Kalau dia tiada, siapa yang akan meneruskan tahta Raja Blair?"
"Akan lebih baik kalau Raja Blair menikah lagi, tapi sayang dia masih menjaga kesetiaannya pada Permaisuri Liona yang telah tiada."
"Liona!"
"Huuu! Putra mahkota pembawa sial!"
"Putra mahkota matilah saja kau!"
"Pembunuh Permaisuri Liona, enyah kau!"
"Demian lari!"
"Cepat sembunyi, Tuan Demian!"
"Demian!"
"Demian!"
"Demian! Sadarlah!"
"Hahh.. Hahh.. Hahh.." nafasnya berderu dengan sangat cepat, untuk beberapa saat yang lalu ia hampir saja pingsan. Beruntung ada Lotilucia yang segera menyadarkannya.
Lotilucia menangkup wajah Demian yang terlihat pucat. "Apa kau tidak apa?" tanyanya cemas.
Demian memegangi tangan Lotilucia yang berada di pipinya, ia mengangguk pelan dan sesekali melihat ke arah mata gadis tersebut. "Rasanya hangat, sangat nyaman. Aku merasa seperti sentuhan Ibunda yang menenangkanku saat menangis dulu."
Setelah berbincang, Lotilucia menggandeng tangan Demian lalu mengajaknya untuk memasuki area dalam kota.
"Baiklah, karena aku sering kemari maka aku yang akan menjadi pemandumu!" Demian sedikit merasa lega karna ada gadis ini di sampingnya.
Mereka menuju pasar dimana banyak toko yang menjual makanan, pakaian dan segala macamnya. Namun yang menarik perhatian Lotilucia adalah toko yang menjual pernak pernik benda yang di dapat dari luar kerajaan.
"Demian, lihat!" serunya sambil menunjuk liontin berbandul batu kristal berwarna biru menyala.
Demian pun mendekati toko itu dan mengambil liontin itu, ia terus memandangi bandul kristal yang sangat indah. "Permata ini terlihat seiras dengan bola matamu," serunya sambil mensejajarkan bandul kristal dengan mata Lotilucia. "Akan ku ambil ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Demian Say? | Wenga
FanfictionTittle : What's Demian Say? Cast : Wenga x Bangvelt Genre : Fantasi Kerajaan, Romance Sinopsis : Apa jadinya jika putri seorang Duke tertinggi di Kerajaan Iberia di minta untuk perjodohan dengan Putra Mahkota dari Raja Blair yang memiliki kutukan? ...