Ready To Love [End]

Keluh Kesah Nathan

Hari ini kelas 12 Mipa 3 di rubah menjadi tempat konser kecil dadakan oleh Pak Reza, sengaja pengen ngeliat anak didiknya menampilkan bakat menyanyinya.

Prok!

Prok!

Tepuk tangan menggema saat penampilan Raka dan Adena selesai dengan lancar.

Pak Reza bangga banget, soalnya Raka kalau mode serius tuh emang cakep banget.

Suaranya yang berat beradu dengan suara lembut khas Adena bikin Pak Reza terlena saking enaknya.

“Bagus baguss. Nah gini dong Ka, kan kamu keliatan cakepnya!” Celetuk Pak Reza.

“Bapak nih niatnya mau muji atau hina saya?” tanya Raka sebal.

“Dua dua-nya lebih tepatnya. Dah sana kembali ke tempat duduk,”

“Nah pasangan yang selanjutnya adalah Nathan dan Serena, ayok kalian maju.”

Nathan maju terlebih dahulu seraya membawa gitar, dibelakangnya terdapat Serena yang memasang wajah super ceria.

“Hallo semuanya, perkenalkan say—“

“Kita udah kenal Ren, gak usah basa basi langsung nyanyi aja. Cepet!” Adena dengan baiknya memotong ucapan Serena menyebabkan muka Serena cemberut lucu.

“Ck, oke abaikan saja suara setan itu ya man-teman..” Serena tersenyum manis mengabaikan tatapan julid Adena.

“Jadi kita mau bawain lagu yang berjudul ‘Dekat di Hati’. Yak langsung saja kita nikmati~”

Jreng..

Petikan gitar yang dibawa oleh Nathan menandakan mereka akan mulai bernyanyi.

Meski kau kini jauh disana~

Kita memandang langit yang sama~

Jauh dimata namun kau dekat di hati~

Jarak dan waktu takkan berarti~

Suara Serena yang merdu mengalun indah di telinga anak kelas, bahkan Pak Reza memejamkan mata menghayati lagu yang dibawakan oleh Serena dan Nathan.

Karena kau akan selalu di hati~

Bagai detak jantung yang kubawa kemanapun pergi~

Kali ini gantian Nathan yang bernyanyi, suaranya yang memang berat terdengar sangat pas jika beradu dengan suara merdu Serena.

Meski kini kau jauh disana~

Kita memandang langit yang sama~

Jauh dimata namun dekat di hati~

Netra bulat Nathan bertubrukan dengan mata kucing milik Serena, kemudian Serena melempar senyum lebar dan dibalas senyum pula oleh Nathan meskipun tipis.

Ingatan Nathan mundur memikirkan momen bersamanya dengan Serena, si peringkat satu yang berhasil membuat Nathan lupa akan covernya yang dingin.