Gurauan jenaka dari ruang drama terdengar gaduh, mengakhiri sesi pertemuan sebelum drama akhir semester diadakan.
Myung Jaehyun selaku ketua klub terpingkal-pingkal di antara lingkaran anggota, tangannya memukul Euijoo yang duduk di sebelah dengan wajah pasrah.
"Ekhem. Sampai jumpa besok. Semangat latihannya." Sullyoun si wakil ketua langsung menutup latihan sore, melihat tidak ada tanda-tanda dari Jaehyun untuk berhenti tertawa setelah mendengarkan lelucon lawas dari Leehan. Padahal tidak ada yang lucu, memang selera humornya saja yang sudah jatuh terlalu dalam.
Tawa Jaehyun masih terdengar meski sayup-sayup, diikuti oleh erangan kesal dari Leehan dan Taesan yang hadir sore itu.
Takayama Riki mengembuskan napas panjang, sedikit frustrasi dengan peran kali ini. Lawan mainnya adalah Senior Jaehee dari kelas dua, yang cantiknya bukan main. Taki tidak mau jika first impression yang akan dia dapatkan menjadi buruk.
Selama ini Taki belum pernah berbicara secara langsung dengan seniornya yang satu itu, meskipun berada dalam klub yang sama, Jaehee jarang hadir kecuali untuk pertunjukan secara langsung ataupun untuk membimbing adik tingkat.
Begitupun hari ini, dimana pembagian karakter yang akan mereka perankan di drama akhir semester, Jaehee tidak terlihat dimanapun. Taki butuh bimbingan, terlebih mereka berdua akan beradu peran di panggung nanti.
"Sangat masam. Apa ada masalah?" Kei, senior mereka yang sekarang berada di universitas tiba-tiba datang dengan Fuma di belakangnya.
Barangkali Taki bisa meminta bantuan Kei kali ini, terlebih senior Jaehyun pernah menunjukkan foto-foto anggota klub teater dari tahun ke tahun.
"Sedikit." Taki menunjukkan buku naskah miliknya "Aku dapat peran pangeran katak, dan rekan ku senior Jaehee."
Sebelah alis Kei terangkat, "Lee Jaehee? Aku nggak tahu kamu bakal seberuntung itu buat satu panggung sama dia." Godanya yang membuat Taki makin frustrasi.
"Makanya aku pusing. Senior Jaehee itu berbakat banget, dan kelihatannya bakal susah buat nyamain ekspresi dan pendalaman karakter kalau nggak latihan bareng." Rambutnya di usap kasar "Arghhh, tapi dia sibuk banget."
Suara tawa Fuma terdengar menggema di koridor yang sepi, eksistensinya nyaris terlupa sebab sejak tadi hanya terpaku pada benda pipih di tangannya. "Latihan saja bareng Kei, dia terkenal di angkatan sebagai pangeran tersakiti."
Taki pernah membaca beberapa naskah angkatan lama yang tersusun di dalam rak, salah satunya dari angkatan milik Kei. Sebuah cerita modifikasi dari Jack Frost yang mengusung tema kerajaan, Taki sudah melihat akhir ceritanya. Cukup mellow memang, terlebih bagian akhir diberikan sentuhan tidak terduga yang membuat para penonton menebak bagaimana akhir yang sebenarnya.
"Temui aku di rumah besok. Aku bakal bantu supaya kamu nggak canggung sama Jaehee."
***
Lee Jaehee itu, bisa diibaratkan dalam satu kata adalah Charming. Entahlah, hanya saja menurut Taki itu sesuai.Menawan, bahkan ketika rambutnya berantakan saat angin meniupnya. Senyumnya juga menawan, apalagi saat giginya terlihat ketika senyum.
Juga sejujurnya Taki naksir dengan seniornya yang satu itu, ada banyak coretan yang menunjukkan kalau itu Jaehee di buku sketsa miliknya. Taki suka menggambar manga, dan kebetulan Jaehee yang menjadi model untuk coretan pertama di buku sketsa yang ia beli dari hasil menyisihkan uang saku.
Pikirannya kembali terjebak dengan pesona si perempuan ketika tangannya menggores ujung pensil mekanik pada alas kertas di bawahnya, mengabaikan Kei yang fokus pada ekspresi untuk mendalami peran yang akan ia mainkan untuk membantu si anak tetangga.
"Jaehee lagi?"
"OC."
