✿Penarik Perhatian Nicholas/Jo

90 7 14
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Code Lyoko au.

_

Sepanjang koridor menuju kelas Biologi, gerutuan milik Stern terus terdengar. Sesekali si laki-laki maniak ungu di sebelahnya akan ikut menimpali, atau lebih tepatnya menyuruh si Stern untuk diam.

"Kamu kan bisa mengatakannya langsung, daripada berbelit-belit." Jo menengok ke arah Harua yang terlihat santai seolah perkara kali ini tidak rumit. Padahal kepalanya sudah nyaris meledak gara-gara memikirkannya.

Ekspresi wajahnya sudah terlihat buruk, membuat cahaya matahari enggan mengenainya. Matanya memandang setiap orang dengan sinis, seolah-olah memberitahu bahwa hari ini ia sedang tidak ingin berbicara dengan siapapun.

Harua menggosok bagian bawah hidungnya, pertanda buruk. Kepalanya menengok ke sana kemari, mencari dimana hal buruk itu berada.

"TEGANYA KAU!" Kemunculan putri semata wayang Delmas dengan tangan yang dilipat di dada dan wajah yang menatap tajam Jo telah menjadi pertanda buruk untuk Harua.

Dirinya menyingkir perlahan, mencari keberadaan Taki ataupun Maki yang kemungkinan telah berada di kelas Biologi lebih awal.

"Apa? Aku nggak punya waktu untuk hal nggak berguna, jadi menyingkirlah selagi aku masih bersabar."

Aha, bukan Jiwoo namanya jika ia lekas menyingkir dari hadapan Jo hanya karena laki-laki itu menatapnya tajam dengan wajah masam yang menyertai. Perlu diingat, itu pemandangan sehari-hari yang selalu ia dapatkan ketika mendekati si laki-laki. Singkatnya, Jiwoo sudah terbiasa.

"Kamu gunain ikat rambutku sebagai bahan untuk kelas fisika. Begitu?"

Oh, kejadian itu. Sebenarnya telah lewat satu Minggu, Jo kira Jiwoo akan melupakannya karena dipikir-pikir perempuan ini pasti memiliki ikat rambut yang serupa dengan jumlah banyak. Mana tahu yang di ambilnya adalah salah satu dari koleksi musim panas brand terkenal, harganya bisa setara sewa kamar sampai lulus.

"Oo ... soal itu, aku minta maaf." Wajahnya total memerah, kontras dengan ekspresi sebelumnya. Jiwoo di hadapannya masih bersidekap dada, memasang tampang garang lengkap dengan mata tajam yang siap membelah Jo jikalau laki-laki itu memiliki niat untuk menghindar.

Playlist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang