Sementara itu di rumah sakit, Diana melihat Julieta mendekat. "Baiklah, cucuku Diana Becker. Tolong kau mundur" kata Julieta. "Tetapi, omaku tersayang. Apakah yang mereka lakukan?" tanya Diana sambil terkejut. "Tenanglah, Diana Becker. Mereka akan mengurus daddy" kata Julieta sambil berbisik. "Tetapi, omaku tersayang. Dimana mereka akan menempatkan daddy?" tanya Diana sambil terbelalak. "Entahlah, cucuku Diana Becker. Aku tidak tahu" jawab Julieta. Seketika itu juga, mereka keluar.
Sementara itu di sebelah Daniel, Daniela merasa sangat terkejut. "Baiklah, cucuku Diana Becker. Tolong kau mundur" kata Julieta. "Tetapi, omaku tersayang. Apakah yang mereka lakukan?" tanya Diana sambil terkejut. "Tenanglah, Diana Becker. Mereka akan mengurus daddy" kata Julieta sambil berbisik. "Tetapi, omaku tersayang. Dimana mereka akan menempatkan daddy?" tanya Diana sambil terbelalak. "Entahlah, cucuku Diana Becker. Aku tidak tahu" jawab Julieta. Seketika itu juga, Daniela ikut.
Pada keesokan pagi harinya, Carlos masih tertidur pulas. "Bangun, Carlos. Sekarang sudah pagi" kata Johannah sambil tersenyum dengan lebarnya. "Jangan, Johannah. Biarkan aku tidur sebentar lagi" kata Carlos sambil menolak sangat halus. "Bangunlah, Carlos. Aku membawa sebuah berita penting" kata Johannah sambil mencium dengan sangat mesra. "Baiklah, Johannah. Aku akan mendengarnya" kata Carlos sambil duduk di ranjangnya. "Tenang, Carlos. Aku membawa berita tentang pekerjaan" kata Johannah sambil tersenyum. "Baiklah, Johannah. Tolong bacakan berita tersebut kepadaku" kata Carlos sambil mulai sarapan paginya santai. Tidak lama kemudian, Carlos tersedak karena Johannah.
Sementara itu di sebuah kamar, Carlos masih tertidur pulas. "Bangun, Carlos. Sekarang sudah pagi" kata Constanza sambil tersenyum dengan lebarnya. "Jangan, Constanza. Biarkan aku tidur sebentar lagi" kata Carlos sambil menolak sangat halus. "Bangunlah, Carlos. Aku membawa sebuah berita penting" kata Constanza sambil mencium dengan sangat mesra. "Baiklah, Constanza. Aku akan mendengarnya" kata Carlos sambil duduk di ranjangnya. "Tenang, Carlos. Aku membawa berita tentang pekerjaan" kata Constanza sambil tersenyum. "Baiklah, Constanza. Tolong bacakan berita tersebut kepadaku" kata Carlos sambil mulai sarapan paginya santai. Tidak lama kemudian, Carlos tersedak karena Constanza.
Sementara itu di kamar lainnya, Daniel masih tertidur pulas. "Bangun, Daniel. Sekarang sudah pagi" kata Michelle sambil tersenyum dengan lebarnya. "Jangan, Michelle. Biarkan aku tidur sebentar lagi" kata Daniel sambil menolak sangat halus. "Bangunlah, Daniel. Aku membawa sebuah berita penting" kata Michelle sambil mencium dengan sangat mesra. "Baiklah, Michelle. Aku akan mendengarnya" kata Daniel sambil duduk di ranjangnya. "Tenang, Daniel. Aku membawa berita tentang pekerjaan" kata Michelle sambil tersenyum. "Baiklah, Michelle. Tolong bacakan berita tersebut kepadaku" kata Daniel sambil mulai sarapan paginya santai. Tidak lama kemudian, Daniel tersedak karena berita Michelle.
Sementara itu di kamar lainnya, Diego masih tertidur pulas. "Bangunlah, Diego. Sekarang sudah pagi" kata Veronica sambil tersenyum dengan lebarnya. "Jangan, Veronica. Biarkan aku tidur sebentar lagi" kata Diego sambil menolak sangat halus. "Bangunlah, Diego. Aku membawa sebuah berita penting" kata Veronica sambil mencium dengan sangat mesra. "Baiklah, Veronica. Aku akan mendengarnya" kata Diego sambil duduk di ranjangnya. "Tenang, Diego. Aku membawa berita tentang pekerjaan" kata Veronica sambil tersenyum. "Baiklah, Veronica. Tolong bacakan berita tersebut kepadaku" kata Diego sambil mulai sarapan paginya santai. Tidak lama kemudian, Diego tersedak karena berita Veronica.
Sementara itu di kamar lainnya, Damian masih tertidur pulas. "Bangunlah, Damian. Sekarang sudah pagi" kata Caroline sambil tersenyum dengan lebarnya. "Jangan, Caroline. Biarkan aku tidur sebentar lagi" kata Damian sambil menolak sangat halus. "Bangunlah, Damian. Aku membawa sebuah berita penting" kata Caroline sambil mencium dengan sangat mesra. "Baiklah, Caroline. Aku akan mendengarnya" kata Damian sambil duduk di ranjangnya. "Tenanglah, Damian. Aku membawa berita tentang pekerjaan" kata Caroline sambil tersenyum dengan lebar. "Baiklah, Caroline. Tolong bacakan berita tersebut kepadaku" kata Damian sambil mulai sarapan paginya santai. Tidak lama kemudian, Damian tersedak karena berita Caroline.
Sementara itu di rumah sakit, Diana melihat Julieta mendekat. "Baiklah, cucuku Diana Becker. Tolong kau mundur" kata Julieta. "Tetapi, omaku tersayang. Apakah yang mereka lakukan?" tanya Diana sambil terkejut. "Tenanglah, Diana Becker. Mereka akan mengurus daddy" kata Julieta sambil berbisik. "Tetapi, omaku tersayang. Dimana mereka akan menempatkan daddy?" tanya Diana sambil terbelalak. "Entahlah, cucuku Diana Becker. Aku tidak tahu" jawab Julieta. Seketika itu juga, mereka keluar.
Sementara itu di sebelah Daniel, Daniela merasa sangat terkejut. "Baiklah, cucuku Diana Becker. Tolong kau mundur" kata Julieta. "Tetapi, omaku tersayang. Apakah yang mereka lakukan?" tanya Diana sambil terkejut. "Tenanglah, Diana Becker. Mereka akan mengurus daddy" kata Julieta sambil berbisik. "Tetapi, omaku tersayang. Dimana mereka akan menempatkan daddy?" tanya Diana sambil terbelalak. "Entahlah, cucuku Diana Becker. Aku tidak tahu" jawab Julieta. Seketika itu juga, Daniela ikut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Daddy
FanfictionSebuah cerita imajinasi bertema fanfiction. Penuh gairah dan hawa nafsu yang membara