"Ayo, aku takut suaramu gemetar kalau berdiri hadap hadapan sama Jaehee."
Buku naskah yang sebelumnya tergeletak di lantai diraih, meninggalkan jejak kemerahan pada ujung kertas akibat noda soda yang tumpah sebelumnya.
"Coba kamu pasang wajah tersenyum lembut, terus bilang 'Putri, aku akan mengabulkan satu permintaan mu'".
Taki menurut, meskipun sudah dicoba sebaik mungkin, wajah Kei yang mengulum senyum membuatnya menjadi tidak bersemangat seperti di awal.
"Apa keterangannya kurang jelas ya? Coba bagian ini."
Dengan wajah masam, Taki mencoba mendalami kembali peran untuk adegan yang lain. "Di dunia yang lain, aku akan menemukan mu terlebih dahulu."
"Coba kamu pasang muka bahagia, tapi kesan sedih mu jangan ditahan." Kei menggulung lembaran naskah untuk dipukulkan ke atas kepala milik Taki, "Kamu harus latihan lebih banyak di bagian ekspresi. Aku heran kenapa mereka menyerahkan karakter sepenting ini ke pemula."
Meskipun kesal, tapi itu benar kok. Alasan Jaehyun kemarin katanya untuk melatih anak kelas satu. Tapi masalahnya hanya Taki yang mendapatkan peran dengan dialog dan mimik wajah yang paling banyak. Harua dan Kyungmin yang satu tingkat dengannya bahkan hanya menjadi penjaga dan tukang bunga.
"Yang bagian akhir bagus. Coba kamu peragakan, kita tukar peran."
Peran yang Kei mainkan sebelumnya adalah milik Jaehee, putri kerajaan yang kehilangan kincir di dekat sumur tua. "Oke."
"Coba yang bagian akhir."
"Dunia harus tahu kalau aku menyukaimu."
Kei tersenyum hambar, wajar saja menurutnya. Taki nggak ada pengalaman dalam bidang akting. Sepanjang masa sekolah dasar ia habiskan bermain bersama anak-anak sebayanya di kuil desa yang berada di hutan untuk mencari roh hutan. Semasa sekolah menengah pertama dihabiskan untuk menjadi cowok halu gara-gara menonton anime terlalu banyak. Kei punya beberapa rekaman saat mereka beraksi layaknya Goku.
"Kamu baca dulu gapapa, nanti aku bantu benerin beberapa, masih ada banyak waktu."
Dengan malas Taki berbaring di sofa panjang, membaca satu persatu dialog miliknya dengan nada monoton yang mana sesekali akan Kei tanggapi atau ia berikan komentar.
"Punya senior Jaehee lebih mudah dimengerti."
"Bagian mana?"
"Akhir. Rasanya aku mau tukar peran sungguhan."
"Tukar aja buat hari ini."
"Nggak adil banget."
Pukulan naskah drama kembali mendarat di kepala Taki, mengehentikan dirinya yang berguling ke sana kemari hingga tidak sengaja menendang Kei yang sedang duduk. "Aku suka kamu."
"Hah?" Kebingungan Taki langsung berhenti begitu sadar itu bagian naskah miliknya di akhir. "Ohh iya-iya, kalau begitu bilang sama dunia kalau kamu suka aku."
Kepalanya yang tergeletak apik di bantalan sofa langsung ditarik begitu saja oleh Kei yang duduk di lantai, "Aku menyukaimu."
"Aduh bajingan, kenapa malah bisik-bisik. Harusnya kan aku teriak ke arah langit yang ibarat dunia."
"Kenapa harus, bagiku sendiri kamu duniaku."
Taki tahu maksud Kei adalah improvisasi, tapi ini melenceng. "Udah ah. Cukup, peran ini punya senior Jaehee. Bukan kakak."
___
Halooo ( •ω•ฅ)✿Haha, udah lama banget ya aku nggak update. Rasanya canggung banget karena lama nggak ngetik. Semoga masih ada rasa ya di tulisannya. ( •̯́ ₃ •̯̀)
Oh ya, kemarin aku baca-baca katanya Wattpad nggak bisa kirim DM ya?
Sayang banget ૮₍˶Ó﹏Ò ⑅₎აNgomong-ngomong kalian punya ide untuk cerita selanjutnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Playlist
RandomAnother compilation of short stories. Random genre. Start: 27/04/2023 End: Ditulis oleh Arslunar